I. PENDAHULUAN
Pustakawan merupakan salah satu profesi yang memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Sesuai dengan profesinya, pustakawan dituntut memiliki kompetensi dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seiring dengan perkembangan perpustakaan dan kemajuan Teknologi dan Informasi (TIK), pustakawan harus meningkatkan dan menyesuaikan kemampuannya dalam bidang tersebut.
Perpustakaan saat ini telah diakui memiliki dampak positif terhadap kehidupan masyarakat secara luas melalui bebagai peran, termasuk peran dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Pustakawan sebagai motor penggerak perpustakaan dengan sendirinya di nilai memiliki peran penting mendukung peran perpustakaan dalam pencapaian TPB melalui penyediaan akses ke informasi, sarana teknologi informasi dan komunikasi, bantuan kepada masyarakat dalam pembangunan kapasitas pemanfataan informasi, serta pelestarian informasi untuk generasi mendatang.
Mengacu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) setiap tiga tahun mengadakan kongres Ikatan Pustakawan Indonesia. Kongres merupakan ajang pertemuan tertinggi para pustakawan seluruh Indonesia untuk menentukan kebijakan dan arah organisasi ke depan. Dalam Kongres IPI XV Tahun 2022 akan ditetapkan perubahan AD/ART dan Kode Etik, Program Kerja serta memilih Ketua Umum untuk tiga tahun kedepan, di samping kegiatan kongres di adakan juga kegiatan Seminar Ilmiah Nasional.
Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia ini bertujuan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja Ikatan Pustakawan Indonesia Periode 2018-2022. Menyusun program kerja baru, meninjau ulang AD/ART, kode etik, dan memilih Ketua Umum IPI periode 2022-2025. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi pustakawan Indonesia yang mampu memberikan layanan prima. Memperkuat jaringan dan Kerjasama Pustakawan Indonesia sekaligus berbagi pengalaman dan pengetahuan.
II. PELAKSANAAN
Pelaksanaan acara Kongres XV Dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia di Surabaya berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 4 November 2022, bertempat di Hotel Vasa Jl. Mayjen Hr. Muhammad Nomor 31 Surabaya-Jawa Timur, yang dihadiri 600 peserta yaitu Peserta Kongres XV terdiri dari Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia, Pengurus Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota, serta Dewan Pembina dan Peninjau. Peserta Seminar Ilmiah terdiri dari Pustakawan Indonesia Negeri/Swasta baik Perpustakaan Umum, Perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Sekolah dan Pemerharti perpustakaan serta pengiat literasi.
Salah satu peserta yang ikut dalam acara tersebut adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Drs. Ernes Dj. Fambrene, M.Han. Keikut sertaan Kepala UPT. Perpustakaan Unhan RI, pada acara tersebut didasari Surat Perintah Rektor Unhan RI Nomor: SPRIN/2987/X/2022 tanggal 21 Oktober 2022 tentang menghadiri acara Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia Tahun 2022 di Hotel Vasa Jl. Mayjen HR. Muhammad Nomor 31 Surabaya Jawa Timur.
Kongres yang bertemakan “Peran Pustakawan Dalam Ekosistem Digital Nasional” ini, pada saat pembukaan dihadiri oleh para pejabat terdiri dari: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, M.Si, Kepala Perpustakaan Nasional RI Drs. Muhammad Syarif Bando, M.Si, Ketua Umum Ikatan Perpustakaan Indonesia, Teuku Syamsul Bahari, SH. M.Si, Pejabat Eselon II di Lingkungan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia; Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Jawa Timur, Drs. Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno, M.M, Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Pembina Utama Muda Ir. Tiat S. Suwardi, M.Si, Pejabat Struktural Di Lingkungan Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur; Ketua Pengurus Daerah IPI Provinsi Jawa Timur; dan Pustakawan di Seluruh Indonesia.
Kegiatan selama pelaksanaan Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional Ikatan Pustakawan Indonesia diantaranya, pada hari pertama, Selasa, 1 November 2022 dengan kegiatan terdiri dari: Laporan dan Sambutan Ketua Umum Ikatan Perpustakaan Indonesia, Teuku Syamsul Bahari, SH. M.Si selaku Ketua Panitia, yang menjelaskan bahwa Pustakawan harus berperan dalam meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan masyarakat saat ini seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan membangun kerjasama dalam memecahkan masalah. Kompetensi global di era disrupsi yang diperlukan pustakawan adalah kemampuan menggabungkan koleksi digital dan tercetak, kemampuan mengakses informasi dengan berbagai format, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui media yang telah berkembang pesat.
Selanjutnya Sambutan Kepala Perpustakaan Nasional RI Drs. Muhammad Syarif Bando, M.Si yang menjelaskan bahwa, Ikatan Perpustakaan Indonesia sebagai wadah pustakawan juga sebagai mitra kerja pemerintah, harus mendukung kebijakan Pemerintah/ Pemerintah Daerah, Perpustakaan Nasional RI tentang pengembangan perpustakaan dan kepustakawan; IPI juga harus berperan dalam ekosistem Digital Nasional. Pustakawan yang bergabung dalam organisasi profesi perpustakawan tidak hanya ASN tetapi juga non ASN, sesuai AD/ADRT IPI. Organisasi profesi perpustakaan IPI harus meningkatkan kompetensi anggotanya. Organisasi IPI harus juga berkolaborasi dengan organisasi profesi lainnya agar organisasi kita dapat berkiprah memberikan masukan-masukan dalam bidang lainnya. Dan Memaksimalkan Lembaga Sertifikasi Perpustakawan.
Dilanjutkan Sambutan Pembukaan Kongres dan Seminar Ilmiah oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, M.Si, sekaligus sebagai Keynote Speaker, yang menjelaskan bahwa, berkaitan tema kongres, “Peran Pustakawan Dalam Ekosistem Digital Nasional” maka yang diperlukan adalah pustakawan memiliki daya cipta berupa visi, kehendak, karakter personal yang akan memberikan makna baru dan mengubah kehidupan secara mendasar bagi diri dan lingkungan maupun dunia. Di lain sisi juga menyampaikan berdasarkan survei DCI tahun 2020 dan dipublikasi pada Februari 2021 menyebutkan bahwa netizen Indonesia adalah warganet paling tidak sopan se-Asia Tenggara, disebutkan bahwa netizen Indonesia berada diurutan ke-29 dari 32 negara dalam survei tingkat kesopanan bermedia sosial. Hal ini menjadi tantangan bagi pustakawan bahwa tugas Pustakawan bukan hanya meningkatkan kegemaran membaca tapi untuk mengedukasi masyarakat agar berliterasi digital secara sopan. Selanjutnya Gubernur Jawa Timur, membuka Kongres dan Seminar ilmiah nasional secara resmi ditandai dengan pemukulan gong dan pemberian cindera mata.
Pada hari kedua Rabu, 2 November 2022, dengan kegiatan berupa, Seminar Ilmiah dimulai dari: SESI I. Judul “Dukungan Pemerintah terhadap formasi tenaga pengelola perpustakaan di Provinsi/Kabupaten/Kota terkait Kebijakan Pemerintah tentang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K)”, oleh Pembicara Yoga Faisal dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, dan Moderator Hasim Marsaid, yang menjelaskan bahwa outline terkait Manajemen SDM Aparatur Formasi PPPK Jabatan Fungsional Pustakawan T.A. 2022, dan Persyaratan Seleksi PPPK Jabatan Fungsional T.A. 2022. Hal-hal yang perlu menjadi catatan/pemahaman bersama, penyusunan dan penetapan kebutuhan ASN, Analisis fungsi jabatan dalam organisasi, Daftar jenis jabatan yang dapat isi PPPK, Kondisi SDM Aparatur saat ini, Arah Kebijakan Pengadaan ASN tahun 2022, Penetapan kebutuhan ASN tahun 2022, Daftar instansi Pusat, dengan alokasi Formasi Pustakawan Paling Banyak, dan Persyaratan pengalaman kerja bagi pelamar.
Untuk SESI II. Mengambil judul “Penyelenggaraan Perpustakaan dalam Konteks Perencanaan”, oleh pembicara dari Kementerian Dalam Negeri RI oleh Dr. Edgar Rangkasa Analis Kebijakan Ahli Madya, Kementerian Dalam Negeri RI dan Moderator: Syamsul, yang menjelaskan bahwa, Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemda. Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Daerah (Pasal 11 UU 23 Tahun 2014), Mekanisme Sinkronisasi Dokumen Perencanaan Pusat – Daerah, Sinkronisasi Program Prioritas Pusat – Daerah Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 (Psl 258, 259, 260), Prioritas Nasional Peningkatan Budaya Literassi (RPJMN 2020-2024), Kondisi umum perpustakaan provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa /Kelurahan, isu strategis perpustakaan, Minimnya distribusi anggaran pengembangan perpustakaan, Kurangnya akses layanan sarana prasarana perpustakaan, Terbatasnya jumlah perpustakaan berstandar nasional, Kurangnya inovasi layanan perpustakaan khususnya di era 4.0 dan pandemi, Kurangnya koleksi dan pemanfaatan perpustakaan, Kurangnya tenaga pustakawan dan pemustaka. Berdasarkan hasil kegiatan Fasilitasi Dokrenda RPJMD dan Rencana Perangkat Daerah (RKPD) yang dilakukan oleh Kemendagri tahun 2021 sampai saat ini, permasalahan Anggaran adalah yang paling sering dijumpai mengingat karena adanya refocussing anggaran. Dan Dukungan Kemendagri Dalam Penyelenggaraan Perpustakaan.
Untuk SESI III. Mengambil judul “Peran Pustakawan Dalam Ekosistem Digital Nasional”, Oleh pembicara Dr. Taufik A. Gani, S.Kom, M.Eng.Sc, dan Moderator Syamsul yang menjelaskan bahwa Teknologi Digital dan Ekosistem Digital sebagai sebuah bio-inspiration, Ekosistem Digital, Perpustakaan sebagai Ekosistem, Ekosistem perpustakaan terbentuk dengan dukungan, membangun Kerjasama atau ekosistem digital perpustakaan, Kemampuan pustakawan dalam ekosistem digital, Perkembangan terkini, dan Metode lain.
Untuk SESI IV PARALEL. a) Mengambil judul “Kreatif di Era Digital”, oleh Gol A Gong. Duta Baca Indonesia, yang menjelaskan bahwa, Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Literasi Kesejahteraan, Indonesia Kekurangan Buku, 1 buku ditunggu 90 orang. Harus ada produk dan jasa yang dihasilkan oleh pustakawan dan pemustaka. Tagline 2022 Perpusnas RI yakni “Perpustakaan Nasional Menuju Transformasi Digital Untuk Menciptakan Ekosistem Digital Nasional”, Bagaimana Pustakawan mengelola literasi digital dengan baik. Konten Kreator Memiliki nilai ekonomi yang tinggi, Gerakan Indonesia Menulis 2023 dan Gerakan Pustakawan Menulis. b) Mengambil judul “Pijar Literasi (Pintar Bijak dan Kreatif dalam Berliterasi Digital)”, oleh Heraldha Savira Duta Baca Provinsi Jawa Timur, yang menjelaskan bahwa Laporan Data Reportal, Cyberbullying di Indonesia, golongan usia yang paling banyak mendapatkan tindak bullying, 4 pilar literasi digital yang harus kita kuasai seperti Etika Digital yakni mampu menjaga etika ketika berkomunikasi melalui media sosial, hindari perbincangan atau konten bermuatan sara karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan warga digital lainnya. Keamanan Digital yakni memiliki rasa tanggungjawab untuk menjaga data pribadinya supaya tidak jadi konsumsi publik, kebocoran data digital disinyalir bisa mengancam keselamatan diri sendiri.
Untuk SESI V PARALEL (Tiga makalah terpilih dari Call for Papers tahun 2022). Dengan kegiatan sebagai berikut:
a) Pemapar utama, mengambil judul “Upaya Pustakawan dalam Mendukung Keterbukaan Data Penelitian” di Jurnal Ilmiah peringkat Sinta 1 di UGM, oleh Sri Junandi dan Seno Yudhanto. Yang menjelaskan bahwa kebijakan keterbukaan data penelitian di jurnal ilmiah khususnya di UGM dan umumnya di Indonesia telah menjadi bagian yang tak terpisahkan yang harus dituangkan dalam kebijakan pengelolaan jurnal. Dampak positif dari keterbukaan data penelitian di jurnal ilmiah akan meningkatkan kualitas artikel yang dipublikasikan. Pustakawan sebagai pengelola jurnal ilmiah sekaligus pengelola informasi dapat berperan aktif dalam membuat kebijakan keterbukaan data penelitian.
b) Pemapar Kedua, mengambil judul “Perlindungan Data Privasi dan Kebebesan informasi dalam Platform WhatsApp”, oleh Umi Sugivanti (Pustakawan UGM) dan Agung Pambudi (Dosen Universitas Amikom). Yang menjelaskan bahwa Jaminan pelindung hukum atas data pribadi di platform WhatsApp masih lemah, dengan ditemukan kebocoran data privasi dalam platform whatsapp. Di dalam media sosial WhatsApp, komunitas penggunanya ikut adil dalam hal perlindungan data privasi, dibandingkan dengan media sosial lain. Jaminan perlindungan data privasi yang diberikan pemerintah yaitu tertuang dalam UU Nomor 39 tahun 1999 (HAM), UU Nomor 19 tahun 2016 (ITE), Permen Kominfo Nomor 20 tahun 2016, dan UU Nomor 27 tahun 2022 (PDP). Pemerintah memberikan jaminan atas kekebasan informasi di dunia maya termasuk WhatsApp, namun dalam situasi darurat pemerintah membatasi fitur media sosial. Kebebasan informasi di platform WhatApp memberikan kebebasan dalam mengakses informasi kepada penggunanya, tetapi masih mengingat aturan dan regulasi pada WhatsApp.
c) Pemapar Ketiga, mengambil judul “Kemas Ulang Informasi Perpustakaan Berbasis Animasi Digital”, oleh Sutarsyah Pustaka, Kementerian Pertanian. Yang menjelaskan bahwa Animasi digital merupakan produk kemas ulang informasi yang dapat menjadi target kinerja organisasi dalam mempromosikan keberadaan institusi. Respon pemustaka terhadap animasi digital perpustakaan kebun raya cukup tinggi, ditunjukkan dengan jumlah viewer yang menonton. Animasi digital dapat menjadi media alternatif dalam memberikan pelayanan dan pembelajaran kepada pemustaka. Khususnya koleksi Pembuatan film animasi dibutuhkan keaktifan dan kreatifitas pustakawan untuk mewujudkannya, tidak harus mengandalkan tenaga profesional dan anggaran yang besar, sinergi dan kolaborasi dengan siswa magang di perpustakaan dengan modal memanfaatkan aplikasi dan platform online yang bisa digunakan dalam pembuatan video.
Pada hari ketiga, Kamis 3 November 2022 dengan kegiatan sebagai berikut:
Untuk Pemapar utama, mengambil judul “Pustakawan Melayani dengan Sepenuh Hati”, oleh Drs. Paso Deka Dewanto. M.Si, Widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia provinsi Jawa Timur, intinya “Pustakawan hendaknya bisa melayani dengan wajah yang tersenyum, memberikan pelayanan maksimal kepada penggunanya,”
Untuk Pemapar Kedua, mengambil judul “Digital Humanities Librarian”: Tantangan Pustakawan dalam Perpustakaan Digital, oleh Prof. Dr. Dra. Rahma Sugihartati, M.Si, (Departemen Ilmu Informasi dan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politrik Universitas Airlangga). Bertindak sebagai Moderator Zulfikar Zein, yang menjelaskan Keniscayaan Di Era Digital mencakup Lingkungan dan ekosistem digital, Budaya digital, Perpustakaan Digital dan Digital librarian. Digital Humanities terkait dengan Penelitian, pengajaran, pembelajaran, dan penerbitan di bidang sosial humaniora yang interdisipliner, Sebelum internet, scholar sosial humaniora melakukan penelitian secara tradisional. Memeriksa dokumen sejarah, karya seni, teks cetak yang tersedia di perpustakaan. Di era internet, dibutuhkan teks digital, database online. Dibutuhkan komunikasi dan kolaborasi antara scholar dan pustakawan untuk berdiskusi tentang kebutuhan scholar. Dan membahas tentang Digital Humanities Librarian.
III. Penutup
Selanjutnya dilaksanakan Penutupan Seminar Ilmiah Nasional, yang diawali sambutan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Jawa Timur, Drs. Abimanyu Poncoatmojo Iswinarno, M.M, yang menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh peserta dari seluruh Indonesia yang hadir pada Kongres XV Ikatan Pustakawan Indonesia Dan Seminar Ilmiah Tahun 2022, yang mengikuti kegiatan mulai dari hari pertama hingga akhir dapat terselenggaranya dengan aman dan lancar.
Dilanjutkan sambutan Kepala Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Pembina Utama Muda Ir. Tiat S. Suwardi, M.Si sekaligus menutup Kongres XV dan Seminar Ilmiah Nasional tahun 2022, yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Pustakawan di Indonesia yang telah memberikan waktu, tenaga, dan biaya untuk menyempatkan hadir dan mengikuti kegiatan kongres ini dengan harapan dapat membawa kemajuan Pengembangan Kepustakawanan di Negeri Ini melalui sharing dan berjejaring antar Pustakawan. Semoga dengan terpilihnya Ketua Umum baru nanti, dapat membawa amanah dan keberkahan dalam menjalankan tugasnya sehingga Profesionalitas Pustakawan terus dijaga dan ditingkatkan.
Selanjutnya dilaksanakan Kongres IPI dengan kegiatan sebagai berikut: Sambutan Ketua Umum Panitia Pusat-Ikatan Pustakawan Indonesia (PP-IPI) Teuku Syamsul Bahari, SH. M.Si, yang menjelaskan bahwa Kongres tersebut dilaksanakan untuk menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban PP-IPI Tanggapan Pengurus Daerah Provinsi, Pengesahan, Pertanggungjawaban, Domisioner PP-IPI 2018-2022 dan Penyerahan Sidang Pleno Kepada Panitia, Penyerahan Pataka Organisasi dan Pembentukan Komisi dan Sidang Komisi yang terdiri dari Komisi I: Program Kerja, menghasilkan beberapa rekomendasi salah satunya menetapkan 7 Juli sebagai hari Pustakawan, Komisi II: AD/ART dan Kode Etik dan Komisi III: Pemilihan Ketua Umum. Serta Laporan dan Pengesahan Hasil Sidang Komisi I, II dan III.
Pada saat itu pula dilaksanakan Pemilihan Ketua Umum Ikatan Pustakawan Indonesia Periode 2022-2025 terdapat dua calon yaitu Bapak T. Samsul Bahri. SH. M.Si, dan Ibu Woro Titi Haryanti. Berdasarkan hasil pemilihan maka Teuku Syamsul Bahari, SH. M.Si memperoleh 39 suara unggul atas Ibu Woro Titi Haryanti dengan perolehan 23 suara, dalam pemilihan Ketua secara langsung, sehingga terpilih kembali menjadi Ketua Umum Ikatan Pustakawan Indonesia Perode 2022-2025.
Dilanjutkan Sambutan kemenangan oleh Teuku Syamsul Bahari, SH. M.Si menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak sehingga Kongres ke XV ini dapat berjalan dengan baik, disamping itu juga mengucapkan selamat kepada pengurus baru dengan harapan semoga kedepan akan lebih baik dalam menjalankan tugasnya serta bisa amanah dan bertanggung jawab atas wewenang dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Selanjutnya Hasto selaku ketua sidang pemilihan dan didampingi anggota menutup kongres ditandai dengan ketuk palu.