ucapan-hari-raya-idul-fitri-lucu

Selamat Idul Fitri 1439 H

Satu tahun banyak kata yang telah di ucapkan yang semuanya tak menyejukkan, Dalam setahun begitu banyak prilaku yang khilaf dan salah, Dalam setahun begitu banyak keluhan , permusuhan, penipuan dan kesombongan, Demi Menyambut hari yang suci dan penuh ampunan, kami keluarga Besar UPT. Perpustakaan Unhan mengucapkan mohon maaf lahir dan batin 1439 H

free-cargo-literacy

FREE CARGO LITERACY

Minat baca rakyat Indonesia sebenarnya tinggi, sama tingginya dengan bangsa lain, termasuk yang sudah maju yang nenek moyangnya tak sanggup menyusun epos besar dan membangun kompleks candi megah. Tapi minat baca tinggi ini dibikin rendah oleh akses yang buruk, oleh jumlah dan mutu bacaan yang tidak memadai. Free Cargo Literacy (FCL) atau Pustaka Bebas Bea (PBB) digagas untuk memecahkan secara relatif menyeluruh problem akses, agar semua warga bisa berperan dan mengambil manfaat dalam gerakan penyebaran ilmu. Agar setiap orang yang memenuhi syarat dapat mengirim dan menerima paket buku di mana pun di Tanahair. Pengiriman buku gratis FCL diputuskan oleh Presiden Joko Widodo dan dilaksanakan oleh PT Pos Indonesia (Persero) setiap bulan pada tanggal 17, yakni tanggal Proklamasi dan Hari Buku Nasional. Untuk mencegah penyalahgunaan, data pengirim atau penerima, harus tercantum di pangkalan data PT Pos Indonesia. Begitu terdaftar, setiap pengirim boleh mengirim paket ke sebanyak mungkin alamat yang berbeda, dan setiap penerima boleh mendapat kiriman dari sebanyak mungkin pengirim yang berbeda. Mari bergabung dalam gerakan yang membuat berton-ton buku mengambang menentang gravitasi, menggelintar di langit 10.000 meter dari permukaan laut, dan tiba di tangan para relawan di berbagai penjuru untuk kemudian disebar ke tengah masyarakat di seluruh Tanahair. Pengiriman gratis untuk Januari jatuh di tanggal 17, hari Rabu. Syarat hanya 2: ● Berat paket maksimal 10 kg ● Mencantumkan kata pengenal BERGERAK

Catatan untuk pendaftaran:

1. Daftar simpul PBI ini akan diperbaharui setiap bulan sesuai perkembangan.

2. Daftar anggota PBI dan FTBM bisa dilihat di sini

3. Untuk pendaftaran anggota FTBM buka laman: donasibuku.kemdikbud.go.id. Jika tidak berhasil register, kirim email ke : donasibuku@kemdikbud.go.id. Format data: (nama TBM, alamat lengkap; nama jalan, nomor rumah, RT/RW , kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nama kontak, nomor Tlp/HP dan alamat email).

4. Buat rekan yang belum terdaftar, bisa titip kirim ke alamat simpul yang sudah terdaftar, dengan syarat mengontak dan meminta ijin terlebih dahulu ke penanggung jawab alamat simpul. Kawan-kawan relawan tentu akan siap bantu menampung dan menyalurkan kiriman, asalkan disampaikan dengan baik. Agar tak ada salah paham.

5. Para pengumpul dan penyumbang buku adalah bagian sangat penting dalam gerakan ini. Sepatutnyalah kita yang menerima paket berusaha melaporkan dengan baik buku-buku tersebut, menunjukkan dengan posting atau laporan bahwa buku-buku itu telah tiba dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

6. Sangat dianjurkan agar buku-buku yang diterima, disebar juga sebagian untuk membantu membangun simpulsimpul pustaka di daerah masing-masing. Semakin banyak pustaka yang tumbuh, semakin baik buat negeri kita.

Info lebih lanjut bisa klik disini

kejayaan-islam

Saat Kejayaan Islam, Umat Islam Sinari Eropa dari Perpustakaan dan Buku

Jika anda sudah pernah menonton film pendek berjudul “1001 Inventions and The Library of Secrets”, karya Sutradara Alan Deakins, anda akan faham banget bahwa banyak sains di jaman kejayaan islam yang terkesan “dihilangkan/disembunyikan”.

Walau film tersebut hanya dibuat singkat sekitar 13 menit, tapi film yang diluncurkan 2010 yang lalu mampu membuka ingatan dan sejarah kita bahwa Islam pernah jaya dari jazirah Arab, Eropa, Afrika, Asia, hingga ke Rusia.

Dan sejarah mencatat, kejayaan tersebut tidak didapat dengan cara aksi teror, sibuk berdebat, sibuk mencela, dan perbuatan buruk sejenis lainnya, melainkan Islam berjaya karena umat Islam saat itu RAJIN MEMBACA, rajin menulis buku, dan rajin membangun perpustakaan, serta menunjukan Islam yang Rahmat untuk semua.

Bagaimana dengan Islam hari ini?

Dari perpustakaan dan buku-buku yang ditulis oleh ilmuwan muslim saat itulah, Islam mampu menembus berbagai pelosok benua di muka bumi ini.

Kami juga sepakat dengan apa yang ditulis oleh republika.co.id yang membuat tulisan berjudul “Dari Buku, Umat Islam Menyinari Eropa”.

Menurut kami judul tersebut tidak berlebihan karena sudah sesuai dengan fakta sejarah yang ada.

Untuk anda yang belum membaca tulisan tersebut, berikut tulisan singkatnya,

Peradaban Barat modern justru sepantasnya berterima kasih terhadap upaya- upaya umat Islam yang menyinari Eropa dengan kecintaan terhadap buku. Definisi buku itu sendiri menjadi terfiksasi sejak orang-orang Arab berhasil mengembangkan penemuan penting dari bangsa Cina:teknik membuat kertas.

Pabrik kertas pertama di negeri Muslim ada di Baghdad pada 800. Sejak saat itu, wujud naskah tidak lagi berupa lembaran-lembaran daun, tulang, atau benda apa pun yang diragukan keawe tannya bila disimpan lama di rak-rak. Efeknya, jumlah perpustakaan tumbuh subur di seantero kerajaan-kerajaan Islam.

Sebagai contoh, koleksi Baytul Hikmah di Baghdad saja membeludak menjadi satu juta buku pada 815. Berpuluh tahun kemudian, pada 891 seorang sejarawan mencatat ada lebih dari 100 perpustakaan umum hanya di Baghdad.Kota kecil semacam Najaf punya rumah baca dengan koleksi 40 ribu buku.

Pada abad ke-10, Sultan al-Hakim dari Kordoba, Andalusia, punya koleksi pribadi sebanyak 400 ribu buku. Astronom Muslim asal Persia, Nashruddin al- Tusi (lahir 1201) punya 400 ribu buku.Sultan al-Aziz dari Dinasti Fatimiyyah punya 1,6 juta buku, yang sebanyak 16 ribu dan 18 ribu di antaranya membahas tentang matematika dan filsafat.

Bandingkanlah angka-angka itu dengan kepemilikan buku Charlemagne alias Karel yang Agung, sosok yang dinobatkan sebagai penguasa oleh Paus pada 800.Menurut Garaudy, dia hanya memi liki 900 buku. Kendati begitu, seluruh Eropa menggelarinya sebagai Penguasa yang Pandai.

Semoga saja dari fakta-fakta sejarah tersebut diatas, di bulan ramadhan yang suci ini, dan di tengah kondisi umat islam yang masih rendah minat bacanya, marilah jadikan moment ramadhan ini untuk bangkit dengan dimulai dari meningkatkan aktivitas membaca dan menulis.

Harapanya, semoga umat Islam di penjuru dunia mampu menjadi umat islam yang berpendidikan, berakhlaq mulia, dan menjadi orang-orang yang berperan aktif memberikan manfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dunia. (Sumber : Dunia Perpustakaan)

menggugat-sistem-pendidikan

Menggugat Sistem Pendidikan

Pada tahun 2016 yang lalu, tepatnya tanggal 26 September 2016, muncul sebuah video yang menghebohkan dan menggemparkan dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan dalam video yang dibuat oleh Prince Ea ini berjudul “I JUST SUED THE SCHOOL SYSTEM”, yang intinya pria bernama asli Richard Williams ini ingin Menggugat Sistem Pendidikan.

Saat itu video ini langsung viral dan menimbulkan kontroversi. Saat ini video tersebut sudah ditonton lebih dari 10 juta penonton di YouTube.

Video ini juga kemudian sudah menyebar dan diberikan subtitle berbagai bahasa di penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Dalam tulisan ini kami mencoba untuk menuliskan terjemahan dari isi video tersebut, yang pada bagian bawah juga kami sertakan videonya.

Video ini dibuat seolah-olah di pengadilan dan Prince Ea berperan sebagai seorang penggugat sistem pendidikan, sedangkan tergugat diperankan dari sekolah.

Berikut ini rangkaian proses demi proses pengadilan tersebut,
——————————————————

Albert Einstein pernah mengatakan, bahwa semua orang itu jenius..
tapi jika menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon
maka itu akan membuatnya merasa bodoh seumur hidupnya

Bapak ibu hakim/juri yang terhormat, persidangan hari ini dihadiri perwakilan dari sekolah modern, terima kasih anda bisa hadir.

Tidak hanya mereka yang menyuruh ikan memanjat pohon. Mereka juga mengajar mereka turun dari pohon, lalu berlari sejauh 10 mil.

Jawab saya: “Apakah anda bangga dengan yang anda lakukan itu?”

Mengubah jutaan orang jadi robot?

Apakah bagi anda itu menyenangkan?

Sadarkah anda, sudah berapa banyak anak seperti ikan tadi?
Berenang melawan arus di kelas untuk menjadi yang terbaik, tidak menemukan bakat mereka?
mereka pikir dirinya bodoh, percaya bahwa mereka tidak ada gunanya?

Sudah tiba waktunya dimana tidak ada lagi alasan!

Saya mengajak sekolah untuk berdiri dan menuntut mereka sebagai PEMBUNUH KREATIFITAS, mendorong individualisme, dan sebagai pelaku kejahatan intelektual.

Sekarang sekolah bekerja melebihi tugas dan perannya.

Hakim yang Mulia, itulah akhir dari pengantar saya.

Jika saya boleh menunjukan bukti dari kasus saya, maka saya akan MEMBUKTIKAN.

Hakim: Silahkan…

Bukti I:

Ini adalah telepon masa kini, dan ini telepon 150 tahun yang lalu. Sangat berbeda kan?

Ini Mobil masa kini, dan ini mobil 150 tahun lalu, Sangat berbeda kan?

Nah! ini kelas masa kini, dan seperti ini kelas 150 tahun lalu.

Sangat memalukan!

Ini artinya, selama lebih dari satu abad, TIDAK ADA YANG BERUBAH!
Dan anda mengklaim mempersiapkan siswa untuk masa depan?

Dengan bukti-bukti saya tadi, saya ingin bertanya,

Apakah anda mempersiapkan siswa untuk masa depan, atau masa lalu?

Saya menelusuri latar belakang anda dan menemukan bahwa,

Anda dibuat untuk melatih siswa bisa bekerja di pabrik,inilah alasan kenapa kalian mendudukan siswa dalam barisan teratur, tenang dan diam. Bilang: “Angkat tangan jika bicara”, beri waktu istirahat sejenak untuk makan, dan 8 jam selanjutnya mendikte cara berfikir memaksa mereka berkompetensi dapat nilai A.

Sebuah huruf yang menentukan kualitas produk, mirip dengan penentuan kualitas daging dagangan.
Oh saya faham, dulu berbeda dengan sekarang. Kita semua punya masa lalu.

Saya bukanlah Mahatma Gandhi, tapi saat ini kita tidak butuh robot zombie, dunia telah maju dan kita butuh orang yang mampu berfikir KREATIF, INOVATIF, KRITIS, MANDIRI, dan punya kemampuan untuk saling terhubung.

Setiap ilmuwan menjelaskan pada anda, bahwa tidak ada pemikiran yang sama, dan setiap orang tua dengan 2 anak akan setuju dengan pendapat ini.

Jadi! tolong anda jelaskan, mengapa memperlakukan semua siswa seperti cetakan pemotong kue atau topi ukuran pas, memberi banyolan: “Satu ukuran untuk SEMUA orang”.

Hakim: Jaga bahasamu!

Maaf yang mulia,

Jika seorang dokter membuat resep yang sama untuk semua pasiennya, hasilnya akan MENGENASKAN!
Banyak pasiennya akan bertambah parah.
Dikaitkan dengan sekolah, hal yang sama juga terjadi.
Inilah MALPRAKTEK PENDIDIKAN!

Ketika satu guru berdiri di depan 20 siswa yang masing-masing memiliki kelebihan yang berbeda, kebutuhan berbeda, bakat yang berbeda, cita-cita yang berbeda, dan anda mengajarkan mereka hal yang sama dengan cara yang sama?!

Itu MENGERIKAN!

Bapak Ibu, para terdakwa ini TIDAK BISA DIBIARKAN!

Hal ini bisa jadi tindakan kriminal terburuk yang pernah dilakukan, kecuali anda bisa menyebutkan cara memperlakukan pekerja anda.

Pengacara Terdakwa: Keberatan yang mulia!

Hakim: Keberatan DITOLAK!

Hakim: Silahkan lanjutkan…

Memalukan!

Maksud saya, Pendidik adalah pekerja terpenting di muka bumi tapi mereka DIGAJI RENDAH!
Tidak heran banyak siswa bersikap curang/tidak jujur.

Mari kita jujur, pendidik harus memiliki pendapatan yang sama dengan dokter, karena dokter bisa membedah jantung dan menyelamatkan jiwa anak. Tapi seorang pendidik hebat bisa menyentuh hati setiap anak dan membuatnya benar-benar hidup.

Pendidik adalah guru yang sering disalahkan, tapi sebenarnya bukan mereka. Masalahnya, mereka bekerja dalam sistem tanpa ada pilihan atau hak, kurikulum dibuat oleh pembuat kebijakan.
Kebanyakan dari mereka tidak pernah diajar selama mereka hidup, mereka terobsesi dengan ujian terstandar [Ujian Nasional].

Mereka pikir: Berfikir untuk menjawab pertanyaan “Multiple Choice” akan menjamin kesuksesan.

Ini DILUAR AKAL SEHAT!

Faktanya!

Model ujian ini terlalu sederhana untuk digunakan, dan sebaiknya ditinggalkan.
Tidak usah pedulikan kalimat saya, dengarkan Frederick J. Kelly. Dia yang menciptakan ujian terstandar ini dan saya mengutip dia: “Ujian ini terlalu sederhana digunakan, dan sebaiknya ditinggalkan!”.

Bapak ibu juri/hakim,

Jika kita membiarkan hal ini terus terjadi, hasilnya sangat MEMATIKAN!

Saya sudah tidak percaya pada sistem di sekolah, tapi saya masih punya harapan pada orang-orangnya.

Jika kita bisa memodifikasi layanan kesehatan, mobil, atau halaman facebook, maka tugas kita melakukan hal yang sama pada Pendidikan. Meningkatkanya, melakukan perubahan.

Buang jauh semangat sekolah yang tidak berguna, kecuali kita bekerja untuk mengoptimalkan semangat setiap siswa itu yang seharusnya menjadi pekerjaan kita.

Tidak ada lagi program Common Core. Sebagai gantinya, mari menyentuh setiap hati yang ada di setiap kelas.

Tentu Matematika penting, tapi tidak lebih penting dibanding Seni atau Menari. Berikan kesempatan yang sama bagi setiap bakat pada siswa.

Saya tahu ini terdengar seperti mimpi, tapi negara seperti Finlandia melakukan hal-hal yang luar biasa!

Waktu sekolah mereka lebih singkat, gaji guru tinggi, tidak ada PR. Siswa fokus pada BERKOLABORASI dibanding KOMPETISI.

Tapi hal yang menakjubkan adalah, sistem pendidikan mereka lebih maju dibanding negara lain di dunia.

Negara lain seperti Singapura telah mengalami kemajuan pesat. Sekolah seperti Montessori, program seperti Khan Academy.

Tidak ada solusi tunggal, tapi mari terus bergerak.

Siswa memang hanya 20% dari masyarakat kita, tapi mereka adalah 100% masa depan kita semua!

Jadi! mari kita dengarkan mimpi-mimpi mereka, dan tidak mengajarkan apa yang bisa kita capai.

Inilah dunia yang saya yakini, dunia dimana IKAN tidak lagi DIPAKSA UNTUK MEMANJAT POHON!

I Rest My Case! (sumber : Dunia Perpustakaan)

kunjungan-ke-perpustakaan-australia_1

KUNJUNGAN KERJA DALAM RANGKA KULIAH KERJA LUAR NEGERI (KKLN) KE AUSTRALIA

Australia, 28 April – 4 Mei 2018

Dalam rangka kuliah kerja luar negeri (KKLN) kepala perpustakaan Universitas Pertahanan Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., M.M berkesempatan mengunjungi perpustakaan yang ada di Australia , tepatnya perpustakaan Australian National University.

Dalam kesempatan tersebut Ka UPT Perpustakaan Universitas Pertahanan Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., M.M Berkunjung ke 5 perpustakaan yang berada di Australian National University yang stiap perpustakaan memilik koleksi sesuai subjeknya masing – masing anatara lain : Asia pasifik , Informasi Bisnis, Science , Law dan Arts.

Dari hasil kunjungan tersebut banyak informasi dan ilmu yang di dapat dalam pengembangan di perpustakaan Universitas Pertahanan baik dari sisi gedung perpustakaan , Pengembangan SDM , Koleksi perpustakaan serta perencanaan program kerja perpustakaan dalam meningkatkan kunjungan perpustakaan universitas pertahanan Indonesia.

Kedepannya melalui kunjungan kerja ini perpustakaan unhan bisa mengimplementasikan apa yang di pelajari dan mendapatkan hasil nyata dalam perkembangan teknologi informasi dalam bidang perpustakaan untuk meningkatkan kualitas pustakawan dan perpustakaan menjadi lebih baik lagi sesuai Tri Dharma perguruan tinggi.

Penulis : Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., M.M

Editor : Tim redaksi Perpustakaan Unhan

mou-unila

KUNJUNGAN KERJA DALAM RANGKA PENANDATANGAN NASKAH PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA UPT PERPUSTAKAAN UNHAN DAN UPT PERPUSTAKAAN UNILA

Lampung, 17 – 18 April 2018

Dalam rangka mengembangkan kerja sama kelembagaan serta akreditasi UPT. Perpustakaan pihak UPT Perpustakaan UNHAN telah melaksanakan penandatangan PKS dengan pihak UPT. Perpustakaan UNILA. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari selasa 17 april jam 11.00 di ruang rapat UPT. Perpustakaan UNILA.

Dalam kesempatan tersebut Ka UPT Perpustakaan UNILA Ibu Dr. Eng Mardiana, S.T., M.T menjelaskan bahwa tujuan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan hubungan kelembagaan anatar kedua belah pihak dalam hal keterbukaan penelusuran informasi dan penggunaan koleksi, pengembangan literature dan sumber daya manusia sesuai peraturan yang berlaku di Perpustakaan kedua belah pihak yang diatur dalam naskah Penjanjian Kerjasama (PKS).

Sedangkan menurut Ka UPT Perpustakaan Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., M.M UNHAN, mewakili Rektor unhan menyampaikan bahwa program – program kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak antara lain dalam bentuk peningkatan kualitas pustakawan melalui praktik magang. Pelaksanaan berbagai informasi bahan pustaka cetak dan non cetak.

Dalam kesempatan itu juga disampaikan bahwa naskah PKS ini telah ditandatangani oleh kedua belah pihak dan berlaku untuk masa 2 tahun yang akan dating dan di perbaharui sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

Kedepannya melalui kerjasama yang sudah di tanda tangani bersama dapat menghasilkan komitmen dan hasil nyata dalam perkembangan teknologi informasi dalam bidang Perpustakaan untuk meningkatkan kualitas pustakawan dan Perpustakaan menjadi lebih baik lagi sesuai Tri Dharma perguruan tinggi.

Penulis : Lekol Caj (K) Dra. Rini Agustina, MM

Editor : Tim Redaksi Perpustakaan Unhan

unila

KUNJUNGAN KERJA KAPUSTAKA UNHAN KE PERPUSTAKAAN UNILA LAMPUNG

Tim dari Universitas Pertahanan ( UNHAN ) berkesempatan ikut dalam rombongan kegiatan tersebut dalam langka persiapan akreditasi perpustakaan Unhan , Kepala perpustakaan Universitas Pertahanan, Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., M.M. disambut oleh kepala perpustakaan Unila Ibu murdiana.

Tim delegasi Unhan berkesempatan melihat Perpustakaan UNILA yang sudah mendapatkan akreditasi A, ditunjang dengan SDM yg berkualifikasi Ilmu perpustakaan , serta gedung Perpustakaan yang ideal dan perangkat teknologi informasi terkini , perpustakaan unila mampu mendapatkan akreditasi A Perpusnas.

Dalam kesempatan tersebut pihak perpustakaan Unhan dan pihak Perpustakaan UNILA akan menjalin kerjasama dalam beberapa bidang antara lain , SDM , Koleksi dan pertukaran ilmu dalam perkembangan Perpustakaan di indonesia

Pihak Universitas UNILA pada dasarnya menyambut baik rencana kerja sama Tridharma dengan Unhan dalam Wujud kegiatan Seminar maupun pertemuan lanjutan, Penelitian bersamadi bidang Perpustakaan yang dituangkan kedalam MOU.

Penulis : Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., M.M.

Editor : Tim redaksi Perpustakaan Unhan

budaya-baca-orang-jepang

Budaya Membaca di Kalangan Orang Jepang

Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dan sebagainya disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb).

Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institut penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern.

Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan. Tak heran pemerintah Jepang juga mengambil kebijakan tersendiri guna meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Jepang dengan menciptakan kebijakan publik khusus untuk memotivasi masyarakat Jepang kembali ke sekolah (Kikosushijo) pada tahun 1962.

Keberanian untuk membuat prioritas kebijakan publik pada sektor pendidikan adalah suatu syarat mutlak atau tidak bisa tidak (conditio sine qua non).

Kebijakan ini mendorong pemerintah Jepang dari pusat sampai ke daerah-daerah untuk antara lain menyediakan secara gratis buku-buku bacaan, membeli lahan untuk pembangunan sekolah dengan sistem pendidikan bermutu, tak ketinggalan mengirim guru-guru untuk bersekolah di luar negeri pada berbagai universitas ternama.

Akhirnya Sejarah pun mencatat bahwa keunggulan manusia Jepang, yang ditandai lejitan ke peringkat-peringkat atas persaingan global, dicapai melalui kerja keras. Visi Jepang cerah juga melalui pelembagaan budaya baca.

Budaya ini dibangun lewat kebijakan penyadaran pentingnya membaca. Ia sengaja direncanakan, ditanamkan, ditumbuhkan dan dikembangkan secara serius dan berlanjut. Kesadaran membaca dituntun melalui disiplin tingkat tinggi.

Budaya baca memang menggelora ke seluruh lini kehidupan bermasyarakat Jepang. Ia diterima dan dipertahankan karena meyakinkan secara logis sebagai obor penerang masa depan. Benar-benar mengagumkan bukan?.

Berdasarkan pengamatan Romi Satria Wahono, kini, membaca dan selalu membaca telah menjadi pemandangan umum.

Budaya baca ini terlihat tidak hanya pada jam-jam belajar. Bukan saja ketika berada di sekolah-sekolah atau kampus-kampus. Ia merupakan kebudayaan yang hidup dan menghidupkan ketika sedang berada di bus, kereta api, taman-taman kota, tempat-tempat rekreasi, tidak terkecuali sambil menunggu pesanan makanan di kafe atau restoran.

Toko Buku Ala Jepang

Bila kita ke toko buku, terlihat pada pinggir-pinggir tembok sengaja disediakan meja dan kursi bagi pembaca, demikian ungkap Romi Satria Wahono . Bahkan sering terlihat banyak orang lanjut usia sedang asyik membaca, tak mau kalah, pantang mundur berpandu kaca pembesar huruf.

Hebat pula bahwa pelayan toko buku sama sekali tidak terlihat melarang, kalau ada siswa atau mahasiswa yang sengaja mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah di sana. Tentu saja ada aturannya, membaca dengan tenang dan menjaga kebersihan serta keutuhan bahan bacaan.

Menurut data dari bunkanews (situs khusus tentang media massa berbahasa Jepang), jumlah toko buku di Jepang adalah sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat.

Amerika Serikat adalah dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak daripada Jepang. Karena itu, data ini menunjukkan bahwa toko buku sangat banyak di Jepang, mudah dijangkau, dan berada sangat dekat dengan masyarakat Jepang.

Sebuah kelebihan yang membuat bahagia para konsumen buku dan penerbit tentunya. Juga menunjukkan tingginya apresiasi masyarakat terhadap budaya membaca.

Toko buku yang ada tak melulu toko buku baru. Masih menurut bunkanews, toko buku bekas atau toko buku tua menempati presentase sepertiga jumlah toko buku. Artinya, jumlah toko buku bekas adalah separuh jumlah toko buku baru.

Keberadaan toko buku bekas ini sangat menolong konsumen buku, karena mereka bisa mendapatkan buku yang mereka inginkan dengan harga yang jauh lebih murah dan terjangkau. Bahkan terkadang, kita bisa mendapatkan buku-buku tua yang sangat bernilai namun sudah tak lagi diterbitkan.

Toko-toko buku ini berani untuk buka sampai larut malam, lebih malam dari departemen store maupun supermarket.

Mengapa demikian?

Karena kaki para konsumen buku terus mengalir sampai malam. Banyak di antara mereka yang datang hanya untuk sekedar “tachi yomi” (artinya membaca sambil berdiri di toko buku tanpa membeli) melepas kebosanan di malam hari.

Tachiyomi sekilas tampaknya hanya merusak pemandangan toko. Namun ternyata oplag penjualan berbanding lurus dengan jumlah orang yang tachiyomi. Artinya, ada kencenderungan sehabis tachiyomi orang tergerak untuk membeli bacaan lainnya.

Kecenderungan orang Jepang pada aktivitas membaca dimanfaatkan oleh para penerbit sebagai ajang promosi buku-buku mereka di televisi.

Di salah satu televisi swasta ada acara yang disebut acara “toko buku Sekiguchi”.

Dalam acara ini para artis atau pelawak mempresentasikan referensi suatu buku, sedangkan artis lain yang hadir diminta untuk membeli berdasarkan kesan mereka terhadap presentasi tersebut dari kocek mereka sendiri. Acara ini sangat membantu bagi penggemar buku yang sibuk dan tak sempat berlama-lama di toko buku.

Penonton bisa melihat referensi yang divisualisasikan dalam layar TV dan memesan lewat internet atau telpon jika tertarik untuk membeli. Mirip sebuah “televisi shopping”, namun yang dipromosikan adalah buku.

Ketika kita masuk ke sebuah toko buku, biasanya ada beberapa hal khas yang kita jumpai.

Pertama, biasanya buku-buku bacaan di Jepang, seperti novel, kumpulan essai, ataupun ilmiah populer didesain dalam ukuran kecil, ringan, dan mudah dibawa kemana-mana. Sehingga kita tidak enggan membawa buku tersebut baik ketika dalam perjalanan ke kantor ataupun berbelanja.

Orang yang membaca buku (tentu juga komik ataupun majalah) akan sangat mudah kita temui di bis-bis kota ataupun di kereta-kereta listrik.

Kedua, kita akan susah mendapatkan buku-buku berbahasa Inggris di toko-toko buku Jepang pada umumnya. Ini karena, para penerbit Jepang sangat memperhatikan penerjemahan buku-buku hasil karya penulis dari negara-negara lain.

Bahkan banyak kasus buku best seller yang diterbitkan di negara lain diterbitkan pula terjemahannya di Jepang dalam waktu yang hampir berbarengan, seperti buku Harry Potter yang ngetop di Amerika itu.

Ini tentu saja karunia bagi masyarakat Jepang khususnya para penggemar buku. Mereka bisa menikmati hasil karya penulis-penulis beken negara lain dalam bahasa mereka sendiri. Suatu karunia yang kita pikir hanya dipunyai oleh negara-negara berbahasa Inggris, seperti Amerika atau sebagian negara Eropa.

Hanya toko-toko besar tertentu (dan biasanya di daerah perkotaan) yang menyediakan buku-buku impor berbahasa Inggris dan bukan terjemahannya. diambil dari (duniaperpustakaan.com)

kodim-gowa_20160810_205407-660x330

Kodim 1409 Gowa Launching Program Perpustakaan Keliling.

Dunia Perpustakaan | Jajaran Kodim 1409 Gowa melaunching program Perpustakaan Keliling dihalaman Makodim, Jl Sultan Hasanuddin, Rabu [8/16].

Perpustakaan keliling yang merupakan program Pangdam VII Wirabunana, yakni menggunakan sepeda motor dengan gandengan kiri kanan motor yang berisikan buku.

Dandim Gowa, Letkol Inf Willy Brodus, mengatakan perpustakaan keliling ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat khusunya kepada anak-anak dengan meningkatkan minat untuk membaca buku.

Dikutip dari tribunmakassar, [10/08/16]. “Program Kodam VII Wirabuana ini di laksanakan oleh seluluh jajaran Kodim yang ada di sulsel, termasuk Kodim 1409 Gowa. Dimana program ini juga bersinergi dengan program pendidikan gratis yang ada di Kabupaten Gowa,” katanya usai melepas Kendaraan Perpustakaan keliling.

Selanjutnya dua motor yang berubah fungsi jadi perpustakaan akan berangkat berkeliling secara mobile ke beberapa daerah di dataran tinggi, seperti di Kecamatan, Biringbulu, Tompobulu, Parigi, dan Manuju untuk mengunjungi masyarakat khususnya anak-anak yang berada pada daerah yang sulit jangkau.

Willy juga mengatakan akan mengupayakan menambah menjadi delapan unit, sehingga di setiap Koramil yang ada memiliki kendaraan Perpustakaan keliling.

Adapun jenis buku yakni buku panduan dan buku belajar untuk kalangan anak-anak, dimana buku tersebut berasal dari Pemda Gowa dan partisipasi masyarakat.

Willy berharap hadirnya kendaraan perpustakaan keliling ini selain bersinergi dengan program pendidikan gratis di Gowa, hal ini juga dapat meningkatkan hubungan TNI dengan masyarakat, dimana Babinsa sebagai pembina di masyarakat.

perbedaan-aacr2-dan-rda-660x330

Analisis Perbedaan AACR2 dan RDA

Sebagai pustakawan atau mahasiswa ilmu perpustakaan, tentunya memahami AACR2 dan RDA sudah menjadi kebutuhan dan keharusan. Pada jurnal yang berjudul “Analisis Perbedaan AACR2 (Anglo-American Cataloging Rules 2nd Edition) dan RDA (Resources Description and Access)” dibahas secara lengkap terkait dengan Perbedaan AACR2 dan RDA.

A. Pendahuluan

Perpustakaan merupakan sebuah ruangan dari sebuah gedung ataupun yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca (Sulistyo-Basuki, 1991:3).

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia (Perpustakaan, 2012).

Jadi perpustakaan merupakan lembaga informasi yang berfungsi mengelola, menyimpan dan menyajikan informasi bagi kebutuhan penggunanya. Dalam menyajikan informasi, perpustakaan menyediakan alat telusur informasi yang dinamakan katalog.

Katalog adalah alat telusur yang disediakan oleh perpustakaan. Katalog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama pengarang, judul, nama penerbit dan lain-lain. Katalog juga merupakan presentasi ciri-ciri dari sebuah bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subjek) koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tersebut yang disusun secara sistematis.

Sesuai perkembangan perpustakaan, ada beberapa bentuk katalog, yaitu

  1. katalog buku,
  2. katalog berkas, merupakan katalog kumpulan kertas,
  3. katalog kartu, yaitu kartu katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm kemudian kartu katalog dijajarkan dalam laci katalog,
  4. katalog komputer (Online Public Access Catalog), yaitu katalog terbacakan komputer.

Katalog berfungsi sebagai wakil karya dari bahan pustaka yang disusun dengan susunan tertentu. Wakil ini mengarah kepada susunan yang ada di rak.

Dalam penelusuran informasi katalog juga berfungsi sebagai bantuan penemuan informasi yang tepat. Penelusuran dengan menggunakan katalog mengarahkan penelusur menemukan informasi yang tepat.

Jika sistem penelusuran tidak menggunakan katalog, maka penelusuran informasi membutuhkan waktu dalam menemukan informasi yang tepat bagi penelusur. Oleh karena itu, katalog dibutuhkan pada sistem penelusuran informasi.

Dalam hal katalog, perpustakaan memiliki pedoman peraturan yang harus dipatuhi dalam pembuatan katalog. Pedoman ini berlaku secara internasional dirumuskan oleh organisasi perpustakaan internasional.

Pedoman peraturan itu dinamakan AACR2 (Anglo-American Cataloging Rules 2nd Edition).

AACR2 merupakan pedoman pengatalogan dunia perpustakaan yang dirumuskan pada tahun 1967. Pedoman katolog itu disesuaikan dengan berbagai amandemen dengan tujuan penyempurnaan katalog.

AACR2 mempedomani pengatalogan dari jenis bahan pustaka konvensional (koleksi tercetak dan audiovisual). Namun, seiring dengan perkembangan informasi global, pedoman katalog AACR2 tidak mampu mendukung lagi.

Hal ini disebabkan oleh berbagai kekurangan, seperti ketidakmampuan AACR2 menampung informasi (jenis bahan pustaka digital) yang berkembang di masa kini oleh perkembangan perpustakaan dan informasi.

Kekurangan tersebut mendorong organisasi perpustakaan, yakni International Federation Library Asosiasion (IFLA), American Library Asosiasion (ALA) , British Library, dan Library of Congress untuk merancang pedoman pengatalogan baru. Pedoman pengatalogan baru itu disebut dengan RDA (Resources Description and Access).

RDA merupakan pedoman pengatalogan yang dirumuskan untuk menggantikan AACR2 yang tidak mampu menampung perkembangan dunia informasi.

RDA tidak hadir dalam bentuk cetak seperti AACR2 tetapi hadir dengan versi web-based tool. RDA dapat menampung semua jenis bahan pustaka baik itu dalam jenis tercetak maupun digital.

RDA berkonsep pada Functional Requirement Bibliographic Record (FRBR) yang memilki empat konsep dalam mengindentifikasi bahan informasi, yaitu work, relationship, expression, dan item.

Dengan lahirnya RDA dalam dunia perpustakaan, muncul pertanyaan bagaimana perbedaan antara RDA dan AACR2?

Beranjak dari pertanyaan itu dalam makalah ini dibahas tentang perbedaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perbedaan AACR2 dan RDA.

B. Pembahasan

AACR2 merupakan pedoman pengatalogan yang hadir dalam dunia perpustakaan pada tahun 1967.

AACR2 dalam perkembangannya telah banyak melakukan amandemen-amandemen sesuai perkembangan bahan pustaka, namun di masa sekarang dengan berkembangnya jenis bahan pustaka dan pengaruh teknologi, AACR tidak mampu lagi mengiringi perkembangan tersebut.

Dengan hal tersebut organisasi di bidang perpustakaan merancang pedoman pengatalogan yang mampu menampung perkembangan jenis bahan pustaka. Pedoman yang dihasilkan dinamakan RDA (Resourses Description and Acces).

RDA merupakan pengatalogan yang hadir untuk menggantikan AACR2 yang tidak mampu lagi menampung perkembangan jenis bahan pustaka.

RDA tidak lagi hadir dalam versi cetak seperti AACR2 tetapi dalam versi web-based tool, dengan pedoman pengatalogan baru RDA terdapat beberapa perbedaan dengan AACR2