oleh
Tim Website Perpustakaan Unhan RI
Januari 2022
Mengawali tahun baru 2022, Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI didampingi dua stafnya Kasubbag Tata Usaha dan Pustakawan Ahli Muda Unhan RI mengadakan kunjungan kerja ke Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo pada hari Jumat, 14 Januari 2022. Kedatangannya disambut langsung oleh Plt. Kepala UPT Perpustakaan Museum Kebangkitan Nasional bapak Drs. Putranto, MM., didampingi beberapa staf.
Tujuan kunjungan ini, agar dapat saling berbagi pengalaman tentang operasional dan sistem layanan perpustakaan. Selain juga untuk menambah wawasan dan motivasi sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja di tempat kerja masing-masing. Semoga kunjungan ini dapat meningkatkan kerjasama dan memberikan manfaat pada semua pihak, demikian disampaikan Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI Kolonel Dr Sri Sundari, SE., MM
Dalam sambutannya, Kepala UPT Perpustakaan Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo menyampaikan rasa hormat, sangat senang dan bangga dengan kunjungan ini, paparan serta penjelasan Profil mengenai sejarah berdirinya museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo sampai dengan saat ini. Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo adalah sebuah gedung yang dibangun sebagai monumen tempat lahir dan berkembangnya kesadaran nasional dan juga ditemukannya organisasi pergerakan modern pertama kali dengan nama Boedi Oetomo.
Alamat: Jl. Dr. Abdul Rahman Saleh No.26, RW.5, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 10410
Contact us: kebudayaan@kemdikbud.go.id
Open ⋅ Closes 4PM
Tanggal SK : 1983 & 2013
Lokasi keberadaan: Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Pengelola : Museum Kebangkitan Nasional
No. Regnas : CB.7
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26 Tahun 2020, Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang permuseuman yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kebudayaan, yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Museum Kebangkitan Nasional. Berdasarkan tugas tersebut di atas, Museum Kebangkitan Nasional menyelenggarakan fungsi:
- pengkajian benda bernilai sejarah kebangkitan nasional
- pengumpulan benda bernilai sejarah kebangkitan nasional
- pelaksanaan registrasi koleksi museum
- pelaksanaan perawatan dan pengawetan koleksi museum;
- pelaksanaan penyajian dan publikasi benda bernilai sejarah kebangkitan nasional;
- pelaksanaan pengamanan koleksi museum;
- pelaksanaan dokumentasi benda bernilai sejarah kebangkitan nasional;
- pelaksanaan layanan edukasi benda bernilai sejarah kebangkitan nasional;
- pelaksanaan kemitraan pengelolaan museum;
- pelaksanaan pengelolaan perpustakaan museum;
- pelaksanaan urusan ketatausahaan
Dalam menyelenggarakan sejumlah fungsi ini, Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo memegang amanat untuk mendukung kesuksesan program – program Direktorat Jenderal Kebudayaan khususnya dalam program pengelolaan permuseuman. Tujuan yang hendak dicapai oleh Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo adalah “Menjadi tempat pengembangan pendidikan karakter dan objek pemajuan kebudayaan”. Gedung museum ini adalah gedung tua yang menyimpan ribuan memori yang terkoleksi dari masa ratusan tahun. Sebelum menjadi Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo, gedung ini dikenal dengan nama Gedung Stovia, atau gedung sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau disingkat STOVIA. Sekolah kedokteran jaman Belanda ini dikenal oleh para pribumi dengan nama Sekolah Dokter Bumiputra. Bangunan bersejarah yang berdiri tahun 1899 ini ada di atas lahan seluas 15.742 meter persegi. Kental dengan arsitektur Belanda, bangunan ini dilapisi tembok-tembok tebal yang kokoh, yang masih bertahan utuh hingga kini. Dari awal pembuatan, gedung ini memang diperuntukkan sebagai gedung sekolah dan asrama kedokteran Stovia. Stovia sendiri mengalami perjalanan sejarah cukup panjang. Awalnya, sekolah ini bernama Sekolah Dokter Jawa yang berdiri pada tahun 1851 di Rumah Sakit Militer Weltevreeden atau Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Dalam kesempatan yang sama Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI Kolonel Chb Dr. Sri Sundari., SE., MM mengutarakan rasa kagum dan kenangannya 35 tahun ke belakang saat beliau menduduki bangku kuliah tahun 1989, sering sekali berkunjung ke perpustakaan ini dulu yang diberi nama Gedung Stovia. Dimana perpustakaan ini banyak sekali menyimpan bahan koleksi atau referensi-referensi buku mulai dari buku kedoktera, tekhnik, ilmu sosial dan lain-lain, sampai akhirnya menduduki jabatan sebagai Kepala Perpustakaan Unhan RI sampai dengan saat ini. Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari SE., MM memaparkan terkait Profil Perpustakaan Unhan RI yang sudah terakreditasi A dan perkembangannya saat ini sekaligus mempromosikan jenjang pendidikan yang berada di lingkungan Unhan RI. Kertertarikan di perpustakaan Boedi Oetomo ini adalah banyaknya berbagai koleksi koleksi yang belum banyak diketahui para pengunjung diantaranya dapat disaksikan ruang kelas dan laboratorium, asrama, tempat olahraga, kantin, dapur, dan aula sendratari, aula gamelan dan aula pameran pamera. Terdapat juga ruangan perpustakaan yang dikelola oleh Komunitas Buku Berkaki yang mengoleksi ribuan buku anak-anak. Selain itu, ruang aula juga digunakan untuk sekolah tarian tradisional secara gratis yang dikelola oleh Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Selanjutnya, pengunjung disuguhkan dengan seluruh koleksi museum dengan total 2.042 buah berupa bangunan, mebel, jam dinding, gantungan lonceng, perlengkapan kesehatan, pakaian, senjata, foto, lukisan, patung, diorama, peta/maket/sketsa, dan miniatur. Seluruh koleksi tersebut dipamerkan di beberapa ruangan antara lain di ruang awal pergerakan, ruang kesadaran nasional, dan ruang pergerakan, dan ruang memorial Boedi Oetomo. Terbaru, pada tahun 2012 dan 2013 revitalisasi museum secara bertahap dilakukan oleh pemerintah pusat dari segi tata koleksi, pemasangan air conditioner. Perlu kita ketahui bersama bahwa Sejarah Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo beralamat di Jl. Abdul Rachman Saleh No 26, Senen, Jakarta Pusat. Bangunan museum merupakan bekas sekolah kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) yang diresmikan pada tahun 1902. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak Jawa yang telah lulus SD, untuk kemudian dididik menjadi dokter. Setelah menyelam pendidikan selama 9 tahun, mereka dikirim ke daerah-daerah yang terdapat wabah penyakit, seperti campak, beri-beri, malaria, dan sebagainya. Ada banyak sekali museum di jakarta seperti Sejarah Museum Kota Tua, Sejarah Museum PP IPTEK, dan Sejarah Berdirinya Tugu Monas.
Gedung Musuem Kebangkita Nasional Boedi Oetomo memiliki 7 ruangan yang menyimpan kisah perjuangan di Sejarah Museum Kebangkitan Nasional ini diantaranya;
1. Ruang Pengenalan
Di ruangan ini, pengunjung akan berkenalan dengan sejarah Nusantara yang dijajah oleh bangsa barat, mulai dari Portugis, Inggris, dan Belanda. Penjelasan di ruangan ini mencakup rentang waktu awal datangnya penjajah hingga adanya perlawanan rakyat yang sifatnya masih kedaerahan misalnya, Pangeran Diponegoro yang menjadi pemimpin perang di daerah Jawa dan Sultan Hasanuddin yang memimpin perang di daerah Kerajaan Gowa Tallo.
2. Ruang Awal Pergerakan Nasional
Ruangan Sejarah Museum Kebangkitan Nasional ini menggambarkan awal mula munculnya gerakan nasional dalam menghadapi penjajah setelah sebelumnya hanya menggunakan kekuatan kedaerahan saja. STOVIA erat kaitannya dengan gerakan ini. Sebagai mahasiswa kedokteran yang tentunya cerdas, Soetomo dan kawan kawan merasa resah dengan kondisi negerinya yang sudah dijajah selama 3 abad. Keresahannya tersebut terbakar menjadi semangat setelah Dr. Wahidin Soediro Hoesodo memberikan ceramah tentang beasiswa dari kalangan priayi Jawa. Ya, semangat 45 untuk berkontribusi bagi negeri ini sebagaimana priayi tersebut berkontribusi bagi pendidikan kedokterannya.
Akhirnya, pada tanggal 20 Mei 1908, organisasi Boedi Oetomo dibentuk di kampus ini. Organisasi ini diketuai oleh Soetomo tentunya. Namun, Boedi Oetomo yang merupakan organisasi kepemudaan pertama di Indonesia dikecam oleh dosen-dosen STOVIA yang kesemuanya orang Belanda. Mereka menganggap bahwa organisasi ini mengancam negeri kincir angin tersebut. Mereka pun hendak mengeluarkan ketua dan anggota Boedi Oetomo dari STOVIA. Untungnya, ada Dr HF Roll yang tidak sepakat dengan dosen-dosen lainnya. Ia bahkan membela Soetomo dan berkata “Apakah di antara tuan-tuan yang hadir disini tidak ada yang lebih merah (nekad/berani) dari Soetoemo waktu tuan-tuan berumur 18 tahun?” Ucapan tersebut pun manjur bukan main. Dosen-dosen akhirnya tidak jadi mengeluarkan Soetomo dan kawan kawan, bahkan mereka juga menyetujui adanya Boedi Oetomo dan mendukung kongres pertamanya. Ucapan Dr HF Roll, sang pencetus STOVIA tersebut, diabadikan lewat kutipannya yang menjadi koleksi Museum Kebangkitan Nasional.
Isi dari Ruang Awal Pergerakan Nasional ada beberapa item, yaitu :
- Peragaan kelas STOVIA yang menjadi tempat lahirnya para pemuda yang peduli dan membawa perubahan pada negeri ini.
- Pembelaan HF. Roll yang merupakan cikal bakal berkembang pesatnya Boedi Oetomo.
- Patung pelajar STOVIA dari berbagai daerah di Indonesia yang mengingatkan pada kekuatan Bhinneka Tunggal Ika saat itu.
3. Ruang Kesadaran Nasional
Ruangan ini mengisyaratkan kesadaran manusia-manusia di Nusantara dalam membentuk konsep bernegara dan berbangsa pada masa itu. Orang-orang di daerah-daerah jajahan Belanda pun sadar bahwa mereka harus bersatu untuk melawan penjajah, meski berbeda suku, agama, pulau, dan berbagai latar belakang lainnya. Semua ini tidak lepas dari perjuangan R.A. Kartini, Dewi Sartika, Wahidin Soediro Hoesodo, dan lain lain. Dalam buku Panggil Aku Kartini Saja, Pramoedya Ananta Toer menuliskan peran serta Kartini dalam kesadaran nasional.
“Kartini adalah orang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia yang menutup zaman tengah, zaman feodalisme pribumi yang “sakitan” menurut istilah Bung Karno. Bersamaan dengan batas sejarah pribumi ini, mulai berakhir pula penjajahan kuno Belanda atas Indonesia dan memasuki babak sejarah penjajahan baru; Imperialisme modern.”
4. Ruang Pergerakan Nasional
Pengunjung dapat melihat gambaran pergerakan nasional di ruangan ini, dari awal sejak berdirinya organisasi-organisasi nasional di Indonesia, seperti Boedi Oetomo, Indische Partij, Muhammadiyah, dan sebagainya. Gambaran tersebut dituangkan ke dalam bentuk diorama yang tentu sangat menarik bagi pengunjung. Beberapa koleksi yang ada di Ruang Pergerakan Nasional, di antaranya yaitu :
- Diorama pertemuan Wahidin, Soetomo, dan Suradji
- Diorama berdirinya Budi Utomo
- Foto-foto Organisasi Awal Kebangkitan
- Vandel-vandel
- Foto-foto organisasi Pemuda
5. Ruang Propaganda Studi Fonds
Di ruangan inilah, terdapat penggambaran visualisasi saat Dr Wahidin Soediro Hoesodo memberikan ceramah mengenai studi fonds. Studi Fonds berarti beasiswa yang diperuntukkan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan akses pendidikan. Dari sinilah Soetomo sadar bahwa ia harus memberikan sumbangsih bagi negeri tercinta ini. Koleksi di Ruang Propaganda antara lain :
- Lukisan perjalanan Dr. Wahidin
- Patung Dr. Wahidin
- Patung pelajar STOVIA
6. Ruang Memorial Boedi Oetomo
Pengunjung dapat merasakan atmosfir saat pendirian Boedi Oetomo ketika memasuki Ruang Memorial Boedi Oetmo. Pasalnya, peristiwa bersejarah tersebut bertempat di ruangan ini. Tentunya, ruangan ini memiliki keistimewaan tersendiri.
- Lukisan Wahidin Sudirohusodo
- Kerangka Manusia untuk praktek para calon dokter STOVIA
- Bangku Perkuliahan STOVIA
- Patung dada Bung Tomo
- Patung-patung pelajar STOVIA saat diskusi pendirian Boedi Oetomo
- Foto kegiatan pelajar STOVIA
- Ilustrasi kegiatan Budi Utomo
7. Ruang Pers
Jika pengunjung tertarik dengan sejarah dan jurnalistik atau semacamnya, jangan lewatkan ruang pers. Di sini, pengunjung dapat melihat bagaimana perjalanan pers di Indonesia. Ya, pers sangat berperan dalam menginformasikan peristiwa-peristiwa penting di seluruh Indonesia. Bagaimana bisa rakyat Indonesia pada masa itu yang terbentang dari Sabang Sampai Ke Merauke, hidup di pegunungan sampai ke pesisir, mengetahui bahwa 17 Agustus 1945 adalah Sejarah Berdirinya Bangsa Indonesia. Di sinilah kekuatan pers bekerja. Koleksi-koleksi yang ada di Ruang Pers adalah sebagai berikut :
- Tokoh PersVandel Berbagai macam alat cetak
- Mesin Tik
- Tustel
- Foto-foto
Beberapa peristiwa sejarah yang terjadi di Sejarah Museum Kebangkitan Nasional adalah sebagai berikut :
- Ceramah Dr Wahidin Soedirohoesodo kepada pelajar STOVIA mengenai beasiswa pada tahun 1907
- Pendirian organisasi modern pertama Boedi Oetomo oleh pelajar STOVIA pada tahun 1908
- Pendirian organisasi kepemudaan pertama Tri Koro Dharmo pada tahun 1915
Kita dapat melihat bahwa Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo benar-benar bersejarah. Pasalnya, di museum inilah, segala hal-hal pertama terjadi, seperti pendirian organisasi modern pertama dan organisasi kepemudaan pertama. Tentunya, ini menjadi nilai plus dari museum yang merupakan bekas gedung sekolah STOVIA ini.
Dari sekian banyak yang dipaparkan oleh Plt. Kepala Perpustakaan Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo, tentunya diharapkan kita dapat memahami dan menghayati perjuangan para pemuda di masa pra kemerdekaan. Semoga kita sebagai generasi penerus bangsa bisa meneladani mereka dan menjadikan pembelajaran bagi anak anak kita dimasa sekarang dan masa datang.
Kita anak bangsa hanya mengisi dan meneruskana perjuangan perjuangan nenek moyang kita terdahulu dengan mengisi kemerdekaan ini dan memanfaatkan sarana peninggalan untuk kegiatan kegiatan dengan tujuan melestarikan budaya dan rasa cinta akan jiwa nasionalisme, diharapakan dengan kunjungan ini mahasiswa Unhan RI dapat memanfaatkan sarana yang tersedia di museum kebangkitan nasional Boedi Oetomo dalam meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa Unhan baik Program S1, S2 dan S3 Doktoral untuk mengadakan studi banding terkait dengan nilai nilai sejarah yang tersimpan di Museum Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo.
Tim Website Perpustakaan Unhan RI
Januari 2022.