Esai merupakan salah satu karya tulis yang mengenai tentang suatu isu dari perspektif pribadi pada penulis. Menyampaikan informasi, wawasan, argumen penulis pada suatu subjek tertentu. UPA Perpustakaan Universitas Siliwangi mengadakan lomba esai antar mahasiswa tingkat nasional.
Bagi mahasiswa yang hobi dengan menulis bisa untuk menuangkan inspirasi, opini menarik mereka. Lomba esai nasional kali ini mengusung tema yang menarik, yaitu “Perpustakaan Dan Pembangunan Mentalitas Manusia”. Diberlakunyaa pendaftaran dan pengumpulan naskah pada tanggal 15 Januari – 29 Februari 2024. Link pendaftaran : https://bit.ly/LombaEsaiPerpusUnsil
Peserta yang terpilih dengan karya tulisan esai terbaik akan mendapatkan dana apresiatif dan sertifikat. Bagi mahasiswa yang ingin mengikuti lomba esai tingkat nasional bisa mengikuti syarat pendaftaran dan kriteria karya yang sudah ditentukan.
Senin, 15 Januari 2024, sejumlah kadet mahasiswa Universitas Pertahanan RI dari beberapa prodi mereka melakukan kegiatan belajar di Perpustakaan Unversitas Pertahanan RI, diantara kegiatan belajar kadet mahasiswa antaralain, mengerjakan tugas kuliah, membaca buku, mengerjakan tugas akhir (Skripsi), berdiskusi dan ujian akhir semester.
Kegiatan ini memberikan ruang bagi kadet mahasiswa untuk merenung, memahami peran diri, dan menggali inspirasi. Melalui berbagai kegiatan membaca buku, diskusi, meditasi, mereka berusaha menggali makna diri mereka sendiri sambil terinspirasi. Kegiatan belajar di Perpustakaan Unversitas Pertahanan RI ini tak hanya menjadi sarana memenuhi tugas kuliah saja, tetapi juga menjadi momen pembelajaran yang seru.
Kegiatan belajar di Perpustakaan Universitas Pertahanan RI dapat menambahkan ilmu dan pengetahuan bagi kadet mahasiswa, dengan semangat belajar yang tinggi, kegiatan belajar yang dilakukan kadet mahasiswa di Perpustakaan Universitas Pertahanan RI, memperkaya pengetahuan apa yang mereka baca serta mendorong apresiasi untuk diri nya sendiri.
Generasi adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan tahun lahir, umur, lokasi dan juga pengalaman historis atau kejadian-kejadian dalam individu tersebut yang sama yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan mereka. Dengan Semangat membagikan ilmu demi mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mandiri, tangguh, kreatif dan unggul.
Kementerian Pemuda & Olahraga RI menggelar seminar nasional secara online pada hari selasa, 16 Januari 2024 dengan Pembicara Imam Gunawan, SE., MAP selaku Analis Kebijakan Ahli Utama Kementerian Pemuda & Olahraga.
Dengan diadakannya seminar nasional ini maksud dan tujuan dari Kementerian Pemuda & Olahraga RI mengajak generasi muda atau generasi Z yang nanti nya akan menjadi generasi emas pada tahun 2045. Diharapkan menjadi kesempatan bagi mereka untuk mempersiapkan diri sendiri menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompeten dan berkualitas.
Jakarta, 12 Januari 2024 – Sebuah momentum penting terjadi hari ini ketika Perpustakaan Nasional (Perpusnas) resmi menyerahkan 250 judul buku kepada Perpustakaan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI). Penyerahan ini bertujuan untuk memperkaya koleksi literatur di perpustakaan universitas tersebut dan meningkatkan kualitas sumber daya ilmiah yang tersedia bagi mahasiswa dan dosen.
Seremoni penyerahan buku dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Salemba Unhan RI dengan dihadiri oleh sejumlah pejabat dari kedua lembaga. Acara ini menandai kerjasama yang erat antara Perpusnas dan Unhan RI dalam mendukung pengembangan intelektual dan akademis di kalangan mahasiswa dan tenaga pendidik.
Buku-buku yang disumbangkan mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu pertahanan, keamanan, strategi militer, hukum internasional, dan sejarah. Dengan ragam tema ini, diharapkan perpustakaan dapat menjadi pusat riset dan referensi bagi mahasiswa dan peneliti di Unhan RI.
Dengan penyerahan 250 judul buku ini, diharapkan bahwa Perpustakaan Universitas Pertahanan RI dapat terus memberikan layanan pendidikan dan penelitian yang berkualitas, sambil memperkuat hubungan antara institusi-institusi pendidikan tinggi dan lembaga perpustakaan di Indonesia.
Selasa, 09 Januari 2024, sejumlah kadet mahasiswa Universitas Pertahanan RI dari beberapa prodi mereka melakukan kegiatan belajar di Perpustakaan Unversitas Pertahanan RI, diantara kegiatan belajar kadet mahasiswa antaralain, mengerjakan tugas kuliah, membaca buku, mengerjakan tugas akhir (Skripsi) dan berdiskusi.
Kegiatan ini memberikan ruang bagi kadet mahasiswa untuk merenung, memahami peran diri, dan menggali inspirasi. Melalui berbagai kegiatan membaca buku, diskusi, meditasi, mereka berusaha menggali makna diri mereka sendiri sambil terinspirasi. Kegiatan belajar di Perpustakaan Unversitas Pertahanan RI ini tak hanya menjadi sarana memenuhi tugas kuliah saja, tetapi juga menjadi momen pembelajaran yang seru.
Kegiatan belajar di Perpustakaan Universitas Pertahanan RI dapat menambahkan ilmu dan pengetahuan bagi kadet mahasiswa, dengan semangat belajar yang tinggi, kegiatan belajar yang dilakukan kadet mahasiswa di Perpustakaan Universitas Pertahanan RI, memperkaya pengetahuan apa yang mereka baca serta mendorong apresiasi untuk diri nya sendiri.
Dalam rangka mengembangkan kerja sama kelembagaan serta mewujudkan akreditasi Perpustakaan Unhan RI dan berdasarkan Nota Kesepahaman antara Rektor Universitas Pertahanan RI Nomor:NK/166/X/2021/UNHAN RI dengan Rektor Universitas Negeri Jakarta Nomor:B/32/UN39/HK.07.00/2022 tanggal 10 Oktober 2022, pihak UPA Perpustakaan Universitas Pertahanan RI telah melaksanakan penandatangan PKS (Perjanjian Kerja Sama) dengan pihak UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.
Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 04 Januari 2024 pukul 10.00 WIB, bertempat di Gedung UPT Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta. Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh Kepala UPT Perpustakaan UNJ ibu Hj. Ummi Mukminati Siregar, S.Pd., M.Hum disaksikan oleh Pustakawan Madya UPT Perpustakaan UNJ Ibu Halimah dan Bapak Lukas
Tujuan dilakukannya PKS (Perjanjian Kerja Sama) Untuk memenuhi standar nasional akreditasi UPA Perpustakaan Universitas Pertahanan RI yang akan melaksanakan re-akreditasi pada tahun 2025. Serta dilaksanaannya perpanjangan PKS yaitu untuk memenuhi standar nasional akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Mekanisme Akreditasi Untuk Akreditasi Yang Dilakukan Oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (Pelibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Perpustakaan (Komponen 9 yaitu Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat)
Serta diadakannya perjanjian kerjasama untuk kedepannya yang sudah di tanda tangani bersama dapat menghasilkan komitmen dan hasil nyata dalam perkembangan teknologi informasi dalam bidang Perpustakaan untuk meningkatkan kualitas pustakawan dan Perpustakaan menjadi lebih baik lagi sesuai Tri Dharma perguruan tinggi.
Pemerintah Indonesia sejak tahun 2010 melancarkan Reformasi Birokrasi (RB) untuk penataan ulang tata kelola pemerintah. Untuk pelaksanaannya, pemerintah menyusun road map RB tersebut per lima tahunan. Untuk periode tahun 2020 sd 2024 yang berlaku saat sekarang ini, road mapnya diatur dengan PermenpanRB No 25/2020. Namun dengan pertimbangan bahwa hasil RB selama ini kurang berdampak pada isu prioritas pembangunan nasional, maka pada awal tahun 2023 yang lalu, pemerintah melakukan penajaman terhadap road map tersebut melalui PermenpanRB No. 3/2023.
Fokus penajaman RB tersebut terbagi pada dua track yaitu general dan tematik. RB general merupakan upaya memperbaiki manajemen internal instansi pemerintah sedangkan yang tematik merupakan upaya mempercepat pelaksanaan agenda pembangunan nasional. Tulisan kali ini berfokus pada RB general, tapi pada contoh pembahasan nanti akan menyinggung juga beberapa tematik permasalahan pembangunan nasional.
Sebagai penajaman RB general, pemerintah menetapkan strategi kebijakan untuk memperbaiki manajemen internal instansi pemerintah. Salah satu dari sembilan strategi di atas adalah “Penguatan Kebijakan Publik berbasis bukti dengan Big Data dan Artificial Intelligent …”, yang tercantum dalam strategi nomor sembilan.
Strategi tersebut memperlihatkan bagaimana tekad Pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan kecerdasan buatan ke dalam RB. Inilah yang menjadi motivasi penulisan artikel ini. Bagaimanakah potensi kecerdasan buatan terhadap RB general secara praktikal, serta apa tantangan yang perlu diwaspadai.
Perkembangan Kecerdasan Buatan
Aplikasi kecerdasan buatan, Gambar:Freepik
Dalam pembahasan ini , perkembangan pertama yang diperkenalkan adalah munculnya kecerdasan buatan sebagai sebuah sistem yang mampu menafsirkan data dengan baik. Penafsiran dihasilkan dari pembelajaran terhadap data historis. Selanjutnya sistem ini melalui adaptasi yang fleksibel menggunakan pembelajaran tersebut untuk menghasilkan solusi bagi pencapaian tujuan tertentu (Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, 2019).
Perkembangan selanjutnya (atau yang kedua) adalah pengintegrasian kecerdasan buatan dengan otomatisasi akuisisi data, misalnya lewat sensor. Pengintegrasian ini menjadikan kecerdasan buatan menjadi lebih berdaya guna. Perkembangan menjadi lebih cepat terjadi saat melibatkan teknologi mekanikal dan elektronika digital (mekatronika), seperti motor, mikrokontroler, single-board computer. Aplikasi penggabungan ini dikenal dengan robotika.
Perkembangan ketiga dipicu karena pesatnya penggunaan teknologi internet. Mesin, perkakas, device ataupun robot di atas, baik skala besar dan kecil ditambahkan dengan Internet Protocol (IP). Sistem seperti ini dikenal dengan Internet of Thing (IOT) atau serba internet. Perkembangan ini melahirkan sistem permesinan, perkakas atau device cerdas yang dapat dioperasikan secara remote dan memberikan hasil secara real time.
Sampai di sini terlihat aplikasi kecerdasan buatan sudah berkembang dari hanya untuk penafsiran dan prediksi data menjadi piranti untuk otomatisasi proses.
Perkembangan keempat, kecerdasan buatan mampu mempelajari pola dan struktur dari sekumpulan datakemudian membuat (generate) text, gambar atau media lainnya yang baru. Oleh karenanya, variasi kecerdasan buatan ini dikenal dengan generative ai (artificial intelligence). Pengembangan model generative ai dengan natural language processing (nlp) menghasilkan aplikasi yang menjadikan pengguna (manusia) berinteraksi dengan sistem kecerdasan buatan secara lebih mudah. Sistem komputer menjadi dapat memahami, menginterpretasikan dan menghasilkan kembali informasi dalam bentuk bahasa manusia sehari-hari.
Sampai di sini terlihat perkembangan aplikasi kecerdasan buatan menghasilkan empat sistem, yaitu (i) analisis prediksi data (ii) otomatisasi (robotika) (iii) internet of think dan (iv) generative ai.
Kecerdasan Buatan untuk Kebijakan Publik
Adopsi Kecerdasan Buatan di Birokrasi Pemerintahan, Gambar: Freepik
Seperti telah disebut sebelumnya, RB general muncul dari penajaman yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki manajemen internal instansi pemerintah. Salah satu strateginya adalah penerapan kecerdasan buatan dan big data sebagai penguatan kebijakan publik berbasis bukti atau evidence. Berdasarkan empat jenis aplikasi kecerdasan buatan yang dikelompokkan di atas, penulis melihat keempat sistem tersebut berkontribusi dalam penguatan kebijakan publik.
Karena keterbatasan ruang, tulisan ini membatasi pembahasan untuk bidang otomisasi proses dan manajemen data saja dengan tetap menghubungkannya dengan empat perkembangan kecerdasan buatan di atas. Di akhir tulisan disajikan beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam implementasinya serta bagaimana kebijakan yang diambil pemerintah beserta saran dari penulis.
Salah satu kebijakan publik yang harus dibuat seiring dengan agenda RB general adalah peningkatan layanan publik. Dalam memberikan layanan publik yang optimal, permasalahan yang sering dihadapi birokrasi adalah sangat sering berhadapan dengan proses rutin dan berulang, dengan langkah kerjanya yang terstandar dan pasti. Birokrasi melihatnya bahwa kerjaan mereka adalah begitu-begitu saja, tidak bervariasi, sehingga merasa jenuh dan bosan. Akibatnya kinerja birokrasi berupa konsistensi, ketepatan, kecepatan dan keandalan menurun.
Di Indonesia aplikasi ini sudah banyak diterapkan di pemerintahan. Perpustakaan Nasional berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan yang berlantai 24 tentu mengalami beban kerja berat dalam mengangkut buku dari anjungan layanan mandiri di lantai dasar ke berbagai lantai di atas. Tentu saja buku tersebut harus disortir terlebih dahulu untuk dapat ditempatkan pada lantai yang tepat, sesuai kode golongan buku. Dengan ratusan eksemplar buku dan jumlah lantai, adopsi mesin dengan tingkat kecerdasan tertentu diperlukan untuk menggantikan tenaga fisik staf perpustakaan. Penerapan teknologi ini akan mempercepat dan ketepatan layanan masyarakat, yaitu pemustaka.
Dengan pendekatan yang hampir sama, sistem tersebut dapat diterapkan menjadi lebih cerdas dalam lingkup aplikasi yang lebih luas. Beberapa aplikasi misalnya pengendalian kualitas produk pertanian, makanan dan lain-lain. Hal ini juga berhubungan dengan layanan masyarakat, yaitu jaminan penyediaan produk berkualitas kepada masyarakat.
Kementerian Pertanian RI mempromosikan smart farming 4.0 yang berbasis kecerdasan buatan sebagai program kegiatan andalannya. Rika Reviza Rachmawati (2020) dalam Forum Penelitian Agro Ekonomi melihat bahwa program ini membantu pemerintah (perangkat birokrasinya) dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan pertanian secara otomatis dengan sistem sensor dan pengendalian cerdas. Analisis data tersebut dapat dijadikan masukan kepada pimpinan pemerintahan untuk penyusunan strategi ketahanan pangan.
Kecerdasan Buatan dan Manajemen Data
Analisis Dengan Big Data, Gambar: Freepik
Penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan selalu membutuhkan data, baik statistik dan nonstatistik. Statistik adalah data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasikan, digolong sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala (KKBI, Kemendikbud). Sedangkan nonstatistik adalah sebaliknya, yaitu berupa deskriptif atau naratif.
Data yang dibutuhkan bersumber dari kegiatan pengumpulan oleh BPS, kementerian, lembaga baik di pusat dan daerah, yang dapat dibagi menjadi (i) sensus, (ii) survei, (iii) kompilasi produk administrasi dan (iv) cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (UU No 16/1997 tentang Statistik).
Selama ini, hampir semua instansi Pemerintah Indonesia mengandalkan data bersumber dari kegiatan nomor i, ii dan iii di atas. Sejauh ini belum terlihat instansi pemerintah yang melakukan pengumpulan data dengan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selanjutnya menyebarkannya melalui saluran resmi atau dipergunakan dan diakui sebagai indikator pembangunan. Padahal pelaksanaan sensus dan survei lapangan memerlukan effort yang besar, mulai penyediaan anggaran sampai mobilisasi enumerator ke lapangan, sehingga inovasi baru perlu dipertimbangkan untuk efisensi.
Dengan memadukan sistem informasi geospasial bersama keempat jenis kecerdasan buatan diatas sensus dan survei lapangan dapat digantikan oleh real time surveillance dengan satelit dan sensor. Ini merupakan sebuah inovasi. Dua peralatan cerdas tersebut dapat melakukan tracking terhadap masyarakat atau objek yang merepresentasikan indikator sosial ekonomi. Objek tersebut dapat berupa pergerakan harian manusia, kendaraan pribadi dan niaga, cahaya lampu di malam hari di sebuah kawasan.
Aplikasi lainnya adalah dengan cara memantau aktivitas masyarakat di dunia siber. Aktivitas tersebut misalnya adalah kunjungan ke situs ecommerce, social media dan aktivitas di mesin pencarian. Semua data yang dihasilkan selama aktivitas tersebut dikumpulkan secara otomatis dan cerdas oleh sensor dan analytical tool yang tertanam di aplikasi web yang dikunjungi masyarakat. Setiap detiknya data tersebut tersimpan dalam records dengan pertambahan yang sangat cepat dan besar jumlahnya sehingga digolongkan sebagai big data.
Selanjutnya kecerdasan buatan dapat mengidentifikasi pola dan insight pada big data tersebut, kemudian dengan algoritma dan model prediktif sistem akan mendapatkan trend perkembangan sosial ekonomi. Trend yang dihasilkan dengan metode cerdas ini menjadi dasar dalam penetapan kebijakan dan keputusan di pemerintahan.
Data hasil sensus , survei ataupun real time surveillance secara cerdas di atas selanjutnya dikelola sebagai knowledge (ilmu pengetahuan). Kecerdasan buatan mampu mengubah knowledge tersebut menjadi skenario atau use case permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh pemerintah. Use case tersebut membentuk generatif model untuk penyelesaian masalah yang disampaikan oleh birokrasi pemerintahan melalui natural language processing yang sudah diintegrasikan dengan generatif ai.
Indonesia melalui BPS mulai mengkaji penggunaan big data, web analytic dan kecerdasan buatan seperti di atas untuk penyediaan hasil analisis perkembangan pembangunan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Eng. Imam Machdi M.T. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik (MIS) BPS RI dalam Rakornas Kolaborasi Implementasi SPBE Nasional (Jakarta, 16-19 Oktober 2023). Namun untuk mendapat legitimasinya, beliau mengatakan bahwa penggunaan teknologi ini harus dimasukkan secara rinci ke dalam regulasi kebijakan Sistem Statistik Nasional.
Kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap Big Data dan Kecerdasan Buatan
Dalam rakornas diatas, Direktorat Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan, Kementerian Kominfo mensosialisasikan layanan Big Data As Services. Direncanakan pada tahun 2024 ini, kementerian dan lembaga akan dapat memanfaatkan layanan Big Data As Services sebagai bagian dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penulis mengharapkan Kemenkominfo dapat menerapkan strategi yaitu: (i) bagaimana sistem big data pemerintah ini dapat dimanfaat secara mudah dan sederhana, (ii) menutupi kerumitan (abstraksi) teknikal big data ini, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena adanya gap dan keberagaman besar terhadap penguasaan teknis para pelaksana baik antar sesama instansi pusat dan daerah, sedangkan yang terakhir (iii) segera membentuk use-case, dimulai dari permasalahan umum yang mudah dibuat dan dipahami sebagai latihan dan pembelajaran yang cepat untuk pengguna dan pengelola di setiap instansi pemerintah pusat dan daerah. Rata-rata mereka masih awam terhadap teknikal big data ini.
Dari pembahasan diawal sampai titik ini, kita bisa melihat bagaimana kecerdasan buatan berkembang secara sangat impresif. Kemampuannya bukan saja menyamai tapi sudah melampaui keterbatasan manusia. Namun implementasi kecerdasan buatan memiliki tantangan yang perlu diwaspadai, Hal ini terutama karena karakteistik dari algoritma dan model kecerdasan buatan banyak bersifat nondeterministik. Solusi hasil analisis dan prediksi yang dihasilkan tidak selalu paling ideal atau optimal, umumnya berbentuk penghampiran.
Oleh karena itu bisa menghasilkan keputusan bias di luar kesesuaian. Sebagai contoh pencocokan wajah atau suara pelaku dalam kasus kriminal, pemilihan rute paling optimal untuk distribusi barang berpotensi berbeda dalam setiap proses.
Bahkan hasilnya bisa lebih berbahaya lagi, seperti yang pernah penulis temukan sendiri. Penggunaan himpunan pengetahuan global menyebabkan solusi yang ditawarkan dalam permasalahan perbaikan demokrasi di Indonesia adalah toleransi terhadap LGBT, yang tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa Indonesia.
Oleh karena itu pada tanggal 19 Desember 2023 baru lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika mengeluarkan Surat Edaran No 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. Surat tersebut dikeluarkan untuk memastikan bahwa teknologi kecerdasan buatan ini digunakan dengan mempertimbangkan prinsip etis, kehati hatian, keselamatan, dan berorientasi pada dampak positif. Ada sembilan nilai etika yang diharapkan diperhatikan oleh para pelaku usaha pemrograman kecerdasan artifisial dan penyelenggara sistem elektronik lingkup publik dan privat. Surat edaran itu juga memberiakn acuan pelaksanaan dan tanggung jawab terhadap kecerdasan buatan.
Dengan acuan dan panduan diharapkan dalam pemanfaatan kecerdasan buatan untuk reformasi birokrasi, kita tetap menegakkan nilai dan etika yang dimiliki oleh bangsa dan negara Republik Indonesia.
Pada tanggal 20 November 2023, Universitas Pertahanan RI (Unhan RI) dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) menggelar rapat koordinasi untuk membahas rencana kerja sama kedua lembaga. Rapat yang berlangsung di Gedung Perpustakaan Unhan RI tersebut dihadiri oleh perwakilan dari kedua lembaga.
Dari pihak Unhan RI, hadir Kepala UPA Perpustakaan Unhan RI Nandhita Djanaka, S.T., M.M., Pustakawan Muda Dindin, Analis TU UPA Perpustakaan Sugeng Suratno, S.E., serta staf perpustakaan PPNPN Muhammad Nanda Arjuanda dan Fikri Rizky. Sementara itu, perwakilan dari Perpusnas RI yang hadir adalah Rifa Fadilah, S.Sos., Aristianto Hakim, S.IPI., Atis Taufik Abdul Rahman S.I.P, dan Abrar Nasbey, S.Kom., M.TI.
Rapat dibuka oleh ibu Rifa Fadilah, S.Sos., yang memperkenalkan terlebih dahulu perwakilan dari Perpustakaan Nasional dan dilanjutkan oleh Kepala UPA Perpustakaan Unhan RI, Nandhita Djanaka. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kerja sama antara Unhan RI dan Perpusnas RI merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan di kedua lembaga.
Dalam rapat tersebut, kedua pihak membahas beberapa hal terkait rencana kerja sama, antara lain:
Pertukaran informasi dan koleksi perpustakaan
Kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia
Kerja sama dalam penyelenggaraan kegiatan perpustakaan
Pada bagian akhir rapat, Dindin, Pustakawan Muda Unhan RI, mengajukan beberapa pertanyaan terkait rencana kerja sama. Pertanyaan pertama yang ia ajukan adalah tentang jaminan mekanisme proses migrasi dan bimbingan terhadap sistem INLISLite.
Aristianto Hakim, S.IPI., perwakilan dari Perpusnas RI, menjawab bahwa proses migrasi memakan waktu satu hari. Ia juga mengatakan bahwa akan dilakukan pembimbingan, komunikasi, pertemuan daring, bimtek, dan magang untuk memastikan bahwa pustakawan Unhan RI dapat menggunakan sistem INLISLite dengan lancar.
Sugeng, Analis TU Unhan RI, juga mengajukan pertanyaan. Ia menanyakan tentang kemungkinan kerja sama dalam bidang digitalisasi koleksi perpustakaan.
Aris mengatakan bahwa Perpusnas RI siap untuk bekerja sama dalam hal digitalisasi koleksi perpustakaan. Ia mengatakan bahwa Perpusnas RI memiliki berbagai fasilitas dan expertise yang dapat dimanfaatkan oleh Unhan RI.
Kedua pihak sepakat untuk segera menindaklanjuti hasil rapat tersebut dengan menyusun naskah kerja sama yang lebih rinci.
Potensi Kerja Sama
Kerja sama antara Unhan RI dan Perpusnas RI memiliki potensi yang besar untuk memberikan manfaat bagi kedua lembaga. Untuk Unhan RI, kerja sama ini dapat membantu meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, khususnya dalam hal penyediaan koleksi dan sumber daya manusia.
Sementara itu, bagi Perpusnas RI, kerja sama ini dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan koleksi dan layanan perpustakaan kepada masyarakat, khususnya kalangan civitas akademika Unhan RI.
Berikut adalah beberapa potensi kerja sama antara Unhan RI dan Perpusnas RI:
Pertukaran informasi dan koleksi perpustakaan
Unhan RI dan Perpusnas RI dapat saling bertukar informasi dan koleksi perpustakaan. Hal ini dapat membantu kedua lembaga untuk melengkapi koleksi perpustakaannya masing-masing.
Kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia
Unhan RI dan Perpusnas RI dapat bekerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan melalui program pelatihan, magang, dan studi lanjut.
Kerja sama dalam penyelenggaraan kegiatan perpustakaan
Unhan RI dan Perpusnas RI dapat bekerja sama dalam penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, seperti seminar, workshop, dan pameran. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan.
Dengan kerja sama yang terjalin antara Unhan RI dan Perpusnas RI, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua lembaga, serta masyarakat luas.
UPA Perpustakaan Unhan RI menerima kunjungan dari SESKO TNI, dipimpin langsung oleh Letkol Sus Sitty Asniwaty Sidik, S.Sos, Kabag Watadajisi Pentak SESKO TNI beserta rombongan sebanyak 5 personel.
Kehadiran rombongan Sesko TNI disambut baik oleh Kepala UPA Perpustakaan Unhan Nanditha Djanaka, S.T., M.M. beserta staf. Rombongan diterima di ruangan Perpustakaan Unhan.
Dalam Kunjungan tersebut Rombongan melihat sarana prasarana dan fasilitas perpustakaan, ruang sirkulasi dan referensi baik secara fisik maupun digital serta akses jurnal yang disediakan oleh perpustakaan Unhan. Termasuk penerbitan buku Unhan RI Press yang dapat menambah jumlah koleksi buku dan referensi yang dibutuhkan civitas akademika. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan mampu menambah wawasan di bidang perpustakaan dikarenakan Perpustakaan universitas pertahanan telah mendapatkan akreditasi A dan telah melakukan otomasi perpustakaan dalam pelayanan perpustakaan menggunakan Senayan Library Management System
Lebih lanjut Kepala UPA Perpustakaan Unhan Nanditha Djanaka, S.T., M.M menyampaikan, sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan mempunyai posisi penting untuk keberhasilan belajar mahasiswa. Hal ini merujuk pada hakikat perpustakaan sebagai tempat yang menyediakan koleksi bahan cetak maupun non cetak untuk dimanfaatkan dalam proses perkuliahan sehingga perannya menjadi sumber belajar bagi mahasiswa. Perpustakaan dinilai memiliki manfaat jika dilihat dari banyaknya kunjungan baik kunjungan dari perguruan tinggi lainnya ataupun mahasiswa baik untuk melakukan peminjaman koleksi bahan pustaka, membaca di tempat atau bahkan digunakan dalam mengerjakan tugas dan berdiskusi dalam perpustakaan