muskitnas

KEPALA UPT PERPUSTAKAAN UNHAN RI BERKUNJUNG KE PERPUSTAKAAN MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL BUDI UTOMO DI JAKARTA

oleh

Tim Website Perpustakaan Unhan RI

Januari 2022

Mengawali tahun baru 2022, Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI didampingi dua stafnya Kasubbag Tata Usaha dan Pustakawan Ahli Muda Unhan RI mengadakan kunjungan kerja ke Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo pada hari Jumat, 14 Januari 2022. Kedatangannya disambut langsung oleh Plt. Kepala UPT Perpustakaan Museum Kebangkitan Nasional bapak Drs. Putranto, MM., didampingi beberapa staf.

Tujuan kunjungan ini, agar dapat saling berbagi pengalaman tentang operasional dan sistem layanan perpustakaan. Selain juga untuk menambah wawasan dan motivasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja di tempat kerja masing-masing. Semoga kunjungan ini dapat meningkatkan kerjasama dan memberikan manfaat pada semua pihak, demikian disampaikan Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI Kolonel Dr Sri Sundari, SE., MM

Dalam sambutannya, Kepala UPT Perpustakaan Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo menyampaikan rasa hormat, sangat senang dan bangga dengan kunjungan ini, paparan serta penjelasan Profil mengenai sejarah berdirinya museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo sampai dengan saat ini. Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo adalah sebuah gedung yang dibangun sebagai monumen tempat lahir dan berkembangnya kesadaran nasional dan juga ditemukannya organisasi pergerakan modern pertama kali dengan nama Boedi Oetomo.

Alamat: Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No.26, RW.5, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 10410

Contact us: kebudayaan@kemdikbud.go.id

Hours:

Open ⋅ Closes 4PM

Telepon : (021) 3847975

Tanggal SK : 1983 & 2013

Lokasi keberadaan: Jakarta Pusat, DKI Jakarta

Pemilik : Indonesia

Pengelola : Museum Kebangkitan Nasional

No. Regnas : CB.7

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26 Tahun 2020, Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang permuseuman yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan, yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Museum Kebangkitan Nasional. Berdasarkan tugas tersebut di atas, Museum Kebangkitan Nasional menyelenggarakan fungsi:

  1. pengkajian benda bernilai sejarah kebangkitan nasional
  2. pengumpulan benda bernilai sejarah kebangkitan nasional
  3. pelaksanaan registrasi koleksi museum
  4. pelaksanaan perawatan dan pengawetan koleksi museum;
  5. pelaksanaan penyajian dan publikasi benda bernilai sejarah kebangkitan nasional;
  6. pelaksanaan pengamanan koleksi museum;
  7. pelaksanaan dokumentasi benda bernilai sejarah kebangkitan nasional;
  8. pelaksanaan layanan edukasi benda bernilai sejarah kebangkitan nasional;
  9. pelaksanaan kemitraan pengelolaan museum;
  10. pelaksanaan pengelolaan perpustakaan museum;
  11. pelaksanaan urusan ketatausahaan

Dalam menyelenggarakan sejumlah fungsi ini, Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo memegang amanat untuk mendukung kesuksesan program – program Direktorat Jenderal Kebudayaan khususnya dalam program pengelolaan permuseuman. Tujuan yang hendak dicapai oleh Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo adalah “Menjadi tempat pengembangan pendidikan karakter dan objek pemajuan kebudayaan”. Gedung museum ini adalah gedung tua yang menyimpan ribuan memori yang terkoleksi dari masa ratusan tahun. Sebelum menjadi Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Stovia, atau gedung sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau disingkat STOVIA. Sekolah kedokteran jaman Belanda ini dikenal oleh para pribumi dengan nama Sekolah Dokter Bumiputra. Bangunan bersejarah yang berdiri tahun 1899 ini ada di atas lahan seluas 15.742 meter persegi. Kental dengan arsitektur Belanda, bangunan ini dilapisi tembok-tembok tebal yang kokoh, yang masih bertahan utuh hingga kini. Dari awal pembuatan, gedung ini memang diperuntukkan sebagai gedung sekolah dan asrama kedokteran Stovia. Stovia sendiri mengalami perjalanan sejarah cukup panjang. Awalnya, sekolah ini bernama Sekolah Dokter Jawa yang berdiri pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden atau Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.

Dalam kesempatan yang sama Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI Kolonel Chb Dr. Sri Sundari., SE., MM mengutarakan rasa kagum dan kenangannya 35 tahun ke belakang saat beliau menduduki bangku kuliah tahun 1989, sering sekali berkunjung ke perpustakaan ini dulu yang diberi nama Gedung Stovia. Dimana perpustakaan ini banyak sekali menyimpan bahan koleksi atau referensi-referensi buku mulai dari buku kedoktera, tekhnik, ilmu sosial dan lain-lain, sampai akhirnya menduduki jabatan sebagai Kepala Perpustakaan Unhan RI sampai dengan saat ini. Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari SE., MM memaparkan terkait Profil Perpustakaan Unhan RI yang sudah terakreditasi A dan perkembangannya saat ini sekaligus mempromosikan jenjang pendidikan yang berada di lingkungan Unhan RI. Kertertarikan di perpustakaan Boedi Oetomo ini adalah banyaknya berbagai koleksi koleksi yang belum banyak diketahui para pengunjung diantaranya dapat disaksikan ruang kelas dan laboratorium, asrama, tempat olahraga, kantin, dapur, dan aula sendratari, aula gamelan dan aula pameran pamera. Terdapat juga ruangan perpustakaan yang dikelola oleh Komunitas Buku Berkaki yang mengoleksi ribuan buku anak-anak. Selain itu, ruang aula juga digunakan untuk sekolah tarian tradisional secara gratis yang dikelola oleh Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Selanjutnya, pengunjung disuguhkan dengan seluruh koleksi museum dengan total 2.042 buah berupa bangunan, mebel, jam dinding, gantungan lonceng, perlengkapan kesehatan, pakaian, senjata, foto, lukisan, patung, diorama, peta/maket/sketsa, dan miniatur. Seluruh koleksi tersebut dipamerkan di beberapa ruangan antara lain di ruang awal pergerakan, ruang kesadaran nasional, dan ruang pergerakan, dan ruang memorial Boedi Oetomo. Terbaru, pada tahun 2012 dan 2013 revitalisasi museum secara bertahap dilakukan oleh pemerintah pusat dari segi tata koleksi, pemasangan air conditioner. Perlu kita ketahui bersama bahwa Sejarah Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo beralamat di Jl. Abdul Rachman Saleh No 26, Senen, Jakarta Pusat. Bangunan museum merupakan bekas sekolah kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) yang diresmikan pada tahun 1902. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak Jawa yang telah lulus SD, untuk kemudian dididik menjadi dokter. Setelah menyelam pendidikan selama 9 tahun, mereka dikirim ke daerah-daerah yang terdapat wabah penyakit, seperti campak, beri-beri, malaria, dan sebagainya. Ada banyak sekali museum di jakarta seperti Sejarah Museum Kota Tua, Sejarah Museum PP IPTEK, dan Sejarah Berdirinya Tugu Monas.

Gedung Musuem Kebangkita Nasional Boedi Oetomo memiliki 7 ruangan yang menyimpan kisah perjuangan di Sejarah Museum Kebangkitan Nasional ini diantaranya;

1. Ruang Pengenalan

Di ruangan ini, pengunjung akan berkenalan dengan sejarah Nusantara yang dijajah oleh bangsa barat, mulai dari Portugis, Inggris, dan Belanda. Penjelasan di ruangan ini mencakup rentang waktu awal datangnya penjajah hingga adanya perlawanan rakyat yang sifatnya masih kedaerahan misalnya, Pangeran Diponegoro yang menjadi pemimpin perang di daerah Jawa dan Sultan Hasanuddin yang memimpin perang di daerah Kerajaan Gowa Tallo.

2. Ruang Awal Pergerakan Nasional

Ruangan Sejarah Museum Kebangkitan Nasional ini menggambarkan awal mula munculnya gerakan nasional dalam menghadapi penjajah setelah sebelumnya hanya menggunakan kekuatan kedaerahan saja. STOVIA erat kaitannya dengan gerakan ini. Sebagai mahasiswa kedokteran yang tentunya cerdas, Soetomo dan kawan kawan merasa resah dengan kondisi negerinya yang sudah dijajah selama 3 abad. Keresahannya tersebut terbakar menjadi semangat setelah Dr. Wahidin Soediro Hoesodo memberikan ceramah tentang beasiswa dari kalangan priayi Jawa. Ya, semangat 45 untuk berkontribusi bagi negeri ini sebagaimana priayi tersebut berkontribusi bagi pendidikan kedokterannya.

Akhirnya, pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi Boedi Oetomo dibentuk di kampus ini. Organisasi ini diketuai oleh Soetomo tentunya. Namun, Boedi Oetomo yang merupakan organisasi kepemudaan pertama di Indonesia dikecam oleh dosen-dosen STOVIA yang kesemuanya orang Belanda. Mereka menganggap bahwa organisasi ini mengancam negeri kincir angin tersebut. Mereka pun hendak mengeluarkan ketua dan anggota Boedi Oetomo dari STOVIA. Untungnya, ada Dr HF Roll yang tidak sepakat dengan dosen-dosen lainnya. Ia bahkan membela Soetomo dan berkata “Apakah di antara tuan-tuan yang hadir disini tidak ada yang lebih merah (nekad/berani) dari Soetoemo waktu tuan-tuan berumur 18 tahun?” Ucapan tersebut pun manjur bukan main. Dosen-dosen akhirnya tidak jadi mengeluarkan Soetomo dan kawan kawan, bahkan mereka juga menyetujui adanya Boedi Oetomo dan mendukung kongres pertamanya. Ucapan Dr HF Roll, sang pencetus STOVIA tersebut, diabadikan lewat kutipannya yang menjadi koleksi Museum Kebangkitan Nasional.

Isi dari Ruang Awal Pergerakan Nasional ada beberapa item, yaitu :

  • Peragaan kelas STOVIA yang menjadi tempat lahirnya para pemuda yang peduli dan membawa perubahan pada negeri ini.
  • Pembelaan HF. Roll yang merupakan cikal bakal berkembang pesatnya Boedi Oetomo.
  • Patung pelajar STOVIA dari berbagai daerah di Indonesia yang mengingatkan pada kekuatan Bhinneka Tunggal Ika saat itu.

3. Ruang Kesadaran Nasional

Ruangan ini mengisyaratkan kesadaran manusia-manusia di Nusantara dalam membentuk konsep bernegara dan berbangsa pada masa itu. Orang-orang di daerah-daerah jajahan Belanda pun sadar bahwa mereka harus bersatu untuk melawan penjajah, meski berbeda suku, agama, pulau, dan berbagai latar belakang lainnya. Semua ini tidak lepas dari perjuangan R.A. Kartini, Dewi Sartika, Wahidin Soediro Hoesodo, dan lain lain. Dalam buku Panggil Aku Kartini Saja, Pramoedya Ananta Toer menuliskan peran serta Kartini dalam kesadaran nasional.

“Kartini adalah orang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia yang menutup zaman tengah, zaman feodalisme pribumi yang “sakitan” menurut istilah Bung Karno. Bersamaan dengan batas sejarah pribumi ini, mulai berakhir pula penjajahan kuno Belanda atas Indonesia dan memasuki babak sejarah penjajahan baru; Imperialisme modern.”

4. Ruang Pergerakan Nasional

Pengunjung dapat melihat gambaran pergerakan nasional di ruangan ini, dari awal sejak berdirinya organisasi-organisasi nasional di Indonesia, seperti Boedi Oetomo, Indische Partij, Muhammadiyah, dan sebagainya. Gambaran tersebut dituangkan ke dalam bentuk diorama yang tentu sangat menarik bagi pengunjung. Beberapa koleksi yang ada di Ruang Pergerakan Nasional, di antaranya yaitu :

  • Diorama pertemuan Wahidin, Soetomo, dan Suradji
  • Diorama berdirinya Budi Utomo
  • Foto-foto Organisasi Awal Kebangkitan
  • Vandel-vandel
  • Foto-foto organisasi Pemuda

5. Ruang Propaganda Studi Fonds

Di ruangan inilah, terdapat penggambaran visualisasi saat Dr Wahidin Soediro Hoesodo memberikan ceramah mengenai studi fonds. Studi Fonds berarti beasiswa yang diperuntukkan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan akses pendidikan. Dari sinilah Soetomo sadar bahwa ia harus memberikan sumbangsih bagi negeri tercinta ini. Koleksi di Ruang Propaganda antara lain :

  • Lukisan perjalanan Dr. Wahidin
  • Patung Dr. Wahidin
  • Patung pelajar STOVIA

6. Ruang Memorial Boedi Oetomo

Pengunjung dapat merasakan atmosfir saat pendirian Boedi Oetomo ketika memasuki Ruang Memorial Boedi Oetmo. Pasalnya, peristiwa bersejarah tersebut bertempat di ruangan ini. Tentunya, ruangan ini memiliki keistimewaan tersendiri.

  • Lukisan Wahidin Sudirohusodo
  • Kerangka Manusia untuk praktek para calon dokter STOVIA
  • Bangku Perkuliahan STOVIA
  • Patung dada Bung Tomo
  • Patung-patung pelajar STOVIA saat diskusi pendirian Boedi Oetomo
  • Foto kegiatan pelajar STOVIA
  • Ilustrasi kegiatan Budi Utomo

7. Ruang Pers

Jika pengunjung tertarik dengan sejarah dan jurnalistik atau semacamnya, jangan lewatkan ruang pers. Di sini, pengunjung dapat melihat bagaimana perjalanan pers di Indonesia. Ya, pers sangat berperan dalam menginformasikan peristiwa-peristiwa penting di seluruh Indonesia. Bagaimana bisa rakyat Indonesia pada masa itu yang terbentang dari Sabang Sampai Ke Merauke, hidup di pegunungan sampai ke pesisir, mengetahui bahwa 17 Agustus 1945 adalah Sejarah Berdirinya Bangsa Indonesia. Di sinilah kekuatan pers bekerja. Koleksi-koleksi yang ada di Ruang Pers adalah sebagai berikut :

  • Tokoh PersVandel Berbagai macam alat cetak
  • Mesin Tik
  • Tustel
  • Foto-foto

Beberapa peristiwa sejarah yang terjadi di Sejarah Museum Kebangkitan Nasional adalah sebagai berikut :

  1. Ceramah Dr Wahidin Soedirohoesodo kepada pelajar STOVIA mengenai beasiswa pada tahun 1907
  2. Pendirian organisasi modern pertama Boedi Oetomo oleh pelajar STOVIA pada tahun 1908
  3. Pendirian organisasi kepemudaan pertama Tri Koro Dharmo pada tahun 1915

Kita dapat melihat bahwa Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo benar-benar bersejarah. Pasalnya, di museum inilah, segala hal-hal pertama terjadi, seperti pendirian organisasi modern pertama dan organisasi kepemudaan pertama. Tentunya, ini menjadi nilai plus dari museum yang merupakan bekas gedung sekolah STOVIA ini.

Dari sekian banyak yang dipaparkan oleh Plt. Kepala Perpustakaan Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo, tentunya diharapkan kita dapat memahami dan menghayati perjuangan para pemuda di masa pra kemerdekaan. Semoga kita sebagai generasi penerus bangsa bisa meneladani mereka dan menjadikan pembelajaran bagi anak anak kita dimasa sekarang dan masa datang.

Kita anak bangsa hanya mengisi dan meneruskana perjuangan perjuangan nenek moyang kita terdahulu dengan mengisi kemerdekaan ini dan memanfaatkan sarana peninggalan untuk kegiatan kegiatan dengan tujuan melestarikan budaya dan rasa cinta akan jiwa nasionalisme, diharapakan dengan kunjungan ini mahasiswa Unhan RI dapat memanfaatkan sarana yang tersedia di museum kebangkitan nasional Boedi Oetomo dalam meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa Unhan baik Program S1, S2 dan S3 Doktoral untuk mengadakan studi banding terkait dengan nilai nilai sejarah yang tersimpan di Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo.

Tim Website Perpustakaan Unhan RI

Januari 2022.

6

UPT PERPUSTAKAAN UNHAN RI TELAH MENJADI ANGGOTA IKAPI (IKATAN PENERBIT INDONESIA)

UPT PERPUSTAKAAN UNHAN RI TELAH MENJADI ANGGOTA IKPI

(IKATAN PENERBIT INDONESIA)

Tim Perpustakaan Unhan RI Januari 2022

IKATAN PENERBIT INDONESIA Tentang IKAPI

Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) adalah asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia yang menghimpun para penerbit buku dari seluruh Indonesia. IKAPI didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta. Para pelopor dan inisiator pendirian IKAPI adalah Sutan Takdir Alisjahbana, M. Jusuf Ahmad, dan Nyonya A. Notosoetardjo. Pendirian IKAPI didorong oleh semangat nasionalisme setelah Indonesia merdeka tahun 1945.

IKAPI kemudian dibentuk sebagai organisasi profesi penerbit buku berasaskan Pancasila, gotong royong, dan kekeluargaan. Atas kesepakatan para pendiri IKAPI diangkatlah Achmad Notosoetardjo sebagai Ketua pertama IKAPI, Ny. Sutan Takdir Alisjahbana sebagai wakil ketua, Machmoed sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan John Sirie sebagai komisaris. Pada masa awal tersebut bergabung tiga belas penerbit sesuai dengan buku yang disusun Mahbub Djunaidi dan versi lain dari Zubaidah Isa menyebutkan jumlah empat belas penerbit bergabung pada masa awal IKAPI tersebut. Namun, baik Mahbub maupun Zubaidah tidak menyebutkan siapa saja penerbit yang bergabung tersebut.

Keanggotaan IKAPI yang tercatat hingga Januari 2018 adalah 1488 anggota penerbit dari seluruh Indonesia. Konsentrasi penerbit terbesar masih di Pulau Jawa dan sisanya tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, termasuk juga Bali, NTT, NTB, dan Papua.

DALAM MENGGERAKKAN RODA ORGANISASI, PENGURUS DAN ANGGOTA IKAPI TELAH MENETAPKAN VISI DAN MISI BERIKUT.

VISI IKAPI

Menjadikan industri penerbitan buku di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan dapat berkiprah di pasar internasional. MISI IKAPI

Ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upaya penciptaan iklim perbukuan yang kondusif, pengembangan sistem perbukuan yang kompetitif, dan peningkatan profesionalisme asosiasi serta para anggotanya sehingga perbukuan nasional mampu berperan secara optimal demi mempercepat terbentuknya masyarakat demokratis terbuka dan bertanggung jawab.

Tujuan IKAPI

Ikapi bertujuan untuk meningkatkan fungsi dan peran literasi dalam kehidupan publik dan mengembangkan industri penrbitan buku, sebagai upaya untuk berkontribusi aktif dalam pendidikan dan peningkatan peradaban bangsa.

Fungsi IKAPI

Ikapi berfungsi sebagai sarana dan pusat komunikasi, informasi, konsultasi, advokasi dan pelatihan untuk industri penerbitan buku di Indonesia.

MENGAPA PERLU BERGABUNG KE IKAPI ?

Apa manfaat menjadi anggota IKAPI ?

Tantangan Ikapi untuk memenuhi kebutuhan anggotanya dari masa ke masa terus meningkat. Kini banyak penerbit yang berdiri, tetapi tidak sedikit pula yang tidak berminat menggabungkan dirinya kepada Ikapi. Tentu hal ini tidak dapat dilarang, apalagi sejak era reformasi yang menjadikan semua orang berhak berpendapat dan berhak pula ikut atau tidak dalam suatu institusi/organisasi.

Namun, jelas Ikapi memiliki sejarah profesionalitas pengalaman sebagai penerbit, bukan sekadar sebagai penjual buku. Ikapi mencanangkan diri sebagai organisasi profesi penerbit sehingga usaha-usaha meningkatkan profesionalitas telah dirintis sejak awal, termasuk mengikuti perkembangan tren perbukuan internasional dan teknologi perbukuan sendiri.

Jika ada yang bertanya, untuk apa sebuah penerbit menjadi anggota Ikapi, dapatlah diuraikan poin-poin seperti berikut ini.

  1. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan pengembangan profesionalitas perbukuan lewat berbagai eventyang diadakan Ikapi, seperti seminar, lokakarya, dan pelatihan.
  2. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan perlindungan kode etik bisnis penerbitan buku serta bantuan hukum (advokasi) terhadap masalah-masalah terkait perbukuan.
  3. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan informasi tentang berbagai kebijakan pemerintah menyangkut perbukuan, proyek-proyek pengadaan buku pemerintah, maupun kegiatan-kegiatan nasional atau internasional di bidang perbukuan.
  4. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan memperoleh benefit dari silaturahim atau hubungan antarpenerbit sehingga dapat membina kerja sama dalam bentuk penerbitan bersama (co-publishing) atau kerja sama lainnya yang saling menguntungkan.
  5. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi mendapatkan eksistensi sebagai anggota organisasi profesi untuk berhubungan dengan organisasi profesi atau organisasi bisnis lainnya, baik dalam bidang perbukuan maupun bidang di luar perbukuan.
  6. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi mendapatkan prioritas keikutsertaan dalam berbagai eventpameran buku, baik yang diadakan di Indonesia maupun di luar negeri dengan biaya yang lebih efisien.

Keuntungan menjadi anggota IKAPI adalah sebagai berikut :

  1. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan pengembangan profesionalitas perbukuan lewat berbagai event yang diadakan Ikapi, seperti seminar, lokakarya, dan pelatihan.
  2. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan perlindungan kode etik bisnis penerbitan buku serta bantuan hukum (advokasi) terhadap masalah-masalah terkait perbukuan.
  3. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan mendapatkan informasi tentang berbagai kebijakan pemerintah menyangkut perbukuan, proyek-proyek pengadaan buku pemerintah, maupun kegiatan-kegiatan nasional atau internasional di bidang perbukuan.
  4. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi akan memperoleh benefit dari silaturahim atau hubungan antarpenerbit sehingga dapat membina kerja sama dalam bentuk penerbitan bersama (co-publishing) atau kerja sama lainnya yang saling menguntungkan.
  5. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi mendapatkan eksistensi sebagai anggota organisasi profesi untuk berhubungan dengan organisasi profesi atau organisasi bisnis lainnya, baik dalam bidang perbukuan maupun bidang di luar perbukuan.
  6. Penerbit yang menggabungkan diri ke dalam Ikapi mendapatkan prioritas keikutsertaan dalam berbagai eventpameran buku, baik yang diadakan di Indonesia maupun di luar negeri dengan biayayang lebih efisien.

Demikian beberapa poin benefit menjadi anggota Ikapi. Tentu ada poin yang sangat penting lagi terkait dengan era komunitas saat ini bagaimana para penerbit anggota Ikapi dapat berkumpul dalam suatu organisasi dengan kepentingan yang sama yaitu mengusahakan kemajuan industri perbukuan nasional. Karena itu, isu-isu terkait penerbitan buku di Indonesia ataupun dunia dapat dengan cepat diserap antar-anggota Ikapi.

PERSYARATAN MENJADI ANGGOTAN IKAPI SESUAI DENGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKAPI PADA BAB IV TENTANG KEANGGOTAAN.

A.PASAL 24 : ANGGOTA BIASA

Anggota Biasa ialah badan usaha/lembaga penerbit buku, baik swasta maupun milik negara, yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Berbentuk badan usaha atau badan hukum yang telah disahkan berdasarkan Akta Notaris atau dokumen resmi dari instansi pemerintah yang terkait;
  2. Memiliki izin usaha dari instansi pemerintah yang berwenang;
  3. Secara jelas mencantumkan usaha atau kegiatan menerbitkan buku dalam Anggaran Dasar dan/atau izin usahanya.
  4. Mempunyai alamat kantor yang tetap dan jelas serta mempunyai karyawan tetap sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
  5. Telah menerbitkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) judul buku ber-ISBN.

B.PASAL 25 : ANGGOTA LUAR BIASA

Anggota Luar Biasa ialah badan usaha/lembaga penerbit yang pengelolaan atau kegiatannya dilakukan oleh instansi pemerintah atau lembaga pendidikan/masyarakat, yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Memiliki Surat Keputusan pimpinan instansi atau lembaga pendidikan/masyarakat yang menetapkan berdirinya lembaga penerbitan di lingkungannya;
  2. Telah menerbitkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) judul buku ber-ISBN.
  3. Mempunyai alamat kantor yang tetap dan jelas.
C.PASAL 26 : ANGGOTA KEHORMATAN
  1. Anggota Kehormatan ialah orang atau badan (pemerintah, swasta, atau lembaga swadaya masyarakat) yang berjasa kepada Ikapi dan/atau dunia perbukuan Indonesia, yang ditetapkan oleh Konferensi Kerja Nasional.
  2. Khusus Anggota Kehormatan diusulkan oleh Pengurus Cabang, Pengurus Daerah atau Pengurus Pusat dan disahkan oleh Pengurus Pusat Ikapi.
D.PASAL 27 : KETENTUAN PENERIMAAN ANGGOTA
  1. Permintaan menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa diajukan oleh calon anggota kepada Pengurus Cabang di tempat domisili badan usaha/lembaga penerbit nasional yang bersangkutan.
  2. Apabila di satu Daerah tingkat Kabupaten/Kota belum ada Pengurus Cabang, permintaan diajukan langsung kepada Pengurus Pusat. Tanda Anggota dikeluarkan oleh Pengurus Pusat sebagai tanda penerimaan dan pengesahan keanggotan tersebut.
  3. Permintaan menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa diajukan secara tertulis oleh calon anggota dengan mengajukan surat permohonan dan mengisi formulir pendaftaran anggota, disertai lampiran-lampiran berupa:
    Satu lembar salinan Akta Notaris atau dokumen resmi dari instansi pemerintah terkait untuk Anggota Biasa dan Surat Keputusan instansi pemerintah/swasta dan lembaga pendidikan/masyarakat yang terkait untuk Anggota Luar Biasa.
  4. Satu lembar salinan izin usaha (kecuali untuk Anggota Luar Biasa).
  5. Satu lembar surat keterangan domisili.

Masing-masing 2 (dua) eksemplar dari sekurang-kurangnya tiga judul buku yang telah diterbitkan dan memiliki ISBN untuk calon Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa.

  1. Membayar biaya pendaftaran yang besarnya ditentukan sesuai aturan.
  2. Setelah dinyatakan resmi menjadi anggota, maka anggota baru wajib membayar iuran anggota yang ditentukan oleh pengurus daerah.
  3. Setelah menerima surat permohonan, formulir pendaftaran anggota dan lampiran-lampirannya, Pengurus Cabang segera melakukan verifikasi terhadap calon anggota/penerbit tersebut, baik yang berkaitan dengan persyaratan formal maupun tentang riwayat perusahaan, sumber daya manusia dan aktivitas perusahaan penerbitan yang bersangkutan. Apabila di satu Kabupaten/Kota belum ada Pengurus Cabang, maka verifikasi dilakukan oleh Pengurus Daerah. Apabila tidak terdapat Pengurus Daerah, maka verifikasi dilakukan oleh Pengurus Pusat.
  4. Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, Pengurus Daerah menyampaikan pendapat dan sarannya kepada Pengurus Pusat, tentang status calon Anggota tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah permohonan diterima dari calon anggota/penerbit yang bersangkutan.
  5. Berdasarkan pendapat dan saran Pengurus Daerah tersebut, Pengurus Pusat memberikan keputusan secara tertulis kepada Pengurus Cabang dengan tembusan kepada calon anggota/penerbit yang bersangkutan, selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah Pengurus Pusat menerima surat (rekomendasi) Pengurus Daerah/Perwakilan.
  6. Apabila di suatu Daerah tingkat Provinsi belum ada Pengurus Daerah, keputusan Pengurus Pusat disampaikan langsung kepada calon anggota/penerbit yang bersangkutan.
E.PASAL 28 : MASA KEANGGOTAAN
  1. Masa keanggotaan berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang selama Anggota tersebut masih memenuhi persyaratan dan ketentuan sebagaimana tertulis dalam Pasal 27.
  2. Anggota yang telah memperpanjang masa keanggotaannya sebagaimana dimaksud ayat 1 diatas berhak memperoleh tanda anggota yang berlaku untuk masa 2 (dua) tahun berikutnya.

Pada tanggal 06 Desember 2021 UPT Peprustakaan Unhan RI menyerahkan data ke IKPI Bandung Jawa Barat untuk mendaftar menjadi anggota IKPI. Pendaftaran menjadi anggota IKPI disambut dengan hormat oleh staf IKPI Bandung Jawa Barat data yang di serahkan UPT Perpsutakaan Unhan RI selanjutnya akan diserahkan ke IKPI Pusat, setelah di kirimkan persayaratan untuk menjadi anggota IKPI Unhan RI Press sudah diberi Nomor keanggotaan (belum terbit sertifikat keanggotaan) oleh pihak IKPI Bandung Jawa Barat. Pada tanggal 21 Januari 2022 UPT Perpustakaan Unhan RI telah resmi menjadi Anggota IKPI (Unhan RI Press) LUAR BIASA dengan nomor anggota Unhan RI Press : Nomor Anggota Unhan RI Press: 415/Anggota Luar Biasa/JBA/2021