maxresdefault

SELAMAT HARI PUSTAKAWAN NASIONAL 2021

Tim Website Perpustakaan Unhan RI Juli 2021

Tepat pada hari Rabu, 07 Juli 2021 Hari Pustakawan di Indonesia genap berumur 31 tahun setelah diresmikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 1990.

7 Juli memiliki arti yang sangat penting bagi dunia perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia, karena pada tanggal tersebut terdapat dua peristiwa bersejarah. Tanggal 7 Juli diperingati sebagai Hari Pustakawan sekaligus hari jadi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Hari Pustakawan dicanangkan pada 7 Juli 1990 sedangkan IPI lahir pada 7 Juli 1973.

IPI resmi didirikan dalam Kongres Pustakawan Indonesia yang dilangsungkan di Ciawi, Bogor, tanggal 5-7 Juli 1973. Tujuan dari pendirian IPI adalah untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan di Indonesia.

Menjadi momentum pentingnya profesi pustakawan dalam pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat merupakan pusat ilmu pengetahuan dan informasi. Oleh karena itu, pustakawan memiliki peran penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan kepada pemustaka. Pustakawan terus bekerja dengan penuh pengabdian untuk mewujudkan Indonesia Maju, dengan pelayanan sepenuh hati kepada pemustaka. Pustakawan tetap berpijak pada upaya memperjuangkan literasi masyarakat Indonesia, baik di masa lalu, hari ini, maupun masa yang akan datang, dalam kondisi apapun menghadapi perkembangan zaman dan tren kehidupan yang berubah begitu cepatnya. Seperti yang telah diketahui, pustakawan adalah orang yang memegang peranan penting pada sebuah perpustakaan. Tanpa adanya seorang pustakawan, perpustakaan tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Perkembangan perpustakaan saat ini perlahan bertransformasi kearah digital, bahkan sudah menjadi perpustakaan digital di beberapa perpustakaan maju di berbagai belahan dunia. Peran pustakawan sebagai media penyampai informasi, dapat menggunakan beragam program kemasan informasi dengan aneka penyajian, dalam menerapkan teknologi penyediaan sumber informasi sebagai wujud peningkatan kualitas pelayanannya. Dalam dunia pendidikan, peran perpustakaan masih menjadi kebutuhan pokok bagi para pendidik dan peneliti, karena tidak semua informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah. Berkaitan dengan sarana pembelajaran sebagai mitra dalam memperoleh informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, pustakawan sebagai mediator informasi sangat berperan. Itulah mengapa kalangan pendidik atau siapapun yang ingin berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan harus mengetahui peran seorang pustakawan. Melihat kondisi saat ini, meledaknya Covid-19 seakan menjadi sebuah momentum bagi pustakawan untuk memberikan suatu solusi terkait kebutuhan sumber informasi yang dibutuhkan masyarakat melalui perpustakaan, mengingat keterbatasan ruang gerak karena pandemi.

Pustakawan Ujung Tombak Literasi

Dari data yang dapat dihimpun dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) seperti dikutip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Indonesia tercatat memiliki tidak kurang dari 164.610 perpustakaan dengan 12.301 tenaga perpustakaan. 34 provinsi di Indonesia punya Dinas Perpustakaan, dengan rincian 491 Kabupaten/Kota dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia sudah memiliki dinas kelembagaan. Namun, hanya 33 saja yang memiliki kelembagaan perpustakaan sendiri, sementara sisanya masih bergabung dengan dinas lainnya.

Pustakawan merupakan ujung tombak utama untuk menghidupkan dan mengawal budaya literasi yang salah satunya bertujuan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Pustakawan sebagai elemen melekat dari entitas perpustakaan memiliki peran penting dalam menentukan transfer pengetahuan untuk membentuk budaya literasi, Pustakawan harus mampu mengkolaborasikan sumber-sumber informasi sehingga masyarakat memperoleh kecakapan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan. Tanpa kemampuan literasi yang memadai, masyarakat mudah terjerumus pada informasi yang palsu dan menyesatkan Maka dari itu, menjadi seorang pustakawan seharusnya memunculkan rasa percaya diri, bukan justru membuat orang rendah diri lantaran profesi ini seringkali dianggap kuno seiring perkembangan teknologi yang amat pesat. Sebagai seorang pustakawan, tidak usah merasa rendah diri, kita justru harus yakin dan semakin percaya diri, dengan membaca kita melahirkan anak-anak kreatif dan percaya diri, pustakawan bergerak…. ayo pekerja di bidang pustaka, jangan merasa rendah diri, jangan merasa tidak diperlukan lagi karena adanya elektronika yang menghantui anak-anak ini. Kalau kita bisa manfaatkan teknologi dengan benar, maka akan jadi berguna. Peran pustakawan atau librarian sangat diperlukan untuk mengelola ribuan buku berdasarkan kategorinya sehingga memudahkan para peminjam buku (pemustaka). Di era digital perpustakaan bisa diakses darimana saja dan kapan saja sepanjang ada koneksi internet. Dan seperti profesi lain, pustakawan pun harus bertransformasi untuk menyesuaikan diri dengan teknologi saat ini. Sehingga pemustaka bisa mengakses e-buku-buku, jurnal, makalah dan informasi yang dibutuhkan dengan mudah, nyaman dan menyenangkan. Dengan begitu diharapkan semakin banyak pemustaka yang berminat mengakses perpustakaan dan mau meluangkan waktu untuk membaca buku ( ebook), tidak sekedar rajin membaca status-status yang diposting di media sosial.

kapusnas-kunjungan-unhan-ri

KUNJUNGAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI KE UNHAN RIN

Kepala Perpustakaan Nasional RI Drs. Muhammad Syarif Bando., MM, beserta rombongan mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Pertahanan di Komplek IPSC Sentul Selasa 30 Juni 2020 disambut langsung oleh Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian S.T., M.Sc., DESD., di gedung Rektorat lt.1 Kampus Bela Negara Unhan.

Disela kunjungannya Kepala Perusnas menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala UPT. Perpustakaan Unhan Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, SE., MM yang telah menjembatani terlaksananya kunjungan ke Universitas Pertahanan disamping memperkenalkan diri sebagai Kepala Perpusnas RI kepada pejabat baru Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian S.T., M.Sc., DESD., yang sebelumnya dijabat oleh Letnan Jenderal TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., M.AP yang telah melaksanakan kunjungan balasan ke Perpustakaan Nasional RI yang bertempat di Jalan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta Pusat pada Desember 2018. Harapan yang samapun disampaikan kepala Perpusnas kepada Rektor Unhan untuk mengunjungi dan melihat kondisi dan perkembangan Perpustakaan Nasional dalam menindak lanjuti kerjasama yang telah dilaksanakan selama ini.

Kepala Perpusnas menyampaikan bahwa kunjungan ini sebagai bentuk implementasi kerjasama sebagai tindak lanjut dari kerjasama antara Perpustakaan Nasional dengan Unhan, selain itu juga untuk mengetahui sejauhmana kebutuhan dalam pengembangan perpustakaan Unhan, dalam memenuhi peyelenggaraan pendidikan karena Perpustakaan merupakan Jantungnya pada Perguruan Tinggi sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang 43

Pada kesempatan kunjungannya kepala Perpusnas RI secara simbolis menyampaikan cindera mata berupa buku hasil karya Pustakawan dan beberapa bibliogarfi seperti Presiden Souharto Presidien RI dan beberapa keeping CD sebagai wujud kepeduliannya kepaha Unhan.

Rektor Unhan mengucapan terimakasih atas kunjugan Kepala Perpusnas RI beserta rombongan di Unhan, pada kesempatan ini juga Rektor juga menyampaikan telah membuka Program Sarjana (S1) dengan 4 (empat) Fakultas baru, yaitu: Fakultas Kedokteran Militer, Fakultas Farmasi Militer, Fakultas MIPA Militer Dan Fakultas Teknik Militer dengan 10 prodi baru, selain program studi S2 dan S3 Yang udah berjalan, diharapkan Rektor Unhan dengan kehadiran Kepala Perpusnas RI dapat mensinergikan dan mengkolaborasikan Program Pendidikan yang diselegarakan Unhan dengan Program yang ada dan dikembangkan oleh Perpusnas. Rektor Unhan menyampaikan saat ini LPPM Unhan tengan melaksanakan penelitian terkait keterlibatan komponen-komponen laindalam peristiwa pemberontakan G 30 S PKI, dari penelitian ini diharapkan dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut sehingga tidak terjadilagi dikemudian hari, namun tidak untuk saling menyalahkan. Besok akan dilaksanakan FGD dalam rangkainan penelitian tersebut. Untuk itu Unhan membutuhkan Perpustakaan Nasional untuk mencari data dan Informasi yang melatar belakangi Pemberontakan G 30 S PKI.

Rektor Unhan juga menambahkan, saat ini Unhan tengan membangun smart kampus, yang nantinnya mahasiswa Unhan yang sedang melaksanakan perkuliahan bisa langsung terhubung ke buku referensi yang ada di Perpustakaan Nasional. Dengan demikian diharapkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Unhan-Perpusnas dapat terealisasi dan berjalan dengan baik. Dalam menerima kunjungan kepala Perusnas RI, Rektor Unhan didampingi oleh beberapa staf diantaranya Wakil Rektor II Bid Umum dan Keuangan Unhan Mayjen TNI Lasmono, M.Si (Han) dan Warek III Bid. Kerjasama dan Kelembagaan Unhan Mayjen TNI Dr. Hipdizah, S.Adm., Kabag Humas Roum Unhan serta Kolonel Caj (K) Dra. Rini Agustina MM Pustakawan Madya UPT Perpustakaan Unhan. Mengakhiri kunjungannya dengan Rektor Unhan Kepala Perpusnas RI Mohammad Syarif Bando dan rombongan menyempatkan diri berkunjung ke Perpustakaan Unhan sekaligus melihat secara langsung kesiapan Perpustakaan Unhan dalam upaya merealisasikan Perpustakaan yang Terakreditasi, dan menyampaikan beberapa arahan atensinya dihadapan staf dan pengurus dan selalu menyampaikan motivasinya apalagi sebentar lagi Ikatan Pustakawan Indonesia IPI pada bulaan Juli 2020 akan berulang tahun ke 47, diharapkan Pustakawan perpustakaan Unhan agar bisa membentangkan sayapnya, Jangan Lagi Seremoni, Utamakan Kolaborasi dan sinergitas.

Dalam kunjungannya ke Perpustakaan Unhan Kepala Perpusnas disambut hangat oleh seluruh Staf Perpustakaan tidak diampingi oleh kepala UPT Perpustakaan Unhan Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari., SE., MM mengingat beliau sedang melaksanakan tugas sebagai Tim Aju Kadet Mahasiswa S.1 Unhan yang akan melaksanakan Chandra Dimuka di Aakademi Militer Magelang. Banyak hal yang disampaikan Kepala Perpusnas RI kepada staf perpustakaan Unhan sebagai wujud kepedulian dan sebagai Pembina Perpustakaan seluruh Indonesia khususnya Pembinaan terhadap Perpustakaan Perguruan Tinggi, agar perpustakaan Unhan dapat memaksimalkan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Perpusnas sehinga bisa terintegrasi dengan program yang telah disediakan dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin seluruh Mahasiswa dan akademisi Unhan baik Dosen maupun peneliti Unhan. Mengakhiri kunjungannya Kepala Perpusnas RI mendapat cindera mata dari Kepala UPT Perpustakaan Unhan pada kesempatan ini disampaikan oleh Pustakawan Madya Unhan Kolonel Caj (K) Dra. Rini Agustina., MM

kpdi

HARI ULANG TAHUN Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) ke 47 Perlu Bentangkan Sayap ke Daerah

Peringatan ulang tahun Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) menjadi momentum untuk membangkitkan perpustakaan sebagai tolok ukur kemajuan bangsa. Momentum peringatan ulang tahun Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) bakal menjadi evaluasi progres pencapaian kinerja organisasi. Demikian disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, dalam acara Peringatan Hari Pustakawan dan Ulang Tahun ke-47 organisasi IPI yang jatuh pada hari Selasa 7 Juli 2020

Dalam mengembangkan perpustakaan Pustakawan dituntut untuk action sebagaimana yang digarisbawahi dalam beberapa program yang harus direalisasikan pengurus pada saat pengukuhan pengurus IPI pada Kongres di Surabaya.

Beberapa program tersebut, di antaranya membentuk kepengurusan IPI di tingkat kabupaten/kota, membentuk tim penilai di lembaga atau mitra, mengambil bagian diklat asesor dan mengambil bagian tentang standar perpustakaan yang ada.

Kepala Perpusnas berharap IPI dapat membuat roadmap pembinaan untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang Nomor. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, Undang Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR), menjadikan pustakawan harus terus mengembangkan diri. Terutama di era pandemi saat ini, peran perpustakaan masih jauh dalam menyajikan informasi atau data.

Sesuai dengan tema HUT IPI tahun ini, yakni “Pustakawan Masa Lalu, Kini dan Nanti”, yang berarti bagaimana kemampuan pustakawan menggali sejarah yang ada. Sehingga pustakawan mampu meyakinkan seluruh elemen bangsa, sebagai eksistensi jati diri bangsa. Pustakawan bisa eksis berselancar memberikan informasi dengan menggunakan teknologi.

Pada kesempatan ulang tahun yang ke 47 IPI juga menyelenggarakan Seminar Internasional Kepustakawanan yang menghadirkan tiga narasumber, antara lain Pembina PP IPI, Sulistyo Basuki, Presiden IFLA, Christine Mackenzie, Ketua PD IPI Kalimantan Selatan, Ahmad Syauqie.

Presiden IFLA, Christine Mackenzie, dalam sambutannya menyampaikan enam alasan mengapa pustakawan dan perpustakaan membutuhkan asosiasi profesional.

Di tingkat personal pustakawan tentunya diharapkan dapat menambah jaringan dan kolega pustakawan dalam pengembangan profesinya sebagai pustakawan. Di tingkat nasional, pustawakan diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah dan legislatif terkait peraturan yang mengatur mengenai perpustakaan. Sedangkan, di tingkat internasional pustakawan bisa menyuarakan apapun untuk mengembangkan profesinya.

Peringatan Ulang Tahun IPI Jangan Lagi Seremoni, Utamakan Kolaborasi Dalam acara Peringatan Hari Pustakawan dan Ulang Tahun ke-47 disampaikan bahwa organisasi IPI, harus bisa menjadikan Momentum peringatan ulang tahun Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) jangan hanya dirayakan secara seremonial saja, tetapi dapat menjadi evaluasi progres capaian kinerja organisasi. Pustakawan dituntut untuk action, bukan lagi seremonial. Apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan perpustakaan. Pustakawan harus bisa menggarisbawahi niatan sejumlah program yang pernah disampaikan pengurus pusat saat pengukuhan namun belum maksimal direalisasikan.

Beberapa program tersebut, diantaranya membentuk kepengurusan IPI hingga di tingkat kabupaten/kota, membentuk tim penilai di lembaga atau mitra, mengambil bagian diklat asesor dan rumusan standar perpustakaan yang ada. Diharapkan IPI dapat membuat roadmap pembinaan untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia. Keberadaan pustakawan di Indonesia diakui memang belum mencukupi jumlah ideal. Tetapi, kondisi ini jangan sampai juga menjadi sebuah paradoks. Disatu sisi mengeluhkan tentang kurangnya tenaga pustakawan, namun di sisi lain lain pustakawan kurang mengambil peran strategis dalam pembangunan. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang Nomor. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, dan Undang Undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (SSKCKR) menjadikan pustakawan harus terus mengembangkan diri. Terutama di era pandemi saat ini, peran perpustakaan masih tertinggal dalam menyajikan informasi atau data. Dunia berubah dengan informasi. Dan simbol informasi salah satunya adalah perpustakaan. Siapa yang tidak cinta dengan perpustakaan. Pustakawan harus bisa eksis berselancar memberikan informasi dengan menggunakan teknologi. Ketua Umum PP IPI, T. Syamsul Bahri mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus bekerja keras meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pustakawan Indonesia demi memajukan perpustakaan.

Momentum pengukuhan di Surabaya dipertegas lagi dengan hasil Kongres IPI di Batam pada 2019 lalu. IPI telah merumuskan tujuan besar yang tidak sekedar meningkatkan profesionalisme pustakawan tetapi juga termasuk mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi, serta mengabdikan dan mengamalkan tenaga dan keahlian untuk bangsa dan negara. Dalam kondisi pandemi Covid-19, pengembangan profesi pustakawan tetap menjadi fokus perhatian organisasi. Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitasnya sebagai Pustakawan, IPI mengadakan kegiatan webinar berseri selama 16 pekan ke depan dengan topik-topik yang sesuai perkembangan perpustakaan atau berupa best practice, misalnya tentang literasi Ada tiga prinsip layanan perpustakaan di masa pandemi, yakni pertama bagaimana membuat perpustakaan semakin dicari. Kedua, mengubah situasi pandemi menjadi benefit dan profit. Dan ketiga, bagaimana menjadikan peran pustakawan semakin bersemi di masa pandemi. Paradigma perpustakaan sudah berubah. Perpustakaan sudah wajib memakai sentuhan teknologi dan pendekatan humanistik sehingga manfaat dari keberadaan perpustakaan terasa di masyarakat. IPI siap seratus persen mendukung program transformasi perpustakaan di era digital. Mau tidak mau perpustakaan harus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Mengingat perpustakaan berperan penting sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kolaborasi peran pustakawan dan perpustakaan sangat dibutuhkan dalam mendukung terwujudnya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial lewat ketersediaan koleksi, kemudahan akses bahan pustaka dan kesempatan memperoleh informasi bermutu yang dibantu oleh dukungan tenaga yang berkompeten mengelola informasi. Perpustakaan harus menjadi ruang sinergitas kegiatan kemasyarakatan agar terlihat manfaat dan dampaknya di masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya. Kehadiran pustakawan dan keberadaan ibarat dua sisi mata uang. Saling terkait dan membutuhkan. Dan tugas dan peran IPI sebagai sayap Perpusnas adalah mendukung dan mensukseskan seluruh program perpustakaan, baik di tingkat pusat ataupun daerah. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) bersama dengan Perpustakaan Nasional menyelenggarakan kegiatan seminar berbasis web dengan judul “Pustakawan : Masa Lalu, Kini, dan yang Akan Datang”. Acara yang digelar dalam rangka HUT IPI ke-47 serta Peringatan Hari Pustakawan Indonesia yang jatuh pada tanggal 7 Juli. Seluruh jajaran pengurus pusat IPI turut serta mengikuti jalannya acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam tersebut. Beberapa perwakilan dari Perpustakaan lain termasuk Pustakawan dari Perpustakaan Unhan turut berkesempatan untuk mengikuti acara tersebut. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 7 Juli 2020 dari mulai pukul 09.00 WIB s.d pukul 12.00 WIB berjalan dengan lancar meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19. Acara ini diakses melalui video conferencing aplikasi zoom serta siaran langsung melalui youtube dikarenakan banyaknya jumlah peserta yang mencapai ribuan orang. Digelarnya acara ini sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi IPI untuk semakin meningkatkan peran dan kapasitasnya dalam menjembatani para pustakawan yang ada di seluruh Indonesia. Sambutan pertama disampaikan oleh T. Syamsul Bahri, S.H., M.Si. selaku Ketua Umum Ikatan Pustakawan Indonesia. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI yaitu Drs. Muhammad Syarif Bando, MM yang juga merupakan Pembina Ikatan Pustakawan Indonesia. Setelah itu dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI sebagai tanda peringatan HUT sekaligus syukuran atas terselenggaranya acara. Narasumber pada webinar ini terdiri dari tiga orang, yang pertama Prof. Dr. Sulistyo Basuki selaku pembina PP-IPI. Narasumber kedua adalah President IFLA (International Federation of Library Associations and Institutions) yaitu Christine Mackenzie. Narasumber terakhir yaitu Dr. Ahmad Syawqie, S.IP selaku Ketua PD-IPI Kalimantan Selatan. Kesimpulan pada webinar yang telah berlangsung yaitu mencakup beberapa poin penting, yang pertama perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, karena itulah antar perpustakaan harus saling bekerja sama dan bahu membahu untuk saling membantu yang dalam islam istilahnya adalah silaturahmi. Poin kedua adalah pustakawan berperan sebagai transformer pada era new normal dalam memberikan pelayanan (library services) kepada siapapun yang membutuhkan informasi. Di akhir acara, terdapat pesan penutup yang disampaikan oleh Pembina Pengurus Pusat IPI agar pustakawan selalu maju meskipun di tengah situasi pandemi Covid-19. Terus bersemangat dan terus berkarya untuk Indonesia yang lebih baik, sekarang dan di masa yang akan datang.

studi-banding

STUDI BANDING PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh : Tim Pengelola Website Perpustakaan Unhan RI

Bogor – UPT Perpustakaan Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) melaksanakan Studi banding secara virtual dengan empat Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia. Adapun ke-empat Perpustakaan Perguruang Tinggi tersebut antara lain, Perpustakaan Universitas Brawijaya, Perpustakaan Universitas Hasanuddin, Perpustakaan Universitas Pattimura, Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Studi Banding dilakukan secara daring pada hari Kamis, 29 April 2021 dengan mengambil tema ”Optimalisasi Layanan Perpustakaan di Era Pandemi Covid-19”.

Studi banding Perpustakaan Unhan dipimpin langsung oleh Kolonel Chb (K) Dr.Sri Sundari, S.E., M.M. selaku Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI. Pada awal acara Beliau memberikan sambutan dan memperkenalkan profil singkat Unhan RI dilanjutkan dengan profil UPT Perpustakaan Unhan RI.

Kepala UPT Perpustakaan juga memperkenalkan para staff dengan tupoksinya masing-masing. Adapun staff UPT Perpustakaan Universitas Pertahanan RI, antara lain:

1. Kolonel (Ckm) Dr. Achmed Sukendro, S.H., M.Si. sebagai Pustakawan Madya

2. Heru Siswanto, S.Sos. sebagai Kasubag TU

3. Dindin, S.E sebagai Pustakawan Ahli Muda

4. Sugeng Suratno, S.E. sebagai Penyusun Ketatausahaan

5. Julinar T. Simanjuntak sebagai Pemelihara Bahan Pustaka

6. Faisol Abdul Kharis,S.Hum., M.Han. sebagai Sirkulasi Bahan Pustaka

7. Abdul Najib, A.Md. sebagai Teknologi Informasi

8. Achmad Qori Fadillah, S.S.I. sebagai Referensi Bahan Pustaka

9. Prasetiyo Suhendro, S.Hum. sebagai Pengolah Bahan Pustaka

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menghadirkan Ibu Laila Nasution, S.Sos., M.P. Selaku Kepala UPT Perpustakan Universitas Sumatera Utara. Beliau menampilkan profil perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Kemudian untuk sesi paparan, dilakukan oleh wakil kepala UPT Perpustakaan yaitu Ibu Sundari, S.Sos., M.Si. Dalam paparannya, beliau mencertiakan layanan-layanan yang ada di perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Layanan yang unik disana adalah disediakannya co-working space bagi para pemustaka. Hal tersebut sangat menarik minat pemustaka untuk dating dan menikmati semua fasilitas yang disediakan oleh Universitas Sumatera Utara.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memiliki 4 koleksi yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh pemustaka. Gedung perpustakaan Universitas Sumatera Utara seluas 4 Ha dengan bangunan 4 lantai. Lantai pertama merupakan lobby perpustakaan. Universitas Sumatera Utara memiliki perpustakaan untuk masing-masing fakultas yang ada disana,seperti perpustakaan Cabang FEB, Perputakaan Cabang Psikologi, dan perpustakaan cabang fakultas lainnya. Hal istimewanya adalah setiap pemustaka boleh meminjam di semua perpustakaan cabang fakultas tersebut dan bisa mengembalikan di perpustakaan cabang fakultas manapun.

Pemustaka Perpustakaan Universitas Sumatera Utara diberikan empat pilihan melakukan pencarian buku, yang pertama melalui katalog online di website perpustakaan USU, melalui website katalog online, melalui katalog online di terminal perpustakaan, dan yang terakhir melalui katalog online di mobile aplikasi perpustakaan USU yang bisa diakses melalui HP yang dapat diunduh di playstore.

Sesi tanya jawab dilakukan selama 20 menit, Heru Siswanto, S.Sos. selaku kasubag UPT Perpustakaan Unhan RI menanyakan terkait jurnal yang dilanggan oleh Perpustakaan USU dan mengajak untuk melakukan silang layan terkait dengan pemanfaatan jurnal antara Universitas Pertahanan RI dan Universitas Sumatera Utara. Usulan tersebut disambut dengan baik oleh Kepala UPT Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Materi kedua diberikan oleh Ibu Irmawati K.A. Duil, S.Sos selaku Kepala UPT Perpustakan Universitas Pattimura. Pertama Beliau menjelaskan sejarah dan latar belakang berdirinya perpustakaan Universitas Pattimura. Kemudian dilanjutkan dengan menceritakan seluruh layanan yang disediakan mulai layanan sirkulasi, layanan referensi, sarana dan prasarana dan lain-lain. Pada masa pamdemi ini perpustakaan universitas Pattimura tetap melakukan layanan perpustakaan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Materi Ketiga disampaikan oleh Drs. Johan A.E. Noor, M.Sc., Ph.D selaku kepala Perpustakaan Universitas Brawijaya. Di awal paparan beliau menyampaikan bahwa selalu membuka setiap paparan dengan menampilkan quote “perpustakaan adalah jantungnya perguruan tinggi”. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingya perpustakaan dalam setiap instansi perguruan tinggi.

Drs. Johan A.E. Noor, M.Sc., Ph.D menjelaskan bahwa perpustakaaan Universitas Brawijaya merupakan perpustakaan terpusat yang melayani sebanyak 69.000 mahasiswa. Perpustakaan Universitas Brawijaya dengan bangga menjelaskan bahwa mereka yang pertama kali mendeklarasikan zona bebas asap rokok di lingkungan Universitas Brawijaya. Selama masa pandemic Covid-19 layanan offline di perpustakaan Universitas Brawijaya tutup. Layanan dilakukan secara online secara terbatas dengan sistem pemesanan buku dan layanan literasi informasi untuk semua pemustaka.

Koleksi yang dimiliki perpustakaan Universitas brawijaya sebanyak 60.587 judul dengan 114.000 eksemplar buku. Selain memiliki koleksi tercetak, Perpustakaan Universitas Brawijaya memiliki ribuan koleksi e-book, jurnal, dan sumber informasi elektronik lainnya. Selain itu Perpustakaan Brawijaya memiliki e-Repository yang menyimpan semua hasil karya tulis civitas akademika Universitas Brawijaya.

Kuota peminjaman untuk mahasiswa sebanyak 25 eksemplar dengan masa peminjaman selama 2 minggu dan bisa dilakukan perpanjanga npinjaman maksimal dua kali. Kemudian untuk keterlambatan pengembalian buku, pemustaka dikenakan biaya 1000/hari keterlambatan. Perputakaan Universitas Brawijaya sangat tegas menerapkan aturan demi melatih kedisiplinan dan menjaga kenyamanan seluruh pemustakan di lingkungan Universitas Brawijaya.

Dalam sesi tanya jawab, pustakawan Muda UPT Perpustakan Unhan RI bertanya tentang pengembangan pustakawan yang dimiliki perpustakaan universitas Brawijaya dan layanan kerjasama yang mungkin bisa dijalin dengan Perpustakaan Unhan RI. Drs.Johan menjelaskan bahwa setiap pustakawan Perpustakaan Universitas Brawijaya selalu diikutkan dalam setiap pelatihan dan seminar yang ada di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, perpustakaan universitas brawijaya juga memberikan beasiswa kepada para pustakawan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Sehingga Jenjang pendidikan pustakawan tetap di perpustakaan Universitas Brawijaya minimal S-2 dan ada beberapa yang sudah mencapai S-3.

Kemudian terkait kerjasama dengan Unhan RI, Kepala Perpustakaan Universitas Brawijaya sangat menerima usulan tersebut dan akan membahasnya lebih lanjut. Layanan Silang antara Perpustakaan Brawijaya dan Perpustakaan Unhan RI akan bisa diwujudkan tentunya dengan prosedur-prosedur yang akan dibahas dan disepekati bersama antar kedua belah pihak.

Pertanyaan selanjutnya disampaikan oleh Julinar T Simanjuntak, Beliau bertanya terkait tingkat kepuasan pemustaka di Perpustakaan Universitas Brawijaya. Dijelaskan oleh Drs.Johan bahwa tingkat kepuasan layanan pemustaka sangat baik dikarenakan komunikasi yang terjalin antara pihak perpustakaan dengan para pemustaka. Perpustakaan Univeritas Brawijaya memberikan layanan pengaduan yang bisa dimanfaatkan oleh para pemustaka untuk menyampaikan kritik dan saran terkait seluruh layanan yang ada di perpustakaan Universitas Brawijaya. Pemustaka diberikan kebebasan memberikan masukan dan pihak perpustakaan akan segera merespon setiap kritik dan saran yang diberikan pemustaka.

Paparan materi keempat disampaikan oleh Ibu Fierenziana selaku kepala Perpustakaan Universitas Hasanuddin. Beliau menyampaikan terimakasih atas undangan dari perpustakaan Unhan RI sehingga bisa berbagi informasi terkait perpustakaan Universitas Hasanuddin kepada seluruh hadirin. Selanjutnya beliau menjelaskan profil dan layanan-layanan yang dimiliki oleh Perpustakaan Universitas Hasanuddin.

Lokasi perpustakaan berada di tempat yang sangat strategis di lingkungan kampus Unhas. Perpusatakaan Unhas berada di tengah-tengah kampus dan berdampingan dengan gedung rektorat. Gedung perpustakaan terdiri atas 4 lantai dengan luas seluruhnya 14.420 m2. Lantai 1 merupakan lobby perpustakaan, sedangkan untuk layanan berada di lantai 2 dan 3.

Perpustakaan Unhas memiliki keunikan dalam hal layanan. Meskipun perpustakaan Unhas bersifat terpusat, namun dalam pelayanannya mereka membuat reading room untuk setiap fakultas yang ada di Universitas Hasanuddin. Hal tersbeut bertujuan untuk mendekatkan layanan perpustakaan hingga ke tingkat fakultas. Pemustaka bisa menikmati layanan perpustakaan melalui fakultas mereka masing-masing.

Dalam mengoptimalkan pelayanan terhadap pemustaka, Perpustakaan Unhas memiliki personil sebanyak 34 personil dengan berbagai jenjang pendidikan mulai dari SMA sampai dengan S-3. Tingkat pendidikan S-3 berjumlah 2 orang, S-2 berjumlah 6 orang, S-1 berjumlah 20 orang, Diploma 3 berjumlah 4 orang, dan SLTA atau dibawahnya berjumlah 2 orang.

Perpustakaan Unhas memiliki koleksi buku teks sebanyak 239.183 Judul dengan jumlah 474.961 eksemplar. Kemudian untuk koleksi non-book berjumlah 403.756 dan Buku referensi berjumlah 4.814 judul dengan 8.423 eksemplar. Perpustakaan Unhas juga melanggan berbagai database jurnal elektronik. Selain itu perpustakan Unhas juga memiliki repository yang berisikan seluruh karya ilmiah hasil seluruh civitas akademika Unhas yang bisa diakses di https://repository.unhas.ac.id.

Kemudian di bidang mutu layanan, perpustakaan unhas sudah mendapatkan akreditasi A di bulan oktober 2020. Selain akreditasi A yang memuaskan, perpustakaan Unhas juga memiliki Sertifikat ISO 9100:2015 yang menandakan sistem pelayanan perpustakaan Unhas sudah bestandar internasional.

Selanjutnya pada sesi tanya jawab, Sugeng Suratno bertanya mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh Perpustakaan Universitas Hasanuddin dalam menjaga sumber informasi yang dimiliki. Ibu frenziana menjelaskan cara yang dilakukan adalah perpustakaan universitas hasanuddin sedang melakukan alih media untuk semua sumber informasi yang dimiliki. Sebagai informasi tambahan bahwasanya di Perpustakaan Universitas Hasanuddin sudah tidak menerima karya tulis ilmiah (Skripsi, Thesis, Disertasi) dalam bentuk tercetak.

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan cinderamata untuk semua narasumber. Kepala Perpustakaan Unhan RI kembali mengucapkan terimakasih kepada para narasumber yang telah memberikan banyak pengetahuan dan berharap kerjasama akan tetap terjalin dengan baik. Hasil dari studi banding secara daring ini akan dibahas dan diimplementasikan di perpustakaan Unhan RI. Perpustakaan Unhan RI akan berkembang menjadi lebih baik lagi dan akan selalu memberikan pelayanan prima.

perpusnas-carnaval

PERPUSNAS WRITERS FESTIVAL 2021

Tim Pengelola Website Perpustakaan Unhan RI

Jakarta – Perpustakaan Nasional RI dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-41 menyelenggarakaan Perpusnas Writers Festival dengan tema “Menulis, Membumikan Literasi” pada Senin (14/6/2021). Kegiatan yang akan diselenggarakan selama 5 (lima) hari sampai 18 Juni 2021 menghadirkan para tokoh dalam dunia penulisan, di antaranya Dewi Lestari, Asma Nadia, Ahmad Fuadi, dan Habiburrahman El Shirazy.

Festival ini merupakan salah satu strategi Perpusnas dalam menyiapkan ketersediaan konten literasi dan mendorong hadirnya penulis yang nantinya akan menjadi bagian dari upaya menghadirkan buku-buku yang dibutuhkan masyarakat.

Kepala Perpustakaan Nasional RI, M. Syarif Bando, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia sekarang sedang kelaparan buku. Oleh karena itu, ia mengapresiasi penyelenggaraan festival ini yang akan menjadi wadah bagi penulis untuk menuangkan kreatifitasnya.

Perpusnas berkomitmen akan terus mengembangkan kegiatan yang mendukung literasi dan kemampuan menulis masyarakat di masa yang akan datang.

Syarif kembali mengingatkan bahwa cara untuk menjadi negara maju sebenarnya sangat sederhana, yaitu dengan membaca. Ia memberi contoh negara Barat yang telah maju hanya dengan buku. Pengetahuan yang terkandung dalam buku akan ditransfer ke otak melalui proses membaca dan dengan bekal pengetahuan yang ada maka akan ada kemampuan untuk berlatih keterampilan, dan dengan itu akan dikembangkan penelitian yang akan melahirkan teknologi.

“Tak akan ada persembahan teknologi tercanggih yang bersaing percaturan global di seluruh dunia setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari, kalau tidak dengan membaca. Oleh karena itu, penting untuk menjadikan kegiatan seperti ini menjadi prioritas,” tegasnya.

Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, yang baru dilantik pada 30 April 2021 lalu sangat mengapresiasi kegiatan ini yang diakuinya sebagai terobosan dari Perpusnas. Gol A Gong yang juga seorang penulis merasa dilibatkan dalam upaya pengembangan literasi di Indonesia.

“Jarang lho penulis di Indonesia dikumpulkan, biasanya parsial. Jadi sekarang Perpusnas menjadi semacam pusat kebudayaan. Wah ini luar biasa,” urainya.

Sependapat dengan Gol A Gong, penulis Reda Gaudiamo merasakan dengan adanya kegiatan ini maka karena sekarang penulis memiliki wadah untuk berkreasi.

“Sekarang ini waktunya untuk bekerja sama, jadi penulis, penerbit punya rumah karena selama ini semua jalan sendiri-sendiri, kalaupun

Sementara itu, Dewi Lestari, penulis mengungkapkan bahwa banyak orang merasa sulit untuk menulis karena masalah ide bahan cerita dan akhirnya menulis menjadi sesuatu yang menakutkan.

Lebih lanjut Dewi mengatakan sebenarnya ada banyak hal yang dapat dijadikan bahan cerita tetapi yang menjadi tantangannya adalah pada skill menulis. Kemampuan menulis dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang pekerjaan

“Ide ataupun inspirasi itu hanya sebagian saja dari kegiatan menulis tetapi memiliki ide tidak cukup untuk kemudian mengembangkannya menjadi tulisan. Ide adalah benih tapi kalau benih ini mau kelihatan, butuh sesuatu ekstra di luar daripada itu, sehingga dibutuhkanlah yang namanya skill-skill inilah yang kemudian kita pelajari, kita kembangkan,” papar Dewi.

Dewi menambahkan bahwa kemampuan menulis bukan cuma perihal mengetik atau menyusun huruf tapi bagaimana kita bisa menjadi seorang pemikir kritis.

“Makanya skill menulis ini bisa bermanfaat bagi segala bidang karena berpikir kritis, berpikir logis itu akan terpakai, di kerjaan apa saja itu pasti akan selalu membantu kita,” imbuh Dewi.

Namun demikian, Gol A Gong berpendapat diperlukan adanya dukungan maksimal dari sisi hulu, yaitu pihak eksekutif, legislatif, dan yudikatif, dengan memperbaiki ekosistem perbukuan.

Ke depannya, Perpusnas diharapkan menjadi rumah bukan hanya bagi bahan bacaan tapi kepada mereka juga memproduksi bacaan yakni para penulis. Gerakan literasi tidak hanya sebatas memberikan bacaan kepada masyarakat tapi juga bagaimana kita mengajak masyarakat untuk menjadi orang-orang yang memproduksi bacaan.

Soal kepenulisan erat kaitannya dengan keterbacaan, seorang penulis untuk memulai menuangkan idenya yang kreatif dengan membaca. Di tahun 2020, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI melakukan kajian pada aktifitas membaca masyarakat Indonesia dan mendapatkan hasil yang cukup tinggi yakni rata-rata 9 jam 52 menit per pekan. Hal tersebut menjadi bantahan untuk rendahnya minat baca di Indonesia. Mengacu pada standar yang ditetapkan oleh UNESCO dimana seharusnya tiga buku untuk satu orang penduduk, menegaskan bahwa antusiasme membaca masyarakat Indonesia belum diimbangi dengan jumlah buku yang bisa diakses dan distribusinya.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas yang juga bertindak sebagai anggota Dewan Redaksi Perpusnas Press, Joko Santoso selaku moderator pada rangkaian kegiatan Perpusnas Writers Festival tahun 2021 hari kedua yang mengangkat tema “Menciptakan Harmonisasi Perkembangan Literasi”, Selasa (15/6/2021). Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, lokasi luring bertempat di Ruang Teater Lt. 2 Gedung Layanan Perpusnas Medan Merdeka Selatan dan daring melalui Zoom serta kanal Youtube Perpustakaan Nasional RI.

Menanggapi itu, Penulis sekaligus Pegiat Literasi, Maman Suherman sepakat bahwa berdasarkan pengalamannya berkeliling Indonesia dan bertemu dengan banyak TBM pun pemustaka, permasalahan yang ada bukan mengenai rendahnya minat baca, melainkan akses terhadap bahan bacaan.

Maman berkisah dia pernah tenggelam saat menaiki perahu Pustaka di Sulawesi Barat, namun saat itu bukan cuma dia yang diselamatkan tapi buku-buku pun dijaring, kemudian disetrika setiap halamannya. Dia menjadi saksi hidup betapa bahan bacaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat di daerah dan penyebarannya masih belum merata di seluruh Indonesia.

“Bagi mereka buku adalah berlian yang tidak boleh hilang dan harus sampai ke tujuan. Begitu sulitnya akses terhadap bahan bacaan menjadikan satu buku sangat berharga,” kenang pria yang akrab disapa Kang Maman.

Bupati Magetan, Suprawoto juga berpendapat bahwa akses terhadap bahan bacaan harus dipermudah. Adapun upaya yang sudah dilakukan di Magetan antara lain menempatkan perpustakaan di lokasi yang strategis dan melengkapinya dengan fasilitas yang mampu menarik masyarakat untuk berkunjung.

Suprawoto menceritakan di Magetan, perpustakaan ditempatkan di lokasi yang sangat strategis yaitu di samping alun-alun, dengan begitu masyarakat tentu antusias. Kemudian, supaya menarik di sana juga dipasang wi-fi cepat.

Lebih lanjut, Suprawoto juga mengatakan bahwa dengan menulis seseorang akan dikenang selamanya karena menulis merupakan sebuah aktifitas yang dapat menembus ruang dan waktu. Disamping itu, dia juga memilki filosofi hidup yakni sebagai keturunan Jawa dia berkewajiban untuk mempertahankan budayanya. Tanggung jawab tersebut Suprawoto tuangkan dalam bentuk tulisan berbahasa jawa.

“Kalau bahasa jawa hilang, saya berdosa,” ucap Suprawoto.

Jika melihat dari sisi hukum, bagi Akademisi, Helitha Novianty, negara harus hadir dalam memberikan dukungannya kepada penulis. Menurut Helitha yang juga seorang penulis, sudah menjadi tugas negara untuk mencerdaskan bangsa. Beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya menurunkan harga buku dan meningkatkan royalti penulis. Dengan demikian, harapan ke depannya profesi penulis dapat semakin dilirik untuk digeluti.

Helitha Novianty menjelaskan bahwa pembajakan seakarang sudah semakin masif, salah satu cara untuk menanggulanginya yaitu misalnya sama seperti teman-teman musisi yang mendapatkan royalti untuk setiap kali hasil karyanya didengar, di masa depan penulis juga harus mendapatkan royalti ketika buku mereka dibaca.

Pada umumnya penulis dihadapkan pada masalah penerbitan buku karena beberapa penerbit menerapkan standar tinggi pada kualitas penulisan dan nilai jual tulisan. Merespons hal ini Penulis, Asma Nadia berpesan bahwa seorang penulis harus bisa menulis sesuatu yang membahagiakan hatinya dan menghadirkan sesuatu yang diperlukan. Sehingga, setiap penulis akan berjuang dengan prinsip-prinsip yang mereka jalani dalam hidup.

Selesai sesi tanya jawab dan diskusi, acara diakhiri dengan foto bersama seluruh narasumber dengan seluruh hadirin yang menghadiri acara secara langsung ataupun melalui daring. Harapan dari acara ini supaya semangat menghasilkan karya tulis semakin besar dan meluas bagi masyarakat Indonesia.

-Tim Pengelola Website Peprustakaan Unhan RI-

onlinr

WEBINAR AKSES DATABASE EMERALD DAN PANDUAN MENERBITKAN ARTIKEL JURNAL

Tim Website UPT Perpustakaan Unhan RI

Sentul, 29 September 2021 UPT Perpustakaan Unhan RI menyelenggarakan Webinar Akses Database Emerald dan Panduan Menerbitkan Artikel Jurnal dengan tema “User Training and Guide to Getting Published: Insight From Faculty and Publisher”. Kegiatan ini dilaksanakan hasil kerjasama antara Perpustakaan Unhan RI dengan Emerald Publishing. Narasumber pada acara ini adalah Dr. Sri Sundari, S.E., M.M (Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI) dan Irwan Sukardi (Business Manager, Emerald Publishing).

Kegiatan webinar ini mendapat antusiasme yang tinggi dari pejabat Unhan RI dan seluruh civitas akademika dengan diikuti 348 peserta. Adapun peserta tersebut terdiri dari 89 Dosen, 207 Mahasiswa dan 52 staf Unhan RI. Turut hadir juga dalam acara webinar diantaranya, Warek III Unhan RI, Dr. Ir. Suhirwan, S.T., M.MT., M.Tr.Opsla., CIQnR., CIQaR., IPU. Beliau memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara webinar ini. Selanjutnya hadir juga Dekan Fakultas Vokasi, Dekan Fakultas Keamanan Nasional, dan Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan.

Acara di awali oleh sambutan dan pemaparan dari Dr. Sri Sundari, S.E., M.M yang menjelaskan bahwa acara webinar ini tidak hanya menjelaskan tentang cara menerbitkan (submission) jurnal, namun juga memberikan tips dalam mengakses artikel dalam database Emerald yang sudah dilanggan Perpustakaan Unhan RI. Kegiatan ini berjalan atas hasil kerjasama antara Perpustakaan Unhan RI dengan Emerald Publishing. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu database jurnal dan buku elektronik yang dilanggan oleh Perpustakaan Unhan RI.

Pada kesempatan ini, Kepala Perpustakaan Unhan RI memberikan pemahaman kepada peserta webinar bahwa perpustakaan memiliki peranan penting dalam proses belajar-mengajar di suatu institusi perguruan tinggi. Perpustakaan menyimpan berbagai informasi penting bagi civitas akademika guna mendukung perkuliahan, penelitian, dan menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sumber-sumber informasi secara elektronik memungkinkan kemudahan akses bagi pengguna sehingga memicu diseminasi informasi sebagai sumber referensi pembelajaran dan perkuliahan.

Lebih lanjut Kepala Perpustakaan Unhan RI menyampaikan bahwa publikasi ilmiah merupakan salah satu layanan utama yang dimiliki Perpustakaan Unhan RI untuk memenuhi kebutuhan informasi civitas akademika Unhan RI. Publikasi buku teks dan jurnal merupakan sumber informasi yang sangat diperlukan untuk menunjang penelitian, penulisan skripsi, tesis, disertasi, maupun penunjang dalam kegiatan perkuliahan.

Selain pentingnya cara mengakses artikel jurnal untuk memenuhi kebutuhan referensi dalam perkuliahan, publikasi ilmiah juga memiliki peran yang besar dalam meningkatkan kemajuan institusi perguruan tinggi. Dosen, peneliti, mahasiswa, dan civitas akademika lainya dituntut produktif dalam menghasilkan publikasi artikel jurnal ilmiah. Publikasi menjadi bukti utama orisinalitas penelitian yang dilakukan serta dapat menjadi modal rekam jejak peneliti sebagai akademisi. Lebih luas lagi, peneliti dapat membangun jejaring internasional melalui publikasinya tersebut.

Hal ini dinilai penting khususnya dalam meningkatkan publikasi jurnal ilmiah Unhan RI. Terlebih, Visi Unhan RI adalah Pada tahun 2024 menjadi Universitas Pertahanan berstandar kelas dunia (world class defense university) dengan berbasis riset yang melestarikan nilai-nilai kebangsaan. Komunitas akademis Unhan RI yang besar dan kompleks berpotensi besar dalam penerbitan karya-karya ilmiahnya. Besarnya potensi tersebut diharapkan mampu mewujudkan visi besar Unhan RI.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Irwan Sukardi yang mengenai cara akses jurnal. Database dari Emerald Publishing yang telah dilanggan oleh Perpustakaan Unhan RI dapat diakses secara langsung tanpa login apabila menggunakan jaringan internet Unhan RI. Namun untuk mengakses dari luar jaringan internet Unhan RI, pengguna harus mendaftar terlebih dahulu pada emerald.com/insight/register untuk dapat mengakses database yang dilanggan Perpustakaan Unhan RI.

Setelah mendaftar, akan dikirimkan notifikasi email terkait pembuatan password yang dapat digunakan untuk masuk ke dalam database Emerald. Pendaftaran ini bersifat gratis karena database-nya telah dilanggan oleh Perpustakaan Unhan RI. Hal ini sangat penting mengingat pada saat pandemi Covid-19, kegiatan perkuliahan dilaksanakan secara daring. Mahasiswa, dosen, peneliti, dan civitas akademika lainnya masih dapat memanfaatkan layanan yang dimiliki oleh Perpustakaan Unhan RI dengan leluasa, salah satunya layanan akses database jurnal elektronik.

Perpustakaan Unhan RI telah melanggan 3 (tiga) subjek pada database Emerald antara lain sebagai berikut health and social care, engineering dan public policy. Untuk mendapatkan hasil pencarian yang lebih spesifik, pengguna bisa memanfaatkan fitur advance search sehingga dapat ditampilkan hasil-hasil yang sesuai dengan query yang diinput oleh pengguna. Fitur advance search memungkinkan pencari informasi untuk menemukan informasi yang sesuai karena dilengkapi pilihan pencarian open access maupun menampilkan seluruh hasil pencarian, judul artikel, penulis, tahun terbit, bahasa, dan lain sebagainya. Hal ini lebih menghemat waktu dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Irwan Sukardi juga menjelaskan bahwa 90% artikel-artikel yang terdapat di dalam database Emerald sudah terindeks dalam scopus antara Q1 hingga Q4.

Wiwi Wijayanti menambahkan informasi bahwasannya Perpustakaan Unhan RI tidak melanggan semua subjek yang dimiliki oleh Emerald Publishing. Melainkan hanya melanggan subjek-subjek yang disesuaikan dengan program studi yang ada di Unhan RI. Pada database Emerald, hanya berlangganan 3 (tiga) subjek, namun Perpustakaan Unhan RI melengkapi kebutuhan subjek sesuai program studi lainnya pada database lain seperti Springer, OECD Ilibrary, Oxford University Press, AAAS, dan IG Publishing.

  1. ateri berikutnya dari Irwan Sukardi adalah penerbitan artikel jurnal ilmiah. Beliau menjelaskan terdapat 605 penulis pada tahun 2020 yang sudah mengirimkan dan menerbitkan artikel di Emerald Publishing. Hal ini mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Tabel 1. Daftar Jumlah Penulis di Database Emerald

Country

2017

2018

2019

2020

Brunei Darussalam

29

15

11

18

Indonesia

187

357

482

605

Japan

248

203

236

291

Malaysia

1.105

1.160

1.283

1.500

Philippines

37

42

47

69

Republic of Korea

419

369

385

363

Singapore

179

91

135

132

Thailand

163

146

180

186

Vietnam

65

74

119

199

Sumber: Irwan Sukardi (2021)

Karya ilmiah yang diterbitkan oleh Emerald Publishing diharapkan memberikan impact atau dampak yang dapat digunakan oleh masyarakat secara umum. Tidak hanya sekedar teori yang belum teruji sehingga memiliki nilai manfaat yang lebih.

Publikasi yang dimiliki oleh Emerald diantaranya adalah jurnal, buku, Emerald Open Research, dan koleksi studi kasus. Submission di Emerald gratis. Submission gratis tersebut mengharuskan seseorang yang akan membaca artikel harus membayar atau berlangganan database Emerald. Namun artikel yang diterbitkan secara open access, diperlukan biaya untuk Article Processing Charge (APC) sehingga pambaca artikel tidak perlu membayar sejumlah uang atau berlangganan database Emerald untuk mengakses artikel tersebut.

Terdapat beberapa proses dalam penerbitan suatu artikel jurnal. Diantaranya adalah research atau penelitian, menentukan jenis publikasi, menulis hasil penelitian, submission atau pengiriman artikel kepada pengelola jurnal, tahap peer review, tahap publikasi, diseminasi dan penyebarluasan artikel jurnal, serta impact atau dampak dan manfaat yang dihasilkan dengan terbitnya artikel jurnal tersebut.

Reviewer pertama kali melihat judul, abstrak dan kata kunci. Apabila judul, abstrak dan kata kunci memiliki penulisan yang baik dan menarik sesuai etika publikasi ilmiah, maka akan melangkah pada tahap selanjutnya. Apabila judul, abstrak dan kata kunci tidak baik, sebagian besar akan dihentikan prosesnya dan akan dikembalikan kepada penulis. Artikel yang baik harus memenuhi scope atau cakupan yang sesuai dengan topik penerbit jurnal.

Peneliti yang akan menerbitkan artikelnya diharapkan berhati-hati saat memilih penerbit. Hal tersebut dikarenakan banyak penerbit yang bersifat predator. Jurnal predator sendiri merupakan sebuah model bisnis yang mengeksploitasi jurnal open access untuk tujuan meraup keuntungan sebanyak mungkin tanpa memperdulikan kualitas jurnal ilmiah yang dipublikasikan. Dampak yang ditimbulkan apabila menerbitkan artikel di penerbit jurnal predator diantaranya adalah mengancam kualitas artikel ilmiah, rawan plagiarisme, adanya pungutan biaya besar oleh pengelola jurnal kepada peneliti, dan memberikan reputasi yang buruk pada peneliti. Oleh karena itu sebelum peneliti mengirimkan artikel jurnalnya, peneliti harus melakukan pemeriksaan dan identifikasi terhadap berbagai aspek penerbit.

Acara diakhiri dengan foto bersama narasumber dengan seluruh peserta kegiatan webinar. Para peserta sangat berharap agar UPT Perpustakaan Unhan RI dapat menyelenggarakan acara seperti ini secara rutin dan berkesinambungan guna meningkatkan kemampuan literasi informasi seluruh civitas akademika Unhan RI.

penyerahan-buku

PERPUSNAS RI BERIKAN PENGHARGAAN SERAH TERTIB KARYA CETAK KEPADA UNIVERSITAS PERTAHANAN RI

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI memberikan penghargaan kepada 30 pelaksana aktif serah, yang tertib menyerahkan karyanya. Acara dilaksanakan pada hari Senin, 13 September 2021 bertempat di Ruang Teater Perpusnas RI.

Terdapat sepuluh jenis koleksi terbitan atau publikasi yang diserah-simpankan ke Perpusnas, diantaranya atlas/peta, buku/monograf, bulletin, majalah, grey literature, jurnal, laporan, surat kabar, tabloid, dan karya rekam analog.

Penghargaan untuk jenis koleksi Atlas/peta diserahkan kepada Penerbit Indo Buwana dan Penerbit CV. Orion, sedangkan jenis koleksi tabloid diserahkan kepada Yayasan Penerbit “Galura” Bandung dengan judul tabloid Galura, dan Penerbit PT. Duta Karya Swasta dengan judul tabloid Sinar Tani.

Jenis koleksi grey literature diserahkan kepada STIKES Ngudia Husada Madura, Magister Terapan Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, dan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Jenis koleksi laporan, diserahkan kepada Bank Indonesia, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Unit Statistik, Survei, dan Liaison.

Sementara jenis koleksi bulletin diserahkan kepada Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dengan judul bulletin Cakra Samodra, dan buletin Energia Weekly dari PT. Pertama (Persero) Corporate Communication-Corporate Secretary.

Untuk jenis koleksi majalah, penghargaan diserahkan untuk Penerbit PT Aspirasi Pemuda dengan judul Majalah Ayahbunda, Penerbit Gaya Favorit Press dengan judul majalah Femina, majalah Parlementaria dari Bagian Pemberitaan Sekretariat Jenderal DPRD RI, serta majalah Mangle dari Penerbit PT Mangle Panglipur.

Jenis koleksi jurnal, penghargaan diberikan untuk Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) WIlayah IV Jawa Barat dan Banten dengan jurnal Ekono Insentif, Universitas Padjajaran dengan jurnal Dharmakarya, dan Universitas Pertahanan dengan jurnal Pertahanan dan Bela Negara.

Pertahanan Republik Indonesia diwakili oleh Kepala UPT Peprustakaan Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, S.E., M.M. Beliau menghadiri acara didampingi oleh Bapak Dindin, S.E selaku Pustakawan Muda Perpustakan Universitas Pertahanan RI. Dr. Sri Sundari mengucapkan terimakasih atas apresiasi dan penghargaan yang diberikan Perpusnas RI. Acara seperti ini akan semakin meningkatkan minat seluruh elemen masyarakat untuk menjalankan Undang-undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam (KCKR).

Kepala Perpustakaan dan Pustakawan Muda Universitas Pertahanan RI Sedangkan koleksi surat kabar, diberikan untuk Penerbit PT. Aksara Dinamika Jogja dengan surat kabar Harian Jogja, dan Penerbit PT Media Investor Indonesia dengan surat kabar Investor Daily Indonesia.

Jenis koleksi monograf/buku, diantaranya Penerbit Ellunar Publisher, Penerbit Goresan Pena, Penerbit CV. Graha Pustaka, Penerbit Farha Pustaka, Penerbit Bhuana Ilmu Populer, dan Penerbit Ashyara Media Indonesia.

Sedangkan jenis koleksi karya rekam analog diserahkan untuk Produsen Karya Rekam Armico, PT Multimedika Digital Indonesia, dan yayasan Kebudayaan Rancage.

Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penulis, musisi, maupun penerbit yang secara tertib menyerahkan karya cetak maupun karya rekam ke Perpusnas. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam (KCKR).

“Tanpa penulis, tanpa pengarang, tanpa penerbit, tanpa musisi, semua perpustakaan di seluruh dunia hanya simbol gedung tua yang tak berisi. Jadi, isi daripada perpustakaan yang menjadi simbol kemajuan peradaban adalah apa yang diciptakan penulis maupun musisi,” ujarnya dalam Pekan Penghargaan Tahun 2021 yang diselenggarakan secara hybrid, Senin (13/9/2021).

Esensinya, lanjut Syarif Bando semua karya yang telah diciptakan itu adalah yang terbaik sesuai dengan kemanfaatannya oleh kelompok masyarakat yang memanfaatkannya. Dan menjadi tugas Perpusnas untuk menghimpun, menganalisis berapa banyak bahan bacaan yang tersedia dan berapa buku yang dibutuhkan masyarakat, sehingga jelas ada kemanfaatannya.

Dikatakan, siapa yang telah menuliskan buku, dia telah mendaftarkan keabadian namanya dalam suatu jaman yang tiada akhir. Dan begitu dahsyatnya ilmu pengetahuan yang dibukukan, jauh lebih dahsyat daripada persenjataan.

Karena satu peluru memang hanya menembus satu kepala tapi sejatinya menghancurkan jutaan nilai kemanusiaan, sebaliknya satu buku yang didigitalkan memang akan menembus jutaan kepala sekaligus menumbuhkan milyaran kemanusiaan baru.

“Itulah esensi peradaban. Terima kasih telah berkontribusi unuk simbol negara yang maju. Karena semakin banyak buku yang dihasilkan makin tinggi tingkat peradaban yang dicapai,” ungkapnya.

Banyak hal yang akhirnya melatarbelakangi lahirnya Undang-Undang Serah Simpan Karya Cetak Karya Rekam (UU KCKR) Nomor 13 Tahun 2018. UU Sosialisasi UU KCKR terbaru diharapkan mampu menumbuhkan kesepahaman yang sama diantara semua pelaku yang disebutkan dalam UU.

Direktur Deposit Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional Lucya Damayanti mengatakan sedikitnya ada lima faktor kenapa Perpusnas belum bisa maksimal menghimpun seluruh koleksi (tercetak/terekam) yang notabene adalah buah karya atau pikir anak bangsa.

Pertama, kurangnya kesadaran para pelaku (penerbit/pengusaha rekaman) menyerahkan karya cetak maupun karya rekamnya ke Perpusnas dan Perpustakaan Daerah. Yang kedua, UU KCKR sebelumnya (UU Nomor 4 Tahun 1990, red) belum mengikuti perkembangan teknologi. Ketiga, di UU sebelumnya belum mengatur kewajiban warga negara asing (WNA) yang apabila melakukan penelitian di dalam negeri, baik untuk kepentingan komersil atau tidak untuk menyerahkan hasilnya sebagai KCKR. Keempat, belum ada efek jera. Penerapan sanksi belum efektif. “Akibatnya, KCKR yang terhimpun baru sekitar 30 persen,” beber Lucya saat Sosialisasi UU KCKR Nomor 13 Tahun 2018 di Jakarta, Senin, (25/2).

UU KCKR Nomor 13 Tahun 2018 secara ringkas mengatur subjek wajib KCKR, baik warga negara Indonesia maupun WNA, mekanisme hasil KCKR mulai dari penerimaan, pencatatan sampai pengawasan, pemberian penghargaan kepada penerbit sampai masyarakat yang berperan, kewajiban pemerintah menyediakan pendanaan dalam menghimpun KCKR sesuai kemampuan, dan peran serta masyarakat terhadap KCKR.

UU KCKR terbaru, ditegaskan Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, adalah sebuah legitimasi. Produk reformasi. UU ini dirancang bukan sebagai pengepul dari karya-karya yang diserahkan tapi harus berperan sebagai penghubung lintasan sejarah, apalagi terkait peradaban bangsa. “Indonesia adalah salah satu peradaban tertua di dunia,” ujar Kepala Perpusnas.

capture_5

PERPUSTAKAAN UNHAN MELAKSANAKAN AKREDITASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Oleh: Tim Perpustakaan Universitas Pertahanan

Perpustakaan Universitas Pertahanan melaksanakan akreditasi perpustakaan perguruan tinggi. Akreditasi perpustakaan adalah salah satu cara untuk mencapai standar yang dibutuhkan perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pemustakanya. Akreditasi perpustakaan adalah pengakuan formal oleh lembaga akreditasi perpustakaan yang menyatakan bahwa perpustakaan tersebut telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Visi Universitas Pertahanan adalah pada tahun 2024 menjadi universitas pertahanan berstandar kelas dunia dengan berbasis riset yang melestarikan nilai-nilai kebangsaan. Hal ini tentunya harus diwujudkan melalui dukungan dari seluruh elemen yang ada di lingkungan Universitas Pertahanan, salah satunya adalah peran perpustakaan. Perpustakaan sebagai penunjang sarana pendidikan memiliki fungsi lain sebagai pendukung dalam pelaksanaan riset yang dilakukan oleh civitas akademika Universitas Pertahanan melalui penyediaan informasi untuk keperluan penelitian pemustaka. Oleh karena itu, perpustakaan harus memiliki standar pengelolaan dan pelayanan yang prima untuk mencukupi kebutuhan informasi civitas akademika Universitas Pertahanan.

Direktur Standarisasi dan Akreditasi Perpustakaan Nasional RI, Drs. Supriyanto, M.Si. menyampaikan bahwa perpustakaan adalah sumber informasi dan sarana transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat menjadikan peran perpustakaan semakin penting. Perpustakaan diharapkan mampu membuka diri dan mampu mengembangkan visi dan misinya mengikuti tujuan, visi serta misi lembaga induk.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menjelaskan bahwa terdapat standar minimal yang harus dipenuhi oleh suatu perpustakaan. Hal tersebut diimplementasikan untuk pengendalian mutu perpustakaan melalui sistem akreditasi. Akreditasi Perpustakaan Universitas Pertahanandipandu oleh Drs. Supriyanto, M.Si. selaku Direktur Standarisasi dan Akreditasi Perpustakaan Nasional RI, Drs. Tisyo Haryono, MLS selaku Ketua LAP-N Perpustakaan Nasional RI, dan Sri Rizki Pudji Lestari, S.Sos selaku Pustakawan Ahli Pertama Perpustakaan Nasional RI. Akreditasi perpustakaan perguruan tinggi meliputi enam komponen penilaian yang meliputi standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan pengelolaan serta standar komponen-komponen penguat.

Drs. Supriyanto, M.Si. dalam sambutannya menjelaskan bahwa Universitas Pertahanan perlu diapresiasi karena telah memberi dukungan pengembangan perpustakaan sehingga siap untuk dilakukan akreditasi. Kegiatan akreditasi juga merupakan salah satu bentuk evaluasi pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia Nomor 7330:2009 tentang Perpustakaan Perguruan Tinggi. Kegiatan akreditasi juga merupakan salah satu upaya pembinaan kualitas perpustakaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga induk perpustakaan di Indonesia.

Pembinaan perpustakaan dilaksanakan dengan dua metode yang diantaranya sebagai berikut:

  1. Memperbanyak jumlah perpustakaan

Upaya pembinaan perpustakaan secara kuantitas dilakukan melalui pendirian perpustakaan dengan berbagai jenis bantuan. Hingga saat ini Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara yang memiliki jumlah perpustakaan terbanyak di dunia.

  1. Meningkatkan kualitas perpustakaan

Secara kualitas, Perpustakaan Nasional RI telah melakukan akreditasi penyelenggaraan perpustakaan sesuai dengan standar nasional perpustakaan. Adapun terdapat hampir 2000 perpustakaan di Indonesia sudah terakreditasi dan 275 perpustakaan perguruan tinggi telah terakreditasi.

Perpustakaan Universitas Pertahanan merupakan unit pelaksana teknis di bidang perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada Rektor dan pembinaannya dilakukan oleh Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan. Perpustakaan Universitas Pertahanan memiliki visi menjadi sumber pusat ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pertahanan dan nilai nilai kebangsaan untuk tercapainya Universitas Pertahanan sebagai universitas berstandar kelas dunia.

Adapun Misi Perpustakaan Universitas Pertahanan antara lain sebagai berikut:

  1. Menyediakan sumber informasi bagi pemustaka serta meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan informasi dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan penelitian yang terakreditasi nasional maupun internasional.
  2. Menyediakan sarana dan prasarana modern dengan pemanfaatan tekhnologi dan informasi sebagai penunjang dalam mengelola dan melestarikan koleksi perpustakaan.
  3. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai instansi, perguruan tinggi nasional dan internasional.
  4. Meningkatkan profesionalisme pustakawan dalam kegiatan diklat maupun seminar untuk menunjang tercapainya pelayanan prima di perpustakaan.

Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

  1. Penyusunan rencana, program dan anggaran Unit Pelaksana Teknis;
  2. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan bahan perpustakaan;
  3. Pengolahan bahan perpustakaan;
  4. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan perpustakaan;
  5. Pemeliharaan dan perawatan bahan perpustakaan; dan
  6. Pelaksanaan urusan tata usaha Unit Pelaksana Teknis.

Perpustakaan Universitas Pertahanan berdiri sejak tahun 2011 hingga sekarang, memiliki jumlah koleksi kurang lebih dari 10.000 judul buku atau 15.000 ekslemplar buku belum termasuk koleksi tesis (2.357 judul), majalah dan buku referensi (611 Judul) serta Jurnal ilmiah 5.349 Jurnal.

Pelayanan yang ada di Perpustakaan Universitas Pertahanan meliputi:

  1. Layanan sirkulasi merupakan layanan yang berkaitan dengan kegiatan peminjaman dan pengembalian buku, penanganan keterlambatan pengembalian peminjaman buku, pengenaan denda, pergerakan bahan pustaka yang telah selesai digunakan/ shelving.
  2. Layanan referensi merupakan layanan yang menyediakan koleksi referensi seperti tesis, laporan penelitian, kamus, ensiklopedia, direktori, indeks, bibliografi, abstrak, almanak, peta, atlas dan sebagainya.
  3. Layanan komputer atau multimedia adalah layanan yang menyediakan penggunaan komputer dan akses internet yang bisa diakses melalui jaringan wifi selama 24 jam non stop dan gratis. Layanan internet bisa diakses di seluruh ruangan layanan di perpustakaan.
  4. Layanan penelusuran merupakan layanan untuk membantu dalam mengidentifikasi, mengakses, menemukan dan mengevaluasi informasi.
  5. Layanan baca di tempat merupakan layanan yang dapat dipakai sebagai sarana bagi pemustaka warga kampus Universitas Pertahanan, maupun pemustaka yang bukan warga kampus Universitas Pertahanan yang ingin memanfaatkan koleksi yang ada tanpa harus meminjam atau dibawa pulang.
  6. Layanan ISBN merupakan layanan untuk membantu pengurusan pembuatan nomor ISBN ke Perpustakaan Nasional untuk menerbitkan Nomor ISBN.

Pelaksanaan asesmen lapangan dimulai dengan peninjauan lokasi perpustakaan dan berbagai layanan serta fasilitas-fasilitas penunjang seperti pojok baca, taman baca, layanan peminjaman mandiri, layanan multimedia, layanaan baca ebook dan lain sebagainya. Seluruh personel Perpustakaan Universitas Pertahanan terlibat dalam kegiatan tersebut.

Adapun kegiatan verifikasi instrumen akreditasi dilaksanakan dengan membagi dua kelompok sebagai berikut:

  1. Drs. Tisyo Haryono, MLS., melaksanakan verifikasi instrumen akreditasi komponen koleksi, sarana dan prasarana, serta pelayanan perpustakaan.
  2. Drs. Supriyanto, M.Si., melaksanakan verifikasi instrumen akreditasi komponen tenaga, penyelenggaraan dan pengelolaan, serta komponen penguat.
  3. Sri Rizki Pudji Lestari, S.Sos., menjadi pendamping asesor dalam kegiatan akreditasi.

Pesonel Perpustakaan Universitas Pertahanan yang terlibat dalam pelaksanaan verifikasi instrumen antara lain sebagai berikut:

  1. Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, S.E., M.M., CIQaR
  2. Heru Siswanto, S.Sos
  3. Dindin, S.E
  4. Sugeng Suratno, S.E
  5. Julinar T. Simanjuntak
  6. Muhamad Sopari, S.Hum
  7. Faisol Abdul Kharis, S.Hum., M.Han
  8. Ahmad Qori Fadilla, S.SI dan
  9. Abdul Najib A.Md

Kegiatan asesmen lapangan ditutup oleh asesor dengan membacakan indeks nilai akreditasi sementara sebesar 92,52 dengan kategori Akreditasi A. Hal tersebut ditanggapi positif oleh Kepala Perpustakaan Universitas Pertahanan, Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, S.E., M.M., CIQaR dengan harapan asesor dapat mempertahankan indeks nilai tersebut di hadapan sidang forum akreditasi Perpustakaan Nasional RI. Adapun harapan kepala untuk Perpustakaan Universitas Pertahanan adalah perpustakaan dapat bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan kepada pemustaka. Terakreditasinya Perpustakaan Universitas Pertahanan diharapkan dapat menyulut semangat instansi perguruan tinggi lain untuk mengembangkan perpustakaan dan melaksanakan akreditasi. Penilaian akreditasi ini sifatnya sementara yang selanjutnya akan disampaikan dalam forum komite akreditasi perpustakaan. Sehingga nantinya asesor akan memberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan dan kelengkapan instrumen bukti fisik perpustakaan.

capture_4

PELUNCURAN DAN PENYERAHAN BUKU KARYA DR. YUSSUF SOLICHIEN

Oleh : Tim Perpustakaan

Adapun Universitas Pertahanan RI turut serta dalam Peluncuran dan Sumbangan Buku Karya Hasil Dr. Yussuf Solichien M. Universitas Pertahanan RI diwakilkan oleh Dekan FMP Laksda TNI Dr. Kasih Prihantoro, S.E., M.M., M.Tr (Han) dan Kepala UPT Perpustakaan Unhan RI Kolonel Chb (K) Dr. Sri Sundari, S.E., M.M. sebagai penerima buku yang telah disumbangkan oleh Dr. Yussuf Solichien M.

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Han) menghadiri undangan acara peluncuran buku yang ditulis oleh Mayjen TNI Marinir (Purn) Dr. H. Yussuf Solichien M di Auditorium/Theatre Perpustakaan Nasional R.I., Jl. Lapangan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/02).

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan penayangan video riwayat hidup penulis dan sambutan penulis Mayjen TNI Marinir (Purn) Dr. H. Yussuf Solichien M.

Setalah memperkenalkan diri kepada hadirin beliau memberikan suatu motivasi di tengah pandemi ini, beliau mengatakan “Pandemi Covid 19, banyak orang memandang ini suatu malapetaka, suatu marabahaya, ada sebagian orang ini merupakan peluang kesempatan bisnis-bisnis kesehata dan bisnis online ini malah lebih berkah, nah mungkin saya termasuk yang kedua nih Pak Joko.” Penulis mengatakan , “Bahwa di tengah pandemi Covid-19 ini kita selalu berada dirumah, inilah kesempatan saya untuk menulis buku ini dan hasilnya dua buku ini yang saya luncurkan hari ini.”

Adapun buku pertama berjudul “Against All Odds (Menghadapi Segala Rintangan)”. “Karena di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, semua bisa terjadi asalkan kita berusaha dan berdoa kepada Tuhan kita. Buku kedua berjudul Peran Negara dalam Memberantas Ilegal Fishing,” ujar Penulis dalam sambutannya.

Dalam membuat buku yang kedua ini yang berjudul “Peran Negara dalam Memberantas Ilegal Fishing”, penulis mengedit dari Disertasi yang telah ia selesaikan dalam Doktor Ilmu Politik di Universitas Indonesia. Buku tersebut mengupas tentang illegal fishing, “kenapa sih masih marak, lalu apa kebijakan negara dalam mengahadapi illegal fishing ini, dan apa peran negara untuk memberantas illegal fishing baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten, dan aparat penegakan hukum apa perannya,” tutur penulis. “Tujuan saya menulis buku ini adalah untuk memberikan legacy kepada anak cucu saya, kepada perwira muda TNI dan Polri serta pada Aparat Sipil Negara (ASN) yang muda-muda bahwa pernah ada seorang prajurit Marinir yang kariernya jatuh bangun dan pernah menjadi ketua umum Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia(HNSI), semoga buku ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi penerus,” ungkapannya.

Acara tersebut pun turut dihadiri oleh pejabat penting yang hadir dalam acara tersebut, seperti Ketua MPR Bambang Soesatyo, Asisten Perencanaan dan anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, S.E., M.M., Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Madya Aan Kurnia, Mayjen TNI Mar(Purn) Djoko Pramono, Mayjen TNI Mar(Purn) Buyung Lalana dan pejabat penting Kementerian.

Ketua MPR pun turut memberikan ucapan kepada Mayjen TNI Marinir (Purn) Dr. H. Yussuf Solichien M. yang telah mengahasilkan 2 buku karya sekaligus, dan menjadikan sebuah motivasi di tengah pandemi ini. “buku pertama Against All Odds, adalah sebuah buku yang meceritakan perjalanan hidup dan karir penulis dan buku kedua Peran Negara dalam Memberantas Ilegal Fishing, adalah refleksi pemikiran sahabat kita Dr. H. Yussuf Solichien M dalam memberantas Illegal Fishing yang masih menyisahkan berbagai persoalan,” ungkapnya.

Penulisan kedua buku ini tentu saja selaras dengan kapasitas dan muatan yang penulis punya, yaitu sebagai prajurit Marinir yang sekarang menjadi panglima nelayan. Melainkan juga relevan dan kontekstual dengan kebijakan pemerintah saat ini. Sebagai prajurit Marinir dan Forum DPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia beragam tantangan dan persoalan yang mengikuti perubahan revolusi yang harus dijalankan.

Dari judul buku Against All Odds, adalah cerminan sikap ketegaran penulis dan sigap segala menghadapi rintangan dan tantangan dalam menghadapi kehidupan, prinsip dan keyakinan yang menjadi pokok hidupnya dimana ada kemauan disitu ada jalan, tentu saja pencapaian dan kesuksean sedang diraih tanpa perjuangan. Ibarat filosofi dalam ungkapan jawa jer basuki mawa beya “bahwa untuk meraih kesuksean harus ada perjuangan yang tidak lelah dan pantang menyerah serta didorong semngat, tekad , dan spirit yang kuat,” ujar Ketua MPR, Bambang Soesatyo.

Against All Odds adalah betul-betul apa yang ingin disamoaikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin dan kalau ada kemauan pasti semuanya mungkin,” tutur Koni. Dr. Koni pun menyampaikan bahwa buku terdapat 6 keywords kemauan, tekad, semangat tinggi, kerja keras, konsistensi, dan pantang menyerah. Jika ingin bernegosiasi maka bernegolah dengan orang nomor satu sehingga langsung dapat perhatian lebih jangan orang yang di bawahnya. Tantang saya kepada bapak adalah segera buat buku kembali, karena bapak yang mengusul perkembangan atau pengembangan kekuatan TNI AL dari 2005-2025, maka tantangan saya bapak segera buat buku penggunaan anggaran.” Ujarnya.

Kepala BAKAMLA pun turut memberikan tanggapan terhadap buku hasil dari Yussuf Solichien. “buku ini sangat menarik dan membuka pikiran kita tentang ancaman keamanan laut secara umum. Buku ini mengkonfirmasi dugaan saya tentang kondisi keamanan laut di Indonesia saat ini ada sejumlah kondisi yang menjadi celah besar dalam upaya untuk menjamin keamanan laut di Indonesia,” tutur beliau.

Bahwa ancaman kemanan laut mencakup penyelundupan perompakan, pembajakan, invasi, pelanggaran wilayah, kecelakaan laut, dan pencemaran lingkungan, tetapi penaggulangannya masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh yang pertama kelemahan peraturan dan perundangan di lingkungan maritim baik terkait sanksi dan implementasi, mekanisme kerja dan hubungan antara lembaga yang masih koordinatif dalam menangani urusan tertentu, rendahnya kuantitas sarana patroli dan penegakan hukum sehingga kehadiran di laut dalam penegakkan hukum dan faktor penagkalan menjadi tidak optimal.

Menurut Aan Kurnia dalam buku nya pun juga disampaiakan konsep kerangka kerja untuk mengatasi 3 kondisi yaitu mendorong penyederhanaan tata kelola keamanan laut dengan penempatan BAKAMLA sebagai leading agency bisa dilihat halaman 362, sehingga negara bisa lebih fokus mengalokasikan anggaran untuk pengawalan laut Indonesia,” ujar beliau.

Dinamika lingkungan strategis menunjukan adanya potensi ancaman terhadap keamanan dan keselamatan di wilayah Laut Natuna Utara dengan meningkatnya estalasi di laut China Selatan.

Setelah menanggapi buku dari berbagai narasumber yang diluncurkan oleh Mayjen TNI Marinir (Purn) Dr. H. Yussuf Solichien M. Penulis mencetak 2.500 eksemplar yang akan disumbangkan kepada Lembaga Pendidikan TNI/POLRI (Akmil, AAL, AAU, Akpol, Sesko TNI, Seskoad, Seskoal, Seskoau, dan Sespimpol) dan Lembaga Pendidikan Tinggi (Lemhannas, UI, Unhan, Unpas, ITI, Unas, dll) dan untuk para Perwira TNI/TNI AL/ Korps Marinir dan Pengurus HNSI.

Adapun buku yang telah diberikan kepada Universitas Pertahanan RI sebanyak 2 judul ( t all Odds dan Peran Negara dalam Memberantas Illegal Fishing) masing-masing judul memiliki 10 eksemplar. Total buku yang diberikan sebanyak 20 buku dan disimpan di Perpustakaan Unhan RI.