free-cargo-literacy

FREE CARGO LITERACY

Minat baca rakyat Indonesia sebenarnya tinggi, sama tingginya dengan bangsa lain, termasuk yang sudah maju yang nenek moyangnya tak sanggup menyusun epos besar dan membangun kompleks candi megah. Tapi minat baca tinggi ini dibikin rendah oleh akses yang buruk, oleh jumlah dan mutu bacaan yang tidak memadai. Free Cargo Literacy (FCL) atau Pustaka Bebas Bea (PBB) digagas untuk memecahkan secara relatif menyeluruh problem akses, agar semua warga bisa berperan dan mengambil manfaat dalam gerakan penyebaran ilmu. Agar setiap orang yang memenuhi syarat dapat mengirim dan menerima paket buku di mana pun di Tanahair. Pengiriman buku gratis FCL diputuskan oleh Presiden Joko Widodo dan dilaksanakan oleh PT Pos Indonesia (Persero) setiap bulan pada tanggal 17, yakni tanggal Proklamasi dan Hari Buku Nasional. Untuk mencegah penyalahgunaan, data pengirim atau penerima, harus tercantum di pangkalan data PT Pos Indonesia. Begitu terdaftar, setiap pengirim boleh mengirim paket ke sebanyak mungkin alamat yang berbeda, dan setiap penerima boleh mendapat kiriman dari sebanyak mungkin pengirim yang berbeda. Mari bergabung dalam gerakan yang membuat berton-ton buku mengambang menentang gravitasi, menggelintar di langit 10.000 meter dari permukaan laut, dan tiba di tangan para relawan di berbagai penjuru untuk kemudian disebar ke tengah masyarakat di seluruh Tanahair. Pengiriman gratis untuk Januari jatuh di tanggal 17, hari Rabu. Syarat hanya 2: ● Berat paket maksimal 10 kg ● Mencantumkan kata pengenal BERGERAK

Catatan untuk pendaftaran:

1. Daftar simpul PBI ini akan diperbaharui setiap bulan sesuai perkembangan.

2. Daftar anggota PBI dan FTBM bisa dilihat di sini

3. Untuk pendaftaran anggota FTBM buka laman: donasibuku.kemdikbud.go.id. Jika tidak berhasil register, kirim email ke : donasibuku@kemdikbud.go.id. Format data: (nama TBM, alamat lengkap; nama jalan, nomor rumah, RT/RW , kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nama kontak, nomor Tlp/HP dan alamat email).

4. Buat rekan yang belum terdaftar, bisa titip kirim ke alamat simpul yang sudah terdaftar, dengan syarat mengontak dan meminta ijin terlebih dahulu ke penanggung jawab alamat simpul. Kawan-kawan relawan tentu akan siap bantu menampung dan menyalurkan kiriman, asalkan disampaikan dengan baik. Agar tak ada salah paham.

5. Para pengumpul dan penyumbang buku adalah bagian sangat penting dalam gerakan ini. Sepatutnyalah kita yang menerima paket berusaha melaporkan dengan baik buku-buku tersebut, menunjukkan dengan posting atau laporan bahwa buku-buku itu telah tiba dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

6. Sangat dianjurkan agar buku-buku yang diterima, disebar juga sebagian untuk membantu membangun simpulsimpul pustaka di daerah masing-masing. Semakin banyak pustaka yang tumbuh, semakin baik buat negeri kita.

Info lebih lanjut bisa klik disini

kejayaan-islam

Saat Kejayaan Islam, Umat Islam Sinari Eropa dari Perpustakaan dan Buku

Jika anda sudah pernah menonton film pendek berjudul “1001 Inventions and The Library of Secrets”, karya Sutradara Alan Deakins, anda akan faham banget bahwa banyak sains di jaman kejayaan islam yang terkesan “dihilangkan/disembunyikan”.

Walau film tersebut hanya dibuat singkat sekitar 13 menit, tapi film yang diluncurkan 2010 yang lalu mampu membuka ingatan dan sejarah kita bahwa Islam pernah jaya dari jazirah Arab, Eropa, Afrika, Asia, hingga ke Rusia.

Dan sejarah mencatat, kejayaan tersebut tidak didapat dengan cara aksi teror, sibuk berdebat, sibuk mencela, dan perbuatan buruk sejenis lainnya, melainkan Islam berjaya karena umat Islam saat itu RAJIN MEMBACA, rajin menulis buku, dan rajin membangun perpustakaan, serta menunjukan Islam yang Rahmat untuk semua.

Bagaimana dengan Islam hari ini?

Dari perpustakaan dan buku-buku yang ditulis oleh ilmuwan muslim saat itulah, Islam mampu menembus berbagai pelosok benua di muka bumi ini.

Kami juga sepakat dengan apa yang ditulis oleh republika.co.id yang membuat tulisan berjudul “Dari Buku, Umat Islam Menyinari Eropa”.

Menurut kami judul tersebut tidak berlebihan karena sudah sesuai dengan fakta sejarah yang ada.

Untuk anda yang belum membaca tulisan tersebut, berikut tulisan singkatnya,

Peradaban Barat modern justru sepantasnya berterima kasih terhadap upaya- upaya umat Islam yang menyinari Eropa dengan kecintaan terhadap buku. Definisi buku itu sendiri menjadi terfiksasi sejak orang-orang Arab berhasil mengembangkan penemuan penting dari bangsa Cina:teknik membuat kertas.

Pabrik kertas pertama di negeri Muslim ada di Baghdad pada 800. Sejak saat itu, wujud naskah tidak lagi berupa lembaran-lembaran daun, tulang, atau benda apa pun yang diragukan keawe tannya bila disimpan lama di rak-rak. Efeknya, jumlah perpustakaan tumbuh subur di seantero kerajaan-kerajaan Islam.

Sebagai contoh, koleksi Baytul Hikmah di Baghdad saja membeludak menjadi satu juta buku pada 815. Berpuluh tahun kemudian, pada 891 seorang sejarawan mencatat ada lebih dari 100 perpustakaan umum hanya di Baghdad.Kota kecil semacam Najaf punya rumah baca dengan koleksi 40 ribu buku.

Pada abad ke-10, Sultan al-Hakim dari Kordoba, Andalusia, punya koleksi pribadi sebanyak 400 ribu buku. Astronom Muslim asal Persia, Nashruddin al- Tusi (lahir 1201) punya 400 ribu buku.Sultan al-Aziz dari Dinasti Fatimiyyah punya 1,6 juta buku, yang sebanyak 16 ribu dan 18 ribu di antaranya membahas tentang matematika dan filsafat.

Bandingkanlah angka-angka itu dengan kepemilikan buku Charlemagne alias Karel yang Agung, sosok yang dinobatkan sebagai penguasa oleh Paus pada 800.Menurut Garaudy, dia hanya memi liki 900 buku. Kendati begitu, seluruh Eropa menggelarinya sebagai Penguasa yang Pandai.

Semoga saja dari fakta-fakta sejarah tersebut diatas, di bulan ramadhan yang suci ini, dan di tengah kondisi umat islam yang masih rendah minat bacanya, marilah jadikan moment ramadhan ini untuk bangkit dengan dimulai dari meningkatkan aktivitas membaca dan menulis.

Harapanya, semoga umat Islam di penjuru dunia mampu menjadi umat islam yang berpendidikan, berakhlaq mulia, dan menjadi orang-orang yang berperan aktif memberikan manfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dunia. (Sumber : Dunia Perpustakaan)

menggugat-sistem-pendidikan

Menggugat Sistem Pendidikan

Pada tahun 2016 yang lalu, tepatnya tanggal 26 September 2016, muncul sebuah video yang menghebohkan dan menggemparkan dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan dalam video yang dibuat oleh Prince Ea ini berjudul “I JUST SUED THE SCHOOL SYSTEM”, yang intinya pria bernama asli Richard Williams ini ingin Menggugat Sistem Pendidikan.

Saat itu video ini langsung viral dan menimbulkan kontroversi. Saat ini video tersebut sudah ditonton lebih dari 10 juta penonton di YouTube.

Video ini juga kemudian sudah menyebar dan diberikan subtitle berbagai bahasa di penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Dalam tulisan ini kami mencoba untuk menuliskan terjemahan dari isi video tersebut, yang pada bagian bawah juga kami sertakan videonya.

Video ini dibuat seolah-olah di pengadilan dan Prince Ea berperan sebagai seorang penggugat sistem pendidikan, sedangkan tergugat diperankan dari sekolah.

Berikut ini rangkaian proses demi proses pengadilan tersebut,
——————————————————

Albert Einstein pernah mengatakan, bahwa semua orang itu jenius..
tapi jika menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon
maka itu akan membuatnya merasa bodoh seumur hidupnya

Bapak ibu hakim/juri yang terhormat, persidangan hari ini dihadiri perwakilan dari sekolah modern, terima kasih anda bisa hadir.

Tidak hanya mereka yang menyuruh ikan memanjat pohon. Mereka juga mengajar mereka turun dari pohon, lalu berlari sejauh 10 mil.

Jawab saya: “Apakah anda bangga dengan yang anda lakukan itu?”

Mengubah jutaan orang jadi robot?

Apakah bagi anda itu menyenangkan?

Sadarkah anda, sudah berapa banyak anak seperti ikan tadi?
Berenang melawan arus di kelas untuk menjadi yang terbaik, tidak menemukan bakat mereka?
mereka pikir dirinya bodoh, percaya bahwa mereka tidak ada gunanya?

Sudah tiba waktunya dimana tidak ada lagi alasan!

Saya mengajak sekolah untuk berdiri dan menuntut mereka sebagai PEMBUNUH KREATIFITAS, mendorong individualisme, dan sebagai pelaku kejahatan intelektual.

Sekarang sekolah bekerja melebihi tugas dan perannya.

Hakim yang Mulia, itulah akhir dari pengantar saya.

Jika saya boleh menunjukan bukti dari kasus saya, maka saya akan MEMBUKTIKAN.

Hakim: Silahkan…

Bukti I:

Ini adalah telepon masa kini, dan ini telepon 150 tahun yang lalu. Sangat berbeda kan?

Ini Mobil masa kini, dan ini mobil 150 tahun lalu, Sangat berbeda kan?

Nah! ini kelas masa kini, dan seperti ini kelas 150 tahun lalu.

Sangat memalukan!

Ini artinya, selama lebih dari satu abad, TIDAK ADA YANG BERUBAH!
Dan anda mengklaim mempersiapkan siswa untuk masa depan?

Dengan bukti-bukti saya tadi, saya ingin bertanya,

Apakah anda mempersiapkan siswa untuk masa depan, atau masa lalu?

Saya menelusuri latar belakang anda dan menemukan bahwa,

Anda dibuat untuk melatih siswa bisa bekerja di pabrik,inilah alasan kenapa kalian mendudukan siswa dalam barisan teratur, tenang dan diam. Bilang: “Angkat tangan jika bicara”, beri waktu istirahat sejenak untuk makan, dan 8 jam selanjutnya mendikte cara berfikir memaksa mereka berkompetensi dapat nilai A.

Sebuah huruf yang menentukan kualitas produk, mirip dengan penentuan kualitas daging dagangan.
Oh saya faham, dulu berbeda dengan sekarang. Kita semua punya masa lalu.

Saya bukanlah Mahatma Gandhi, tapi saat ini kita tidak butuh robot zombie, dunia telah maju dan kita butuh orang yang mampu berfikir KREATIF, INOVATIF, KRITIS, MANDIRI, dan punya kemampuan untuk saling terhubung.

Setiap ilmuwan menjelaskan pada anda, bahwa tidak ada pemikiran yang sama, dan setiap orang tua dengan 2 anak akan setuju dengan pendapat ini.

Jadi! tolong anda jelaskan, mengapa memperlakukan semua siswa seperti cetakan pemotong kue atau topi ukuran pas, memberi banyolan: “Satu ukuran untuk SEMUA orang”.

Hakim: Jaga bahasamu!

Maaf yang mulia,

Jika seorang dokter membuat resep yang sama untuk semua pasiennya, hasilnya akan MENGENASKAN!
Banyak pasiennya akan bertambah parah.
Dikaitkan dengan sekolah, hal yang sama juga terjadi.
Inilah MALPRAKTEK PENDIDIKAN!

Ketika satu guru berdiri di depan 20 siswa yang masing-masing memiliki kelebihan yang berbeda, kebutuhan berbeda, bakat yang berbeda, cita-cita yang berbeda, dan anda mengajarkan mereka hal yang sama dengan cara yang sama?!

Itu MENGERIKAN!

Bapak Ibu, para terdakwa ini TIDAK BISA DIBIARKAN!

Hal ini bisa jadi tindakan kriminal terburuk yang pernah dilakukan, kecuali anda bisa menyebutkan cara memperlakukan pekerja anda.

Pengacara Terdakwa: Keberatan yang mulia!

Hakim: Keberatan DITOLAK!

Hakim: Silahkan lanjutkan…

Memalukan!

Maksud saya, Pendidik adalah pekerja terpenting di muka bumi tapi mereka DIGAJI RENDAH!
Tidak heran banyak siswa bersikap curang/tidak jujur.

Mari kita jujur, pendidik harus memiliki pendapatan yang sama dengan dokter, karena dokter bisa membedah jantung dan menyelamatkan jiwa anak. Tapi seorang pendidik hebat bisa menyentuh hati setiap anak dan membuatnya benar-benar hidup.

Pendidik adalah guru yang sering disalahkan, tapi sebenarnya bukan mereka. Masalahnya, mereka bekerja dalam sistem tanpa ada pilihan atau hak, kurikulum dibuat oleh pembuat kebijakan.
Kebanyakan dari mereka tidak pernah diajar selama mereka hidup, mereka terobsesi dengan ujian terstandar [Ujian Nasional].

Mereka pikir: Berfikir untuk menjawab pertanyaan “Multiple Choice” akan menjamin kesuksesan.

Ini DILUAR AKAL SEHAT!

Faktanya!

Model ujian ini terlalu sederhana untuk digunakan, dan sebaiknya ditinggalkan.
Tidak usah pedulikan kalimat saya, dengarkan Frederick J. Kelly. Dia yang menciptakan ujian terstandar ini dan saya mengutip dia: “Ujian ini terlalu sederhana digunakan, dan sebaiknya ditinggalkan!”.

Bapak ibu juri/hakim,

Jika kita membiarkan hal ini terus terjadi, hasilnya sangat MEMATIKAN!

Saya sudah tidak percaya pada sistem di sekolah, tapi saya masih punya harapan pada orang-orangnya.

Jika kita bisa memodifikasi layanan kesehatan, mobil, atau halaman facebook, maka tugas kita melakukan hal yang sama pada Pendidikan. Meningkatkanya, melakukan perubahan.

Buang jauh semangat sekolah yang tidak berguna, kecuali kita bekerja untuk mengoptimalkan semangat setiap siswa itu yang seharusnya menjadi pekerjaan kita.

Tidak ada lagi program Common Core. Sebagai gantinya, mari menyentuh setiap hati yang ada di setiap kelas.

Tentu Matematika penting, tapi tidak lebih penting dibanding Seni atau Menari. Berikan kesempatan yang sama bagi setiap bakat pada siswa.

Saya tahu ini terdengar seperti mimpi, tapi negara seperti Finlandia melakukan hal-hal yang luar biasa!

Waktu sekolah mereka lebih singkat, gaji guru tinggi, tidak ada PR. Siswa fokus pada BERKOLABORASI dibanding KOMPETISI.

Tapi hal yang menakjubkan adalah, sistem pendidikan mereka lebih maju dibanding negara lain di dunia.

Negara lain seperti Singapura telah mengalami kemajuan pesat. Sekolah seperti Montessori, program seperti Khan Academy.

Tidak ada solusi tunggal, tapi mari terus bergerak.

Siswa memang hanya 20% dari masyarakat kita, tapi mereka adalah 100% masa depan kita semua!

Jadi! mari kita dengarkan mimpi-mimpi mereka, dan tidak mengajarkan apa yang bisa kita capai.

Inilah dunia yang saya yakini, dunia dimana IKAN tidak lagi DIPAKSA UNTUK MEMANJAT POHON!

I Rest My Case! (sumber : Dunia Perpustakaan)